Artikel Hadits  Kembali

Harta Adalah Tanggung Jawab
Oleh : Ustadz Muslih Rasyid

عن خولة بنتِ عامر الأنصارية وهي امرأة حمزة رضي الله عنه وعنها، قَالَتْ: سمعت رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((إنَّ رِجَالًا يَتَخَوَّضُونَ في مَالِ الله بغَيرِ حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَومَ القِيَامَةِ)). رواه البخاري.

Dari Khaulah binti Tsamir al-Anshariyah dan ia adalah isterinya Hamzah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: "Sesungguhnya ada beberapa orang yang membelanjakan harta Allah - yakni harta milik kaum Muslimin - tanpa dasar kebenaran, maka bagi mereka itu adalah neraka pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)

Pelajaran Yang terdapat di dalam hadist:

  1. Pertanggungjawaban
    Perkataan yatakhawwaduna dari al-khaudu, makna asalnya menyelam, semacam orang yang menyelam di dalam air, yakni melakukan tindakan yang jelek. Padahal harta adalah adalah tanggung jawab, Anda tidak boleh mengatakan, “ini hartaku” lantas Anda melakukan tindakan yang jelek terhadap harta seenaknya.
  2. Harta dalam hadits ini disebut dengan maalillah. Ini menunjukkan harta memiliki kemuliaan, karena disandarkan langsung pada lafadz jalalah Allah. Yang termasuk di dalamnya adalah harta atau kas negara dan harta pribadi.
  3. Harta akan dimintai pertanggungjawaban. Maka lakukanlah tindakan pada harta sesuai yang Allah syariatkan, yaitu untuk menafkahi diri sendiri dan menafkahi orang yang wajib dinafkahi. Bayarlah zakat yang wajib, bersedekah dengannya kepada orang yang membutuhkan dan berwasiat dengan harta setelah mati agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik atau untuk wakaf sehingga menjadi sedekah jariah. Ini tindakan yang baik atas harta yang Anda diberi pahala karenanya.
  4. Adapun jika menggunakan harta untuk maksiat dan syahwat yang haram, maka ini adalah membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar. Atau boros dalam pembelanjaan dan membuang-buang harta maka ini juga termasuk membelanjakan harta Allah dengan cara yang tidak benar.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an:

  1. Harta Adalah Kebaikan yang Besar.  Alah Ta’ala menjadikan harta untuk kepentingan hamba, maka harta adalah nikmat dari Allah, Allah menyebut harta dengan kebaikan yang besar.
    كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ..
    “Diwajibkan atas kalian jika tanda-tanda kematian telah mendatangi kalian, jika dia meninggalkan kebaikan (meninggalkan harta) yang banyak maka kami wajibkan untuk berwasiat.” (al-Baqarah ayat 180)
  2. Sesungguhnya Allah memberikanmu harta agar seorang dapat memanfaatkannya dan memberikan manfaat untuk orang lain sebagai nikmat dari Allah. Dan harta adalah ujian agar nampak tindakan dalam harta ini apakah  menggunakannya untuk suatu hal yang baik atau buruk.
    إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
    “Sesungguhnya harta dan anakmu adalah ujian.”(At taghubun:15)
  3. Dan dialah harta Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
    وَآتُوهُم مِّن مَّالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ
    Dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Allah berikan kepada kalian.(QS. An-Nur: 33).


Sumber : ONE DAY ONE HADITS  alhadist.com