Daftar Hadits riwayat Abu Daud


Kitab : Sunah
Bab : Tentang Takdir
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 4691 Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Kalangan Qadariah adalah majusinya umat ini, apabila mereka sakit, maka janganlah kalian menjenguknya dan jika meninggal dunia, maka janganlah kalian menyaksikannya." (Hasan) ( Ath-Thahawiyah (242), Ar-Raudh (197), Al Misykah (107) )
2 4693 Dari Abu Musa Al Asy'ari RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang di dalamnya terdapat beberapa unsur. Kemudian keturunannya menjadi beragam sesuai dengan unsur tanahnya. Ada diantara mereka yang berkulit merah, putih, hitam dan antara warna-warna itu, ada yang lembut dan yang keras, ada yang buruk dan yang baik'." (Shahih) ( At-Tirmidzi (3243) )
3 4694 Dari Ali RA, ia berkata, "Kami pernah berada di pemakaman Baqi dan saat itu ada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW mendekat dan duduk sambil membawa sebatang tongkat. Beliau membuat garis dengan tongkat tersebut. Kemudian mengangkat kepalanya dan berkata, "Tidak seorang pun di antara kalian kecuali telah Allah SWT tentukan tempatnya; di neraka atau di surga. Dan tidak seorang pun dari kalian kecuali telah Allah tentukan, ia menjadi orang yang bahagia atau sengsara. " Ali RA berkata, "Kemudian ada seorang lelaki berkata, "Wahai Nabi Allah, tidakkah sebaiknya kita berdiam diri (pasrah); mengikuti apa yang telah digariskan dan tidak berbuat apa-apa. Maka siapa yang digariskan menjadi orang yang meraih kebahagiaan ia akan memperolehnya dan yang digariskan menjadi orang yang sengsara, maka ia akan sengsara?" Rasulullah SAW menjawab, "Beramallah... setiap orang akan dimudahkan menuju jalannya yang telah digariskan. Barangsiapa yang digariskan menjadi orang yang bahagia, maka ia akan dimudahkan menuju kebahagiaan, dan barangsiapa yang digariskan menjadi manusia yang menderita, maka ia akan dimudahkan kepada penderitaan." Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah, "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. " (Qs. Al-Lail [92]: 5-10) (Shahih) ( Ibnu Majah (78), Bukhari )
4 4695 Dari Yahya bin Ya'mar, ia berkata, "Orang yang pertama kali membicarakan masalah takdir di Basrah adalah Ma'bad Al Juhani. Kemudian aku bersaama Humaid bin Abdurrahman Al Himyari pergi menuju kota suci Mekah untuk melaksanakan ibadah haji —atau Umrah—. Saat itu, kami berkata, "Jika kami bertemu dengan salah seorang sahabat Nabi SAW, maka kami akan tanyakan tentang permasalahan takdir. Kemudian kami bertemu dengan Abdullah bin Umar RA yang sedang masuk masjid. Kami mendekatinya dan aku mengira sahabatku itu mempersilahkanku untuk menjadi juru bicara kami. Maka aku berkata kepada Ibnu Umar, "Wahai Abu Abdurrahman, telah muncul di daerah kami orang-orang yang membaca Al Qur'an dan mereka juga menuntut ilmu. Mereka memiliki keyakinan bahwa tidak ada takdir atas apa yang terjadi dan apa yang terjadi adalah hal yang baru tanpa campur tangan takdir." Ibnu Umar RA menjawab, "Jika kalian bertemu dengan orang-orang yang bersikap demikian, maka kabarkanlah kepada mereka sesungguhnya aku berlepas diri dari mereka. Dan mereka berlepas diri dariku. Demi Dzat yang Abdullah bin Umar bersumpah atas-Nya; kalau saja mereka menyedekahkan emas sebesar gunung uhud, maka Allah SWT tidak akan menerimanya sehingga mereka beriman kepada takdir." Kemudian Ibnu Umar berkata, "Umar bin Khaththab RA telah berbicara kepadaku, ia berkata, 'Sewaktu kami berada bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba saja datang seorang lelaki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam; Tidak nampak bahwa ia telah menempuh suatu perjalanan, namun tidak seorang pun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian ia mendekati Rasulullah SAW; duduk berdekatakan dengan Nabi hingga kedua lututnya bersentuhan dengan lutut Nabi SAW dan meletakan kedua tangannya di atas pahanya. Setelah itu, ia berkata, 'Wahai Muhammad, jelaskanlah kepaaku tentang Islam?' Rasulullah SAW menjawab, 'Islam adalah engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaknya engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melaksanakan haji jika kau mampu.' Mendengar jawaban tersebut, lelaki itu berkomentar, 'Engkau benar!' Saat itu, kami pun merasa heran dengan sikap lelaki itu, ia bertanya, namun setelah itu membenarkan jawaban yang diberikan Nabi SAW. Lelaki itu berkata lagi, 'Jelaskanlah kepadaku tentang iman.'Rasulullah SAW menjawab, ''Kamu beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, para Rasul-Nya, beriman kepada hari akhir dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.' Lelaki itu berkomentar lagi, 'Engkau benar.' Kemudian ia berkata lagi, 'Jelaskanlah kepadaku tentang ihsan.' Rasulullah SAW menjawab, ''Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.' Lelaki itu berkata lagi, 'Jelaskanlah kepadaku tentang Kiamat.' Rasulullah SAW menjawab, ' Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada si penanya.' Lelaki itu bertanya lagi, 'Jika demikian, jelaskanlah kepadaku mengenai tanda-tandanya?' Rasulullah SAW menjawab, 'Jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika orang-orang yang miskin telah berlomba-lomba membangun rumahnya secara megah'. "Umar meneruskan kisahnya, "Kemudian lelaki itu pergi dan kami tinggal selama tiga hari, kemudian Rasulullah SAW berkata, ' Wahai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya kemarin?'Aku (Umar RA) menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'la adalah malaikat Jibril, datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian'." (Shahih) ( Ibnu Majah (63), Muslim )
5 4696 Dari Yahya bin Ma'mar dan Humaid bin Abdurrahman; keduanya berkata, "Kami pernah bertemu dengan Abdullah bin Umar, kemudian kami menceritakan tentang perdebatan yang terjadi dalam permasalahan takdir, dan diceritakanlah sebagaimana yang tertera dalam hadits sebelum ini. Namun ada tambahan, "Kemudian ada seorang lelaki dari Muzainah atau Juhainah bertanya kepada Nabi SAW, 'Wahai Rasulullah, bagaimanakah status perbuatan yang akan kami lakukan. Apa pekerjaan tersebut berdasarkan takdir yang telah ditetapkan atau berdasarkan sesuatu yang baru?" Rasulullah SAW menjawab, "Berdasarkan apa yang telah ditetapkan." Kemudian seorang lelaki -atau beberapa orang dari kaum-bertanya, "Jika demikian, apa gunanya kita beramal?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya para ahli surga akan dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli surga dan ahli neraka akan dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli neraka." (Shahih) ( Muslim (1/29) )
6 4697 Dari Ibnu Ya'mar... dengan hadits yang sama; namun dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Dia berkata, "Apakah itu Islam?" Rasulullah SAW menjawab, "Mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, berpuasa di bulan Ramadhan dan mandi jinabah." (Shahih) ( At-Taliq Ar-Raghib (1/92) )
7 4698 Dari Abu Dzar RA dan Abu Hurairah RA; keduanya berkata, "Suatu hari, ketika Rasulullah SAW duduk bersama dengan para sahabatnya, tiba-tiba datanglah seorang lelaki asing dan tidak ada seorangpun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia bertanya. Setelah itu, kami meminta izin kepada beliau untuk membuatkan beliau sebuah tempat khusus guna memudahkan orang-orang asing itu menemui beliau. Kemudian kami buatkan untuk beliau sebuah tempat yang lebih tinggi dan beliau pun duduk di atasnya dan kami duduk mengelilingi beliau... Kemudian keduanya memaparkan kisah sebagaiaman kisah yang diutarakan oleh Umar RA... Lalu datanglah seorang lelaki dan memberi salam kepada jama'ah yang ada. Dan Rasulullah SAW pun menjawab salamnya." (Shahih) ( An-Nasa'i (4991) )
