Artikel Hadits  Kembali

Tawakal Hanya Kepada Allah yang Maha Hidup
Oleh : Ustadz Muslih Rasyid

عن ابن عباس رضي الله عنهما أيضًا: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم كَانَ يقول: ((اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَليْك تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ. اللَّهُمَّ إِنِّي أعُوذُ بعزَّتِكَ؛ لا إلهَ إلا أَنْتَ أنْ تُضلَّني، أَنْتَ الحَيُّ الَّذِي لا يَمُوتُ، وَالجِنُّ والإنْسُ يَمُوتُونَ)). مُتَّفَقٌ عَلَيه

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda - dalam berdoa: "Ya Allah, kepadaMulah saya menyerahkan diri, denganMu saya beriman, atasMu saya bertawakkal, kehadhiratMu saya bertaubat, denganMu saya berbantah - menghadapi musuh-musuh agama." "Ya Allah, saya mohon perlindungan dengan kemuliaanMu, tiada Tuhan melainkan Engkau, kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati, sedangkan semua jin dan manusia pasti mati." (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

  1. Bolehnya tawassul (menjadikan sesuatu sebagai perantara) dalam do’a dengan iman dan amalan sholih di mana amalan yang utama adalah amalan hati berupa tawakkal pada Allah dan khudhu’ (tunduk dan patuh).
  2. Segala urusan atas kuasa Allah. Tidak ada kuasa bagi hamba terhadap sesuatu selain melalui kuasa Allah.
  3. Di antara bentuk Islam dan Iman adalah bertawakkal pada Allah (menyerahkan seluruh urusan pada Allah disertai melakukan sebab atau usaha).
  4. Tawakkal pada Allah dan bertakwa pada-Nya adalah sebab datangnya pertolongan.
  5. Allah memiliki sifat ‘izzah (kemuliaan) dan yang dimaksud ‘izzah adalah kekuatan dan menang atas yang lainnya serta Allah bersendirian dalam kesempurnaan.
  6. Dibolehkannya isti’adzah (meminta perlindungan pada) dengan ‘izzah-Nya (kemuliaan-Nya). Dan beristi’adzah (meminta perlindungan) dengan kemuliaan Allah adalah di antara bentuk tawassul melalui sifat Allah yang kita berdo’a dengan mengatakan, “Allahumma bi ‘izzatika [Ya Allah, dengan kemuliaan-Mu]”. Dibolehkannya tawassul pada Allah dengan sifat ilahiyah dan mentauhidkan-Nya.
  7. Allah menyesatkan siapa saja sesuai kehendak-Nya dan melindungi siapa saja dari kesesatan. Oleh karena itu, kita dituntut meminta perlindungan pada Allah agar tidak terjerumus dalam kesesatan.
  8. Jin itu ada, dan mereka bisa hidup dan bisa mati. Kehidupan bagi jin dan manusia berbeda dengan sifat hidupnya Allah. Jin dan manusia memiliki kekurangan dalam sifat hidup karena mereka pasti akan mati. Sedangkan Allah kekal abadi.
  9. Tawakkal hanya boleh ditujukan pada Allah dan tidak boleh pada selain-Nya karena Allah Maha Hidup dan tidak mati.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

  1. Yakin dan tawakal
    وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
    Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. [Surat Al-Ahzab : 22]
  2. Tawakal medatangkan pertolongan Allah.
    وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
    Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. [Surat At-Talaq : 3]
  3. Allah menyesatkan siapa saja sesuai kehendakNya dan melindungi siapa saja dari kesesatan.
    مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
    Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi. [Surat Al-Araf : 178]


Sumber : ONE DAY ONE HADITS  alhadist.com