عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال ،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barang siapa yang akhir ucapannya La ilaaha Illallah maka dia masuk jannah (surga).”
(HR. Abu Dawud no. 3116)…”
Pelajaran yang terdapat didalam hadist :
- Sesungguhnya siapa dimasa hidupnya disibukkan dengan membela agama Allah dengan mendalami dan mengajarkan serta memperjuangkan. Maka Allah mewafatkan beliau sebagaimana dengan apa yang ia amalkan semasa hidupnya.
- Orang yang ikhlas ialah yang memahami Laa Ilaaha Illallah, mengamalkannya, dan menyeru kepadanya sebelum menyeru kepada (masalah-masalah) yang lainnya. Sebab kalimat ini mengandung tauhid (pengesaan Allah), yang karenanya Allah menciptakan alam semesta ini.
- Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru pamannya Abu Thalib ketika menjelang ajal:
يا عم قل: لا إله إلا االله ، كلمة أحاج لك بها عند الله، و أبى أن يقول: لا إله إلا االله
"Wahai pamanku, katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), seuntai kalimat yang aku akan berhujjah dengannya untukmu di sisi Allah, namun ia (Abu Thalib) enggan mengucapkan Laa Ilaaha Illallah". [HR. Bukhari dan Muslim].
- Maka siapa saja yang meninggal dengan memiliki salah satu tandanya maka itu merupakan berita gembira diantaranya dapat mengucapkan syahadat menjelang kematian sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang shahih diantaranya:
قوله: صلى الله عليه وسلم : ( من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة ) .
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa ilaaha illallah maka dia masuk surga )
Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :
- Kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan menetapkannya untuk Allah semata. Mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah adalah wajib dan harus didahulukan dari seluruh rukun yang lain.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا الله
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah". (QS. Muhammad: 19).
- Selama 13 tahun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tinggal di Makkah, beliau mengajak (menyeru) bangsa Arab: "Katakanlah, 'Laa Ilaaha Illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)", namun mereka menjawab: "Hanya satu tuhan?, kami belum pernah mendengar seruan seperti ini?" Demikian itu, karena bangsa Arab memahami makna kalimat ini. Sesungguhnya barangsiapa mengucapkannya, niscaya ia tidak menyembah selain Allah. Maka dari itu mereka meninggalkannya dan tidak mau mengucapkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada mereka:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, 'Laa Ilaaha Illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)', mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan Rasul-Rasul (sebelumnya)". (QS. Ash Shaffat: 35-37).
- Orang muslim apabila ditanya di dalam kuburnya, ia mengemukakan persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Yang demikian itu adalah firman-Nya,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim :27).