عن حكيم بن حزام رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ مَنْ أَصَابَهُ بِحَقِّهِ بُورِكَ لَهُ فِيهِ ، وَرُبَّ مُتَخَوِّضٍ فِيمَا شَاءَتْ بِهِ نَفْسُهُ مِنْ مَالِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ لَيْسَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلاَّ النَّارُ
Dari Hakim bin hizam radhiyallahu anhu berkata, bersabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam :
“Sesungguhnya harta itu hijau dan manis. Siapa mengambilnya sesuai haknya, ia diberkahi dalam harta itu. Dan berapa banyak orang yang mengelola harta Allah dan rasul-Nya sesuai kehendak nafsunya sendiri, yang pada hari kiamat tidak ada balasan baginya selain neraka.” (HR. Tirmidzi).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
- Wajib bagi setiap muslim memperoleh harta dengan cara yang benar dan hendaknya mereka mencari rezeki dari jalan yang dibolehkan dan diridhai oleh syariat. Serta menjauhi mata pencarian yang jelek dan diharamkan.
- Keberkahan akan hilang dari harta yang diperoleh dengan cara haram walaupun jumlahnya banyak dan berlipat-lipat.
- Tidak ada sedikitpun yang bisa diharapkan dari harta yang telah hilang keberkahannya.
- Terkadang, manusia (muslim) bisa saja lupa dan lalai dalam mencari rezeki dari jalan yang tidak dibenarkan syariat. Hal itu karena godaan setan atasnya, selain karena memang beban hidup yang ia tanggung terasa begitu berat. Di samping jalan haram yang ada dan terlihat, sejatinya banyak juga jalan halal untuk mencari nafkah.
Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :
- Allah juga membukakan berbagai pintu rezeki bagi para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشاً
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. An-Naba: 11).
- Mengkonsumsi yang halal :
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
[Surat Al-Maida : 88].