Artikel Hadits  Kembali

Pentingnya Orang Kepercayaan Yang Shaleh
Oleh : Ustadz Muslih Rasyid

عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم قال: ((مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَبِيٍّ، ولا استَخْلَفَ مِن خَليفةٍ، إلا كانَتْ لَهُ بِطَانَتانِ؛ بِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالمعْرُوفِ، وَتَحُضُّهُ عليه، وَبِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالشَّرِّ، وَتَحُضُّهُ عليه، والمَعْصُوم مَنْ عَصمَ اللهُ))

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabd: "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi dan mengangkat seorang khalifah melainkan dia mempunyai dua orang kepercayaan: Satu orang kepercayaan yang senantiasa menganjurkan dan mendorongnya untuk berbuat baik (makruf), dan satu orang kepercayaan yang menyuruh dan mendorongnya untuk berbuat buruk. Maka orang yang terjaga adalah orang dijaga oleh Allah". (Bukhari, 7198).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

  1. Segala sesuatu hanya Allah yang menetapkan. Dialah yang menyelamatkan hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan karunia dan kecurahan rahmatNya.
  2. Hubungan antara para pemimpin dengan orang-orang kepercayaannya ada tiga tipe:
    1. Pemimpin yang selalu menerima dari orang kepercayaannya saran-saran yang baik dan tidak pernah menerima saran-saran yang buruk.
    2. Pemimpin yang selalu menerima dari orang kepercayaannya saran-saran yang buruk dan tidak pernah menerima saran-saran yang baik. Hal ini terkadang dijumpai terutama bila pemimpin itu adalah orang kafir.
    3. Pemimpin yang terkadang menerima dari orang kepercaannya saran-saran yang baik, dan terkadang menerima saran yang buruk.
  3. Di dalam hadis terdapat peringatan bagi para pemimpin yang menangani urusan kaum muslimin untuk memilih orang kepercayaannya orang yang saleh.
  4. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ummul Mu'minin Aisyah radhiallahu 'anha dalam sebuah hadis marfu': "Barang siapa di antara kalian yang menjadi pemimpin dan Allah menghendaki kebaikan dalam tugasnya itu, maka Dia akan menjadikan baginya seorang kepercayaannya yang saleh, yang mengingatkannya apabila ia lupa dan membantunya ketika ia ingat. (Lihat Fathul Bari, jilid 13, halaman 189, 191.)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

  • Menunaikan apa-apa yang diamanatkan Allah kepada kita, berupa perintah-perintah dan larangan. Sesungguhnya amanat itu tanggung jawabnya besar.
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُون َ
    "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui". (Al-Anfal [8]:27).

Sumber : ONE DAY ONE HADITS