8 4699 Dari Ibnu Dailami, ia berkata, "Aku pernah mendatangi Ubai bin Ka'b. Dan kukatakan kepadanya, 'Ada sesuatu yang mengganjal perasaanku tentang permasalahan takdir.' Kemudian ia berbicara kepadaku tentang sesuatu, semoga Allah SWT menghilangkan apa yang meresahkan hatiku. Kemudian ia (Ubai bin Ka'ab) berkata, 'Jika Allah SWT mengadzab seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, hal yang demikian bagi-Nya bukanlah satu kezhaliman kepada mereka. Dan jika Allah SWT menganugerahkan rahmat kepada mereka, maka rahmat yang diberikan-Nya lebih baik dibandingkan dengan amalan yang telah mereka kerjakan. Jika kamu memiliki harta emas sebesar gunung uhud dan kamu sedekahkan di jalan Allah SWT, maka Allah SWT tidak akan menerima amalanmu, yang demikian berlaku hingga kamu beriman kepada takdir dan meyakini bahwa apa yang (ditakdirkan) menimpamu tidak akan meleset darimu, dan apa yang (ditakdirkan) tidak mengenaimu, ia tidak akan menimpamu. Jika kamu meninggal dunia dalam kondisi tidak beriman kepada hal ini, maka kamu akan masuk menjadi penghuni neraka." Kemudian aku (Ibnu Dailami) berkata, "Setelah itu, aku pergi mengunjungi Ibnu Mas'ud RA; Dan iapun berkata hal yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Ubai bin Ka'ab. Kemudian aku datang mengunjungi Hudzaifah bin Al yaman; Dan iapun menyatakan hal yang sama. Ketika aku datang mengunjungi Zaid bin Tsabit, iapun berkata hal yang sama sambil meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW." (Shahih) ( Ibnu Majah (77) )
9 4700 Dari Abu Hafshah. Ia berkata, "Ubadah bin Shamit pernah berkata kepada anaknya, 'Wahai anakku, sesungguhnya kamu tidak akan merasakan nikmatnya iman hingga kamu mengetahui dan meyakini bahwa apa yang (ditakdirkan) akan menimpamu, tidak akan meleset darimu, dan apa yang (ditakdirkan) tidak mengenaimu, ia tidak akan menimpamu. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah SWT adalah qalam. Kemudian Allah SWT berfirman; 'Tulislah!' Qalam menjawab, 'Tuhanku apa yang harus aku tulis?' Tulislah takdir (ketentuan) segala sesuatu hingga datangnya hari Kiamat.' Wahai anakku. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang meninggal dunia dalam kondisi tidak memiliki keyakinan yang demikian (dalam kondisi tidak beriman kepada takdir), maka ia bukan bagian dari umatku'. "(Shahih) ( Ath-Thahawiyah (232), Al Misykah (94) Azh-Zhilal (102-107) )
10 4701 Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW; beliau bersabda, "Adam AS dan Musa AS pernah berdialog (berdebat). Musa AS berkata, 'Wahai Adam, engkau adalah bapak kami. Engkaulah yang telah membuat kami keluar dari surga.' Adam AS menjawab, 'Wahai Musa, Allah SWT telah memilihmu dan memberimu kitab Taurat; engkau menyalahkanku atas sesuatu yang telah ditaqdirkan (ditetapkan) oleh Allah SWT untukku empat puluh tahun sebelum aku diciptakan. Maka Adam AS telah mengalahkan Musa AS'. " (Shahih) ( Ibnu Majah (80) Muttafaq 'Alaih )
11 4702 Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesunggunya Musa AS pernah bermunajat kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepada kami Nabi Adam AS yang telah mengeluarkan kami dan juga dirinya dari surga." Kemudian Allah SWT memperlihatkan Nabi Adam AS. Setelah itu, Musa AS berkata, "Wahai Adam, engkau adalah bapak kami. " Adam menjawab, "Ya, benar." Engkaulah yang telah ditiupkan ruh oleh Allah SWT dan diberikan pengetahuan tentang nama-nama dan para malaikat diperintahkan untuk sujud kepadamu." Adam menjawab, "Ya, benar." Musa AS bertanya, "Jika demikian, kenapa engkau keluarkan kami dan juga dirimu dari surga?" Adam AS bertanya, "Siapakah kamu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Adam berkata, "Kamu adalah seorang Nabi dari kalangan Bani Israil yang Allah SWT berbicara denganmu dari balik tabir. Dan ketika berbicara denganmu Allah SWT berbicara secara langsung tanpa perantara dari makhluk-Nya? " Musa AS berkata, "Benar. " Adam AS berkata, "Tidakkah kamu mengerti bahwa apa yang aku alami telah ditentukan Allah SWT sebelum aku diciptakan?" Musa menjawab, "Benar." Adam berkata, "Jika demikian, kenapa kamu menyalahkanku atas sesuatu yang telah ditakdirkan untukku' sebelum diciptakan? " Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Maka Adam telah mengalahkan Musa, Adam telah mengalahkan Musa." (Hasan) ( AshShahihah (17022) Azh-Zhilal (1307). )
12 4703 Dari Muslim bin Yasar Al Juhanni; Sesungguhnya Umar bin Khaththab RA pernah ditanya tentang firman Allah, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka (Qs. Al A'raaf [7]: 172) Al Qan'abi (guru Abu Daud) membaca ayat ini, Kemudian Umar RA menjawab, 'Aku pernah mendengar Rasulullah SAW juga pernah ditanya dengan pertanyaan seperti ini. Kemudian beliau menjawab, "Sesungguhnya setelah Allah SWT menciptakan Adam AS, Allah SWT mengusap punggungnya dengan tangan-Nya. Maka keluarlah keturunan Adam AS dari punggungnya. Kemudian Allah SWT berfirman, 'Aku ciptakan mereka untuk masuk ke dalam surga dan mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan orang yang bakal menjadi penghuni surga.' Setelah itu, Allah SWT mengusap lagi punggungnya dan keluarlah keturunan Adam AS. Kemudian Allah SWT berfirman, 'Aku ciptakan mereka untuk masuk ke dalam neraka dan mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan orang yang bakal menjadi penghuni neraka.' Saat itu, ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu apa gunanya beramal?" Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya jika Allah SWT menciptakan seorang makhluk yang bakal menjadi penghuni surga, maka Allah SWT akan menjadikannya beramal dengan amalan penghuni surga hingga ia meninggal dunia dalam kondisi sebagai orang yang melakukan amal perbuatan penghuni surga. Dengan demikian, ia akan masuk ke dalam surga. Dan jika Allah SWT menciptakan seorang hamba yang bakal menjadi penghuni neraka, maka Allah SWT akan menjadikannya beramal dengan amalam penghuni neraka. Kemudian ia meninggal dunia dalam kondisi sebagai orang yang mengerjakan pekerjaan penghuni neraka. Dengan sebab itu, maka ia masuk ke dalam neraka. " (Shahih) ( Aqidah Ath-Thahawiyyah - dengan keterangan dan komentar (30). As-Sunnah (203). Al Misykah (96). Ad-Dha'ifah (3071), Azh-Zhilal (196, 201) )
13 4705 Dari Ubai bin Ka'ab, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya anak kecil yang dibunuh oleh Khidir AS adalah seorang anak yang telah ditakdirkan menjadi orang yang melakukan amalan penghuni neraka. Jika sempat besar, maka ia akan berbuat zhalim kepada kedua orang tuanya dan menjadi seorang yang kufur'." (Shahih) ( At-Tirmidzi (3371) )
14 4706 Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Ubai bin Ka'b telah berbicara kepada kami, ia berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah SAW menjelaskan firman Allah, "Dan adapun anak itu, maka kedua orangtuanya adalah orang-orang mukmin'. " (Qs. Al Kahfi [18]: 80) Sesungguhnya anak kecil tersebut telah ditakdirkan menjadi seorang yang kufur." (Shahih) ( Muslim )
15 4707 Dari Ibnu Abbas RA, "Ubai bin Ka'ab pernah berbicara kepadaku, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, 'Khidhir melihat seorang anak kecil yang sedang bermain dengan yang lain. Kemudian Khidhir memegang kepala anak tersebut dan membunuhnya.' Saat itu, Musa AS bertanya kepadanya, 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih?'. " (Qs. Al Kahfi [18]: 74) (Shahih) ( Muttafaq 'Alaih )
16 4708 Kemudian menjadi alaqah selama itu, dan menjadi mudghah selama itu pula. Setelah itu diutus malaikat dan diperintahkan untuk mencatat empat perkara; Ditulislah rejekinya, ajalnya, amalnya, kemudian ditulis pula nasibnya; apakah ia akan bahagia atau sengsara. Setelah itu, ditiupkanlah ruh kepadanya. Sungguh salah seorang diantara kalian telah terbiasa melakukan amalan penghuni surga hingga batas antara dirinya dengan surga hanya tinggal sejengkal, namun takdir telah mendahuluinya, maka ia melakukan perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk ke dalamnya (neraka). Dan, sungguh salah seorang diantara kalian telah terbiasa melakukan perbuatan neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sejengkal, namun takdir telah mendahuluinya, maka ia pun melakukan perbuatan ahli surga dan iapun memasukinya (surga). " (Shahih) ( Ibnu Majah (76) Muttafaq 'Alaih )
17 4709 Dari 'Imran bin Hushain, ia berkata, "Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW, 'Wahai Rasulullah SAW; apakah calon penghuni surga dan calon penghuni neraka telah diketahui?' Beliau menjawab, Ya.' Orang itu kembali bertanya, 'Jika demikian, apa gunanya kita beramal?' Rasulullah SAW menjawab, 'Semua akan dimudahkan menuju garis akhir yang telah ditentukan'. " (Shahih) ( Bukhari (7552), Muslim (8/48) )