1 |
2723 |
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Hamzah telah bercerita kepada kami Ibrahim
bin Sa'ad dari Shalih bin Kaisan dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah dari
'Abdullah bin 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menulis surat kepada Qaishar (Raja Romawi) yang
isinya mengajaknya agar memeluk Islam. Maka Beliau mengutus Dihyah Al Kalbiy dengan
membawa surat Beliau kepadanya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkannya agar pertama memberikannya kepada pembesar Bushra untuk
kemudian memberikanya kepada Qaishar. Dan Qaishar, ketika Allah memenangkan dia
menghadapi pasukan Persia, dia berjalan antara kota Himsh sampai ke kota Iyliya' sebagai
rasa syukur atas kemenangan yang Allah berikan kepadanya. Ketika surat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam datang kepada Qaishar dia berkata setelah membacanya:
"Bawalah ke hadapanku seseorang yang berasal dari kaumnya agar aku dapat bertanya
kepada mereka tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhu berkata; Abu Sufyan bin Harb bercerita kepadaku bahwa saat itu dia sedang berada di
negeri Syam bersama orang-orang Quraisy yang mengunjungi negeri itu dalam rangka
berdagang pada masa (perdamaian/berlangsungnya gencatan senjata) antara Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang kafir Quraisy, Abu Sufyan berkata: "Maka
utusan Qaishar menemui kami ketika kami berada di Syam lalu dia berangkat mengajak aku
dan teman-temanku hingga ketika kami sampai di negeri Iyliya' kami dipersilahkan masuk
menemui Qaishar yang saat itu sedang duduk di majelis kerajaannya sedang dia
mengenakan mahkota sementara di sekelilingnya ada para pembesar kerajaan Romawi.
Maka dia berkata kepada penterjemahnya: "Tanyakanlah kepada mereka siapa diantara
mereka yang paling dekat nasab (hubungan darahnya) dengan laki-laki yang mengaku dirinya
sebagai Nabi tersebut". Abu Sufyan berkata; maka aku katakan: "Akulah orang yang paling
dekat nasabnya ". Dia bertanya: "Apa hubungan nasab kamu dengan dia?" Aku jawab: "Dia
adalah anak dari pamanku". Dan saat itu memang tidak ada seorangpun dari keturunan Bani
'Abdu Manaf selain aku. Lalu Qaishar berkata lagi: "Dekatkanlah dia kepadaku". Lalu dia
memerintahkan teman-temanku dan menjadikan mereka berada di belakangku berbaris
dekat bahuku. Kemudian dia berkata kepada penterjemahnya: "Katakanlah kepada teman-
temannya bahwa aku bertanya kepada orang ini tentang laki-laki yang mengaku dirinya
sebagai Nabi. Bila dia berdusta maka kalian dustakanlah dia". Abu Sufyan berkata: "Demi
Allah, seandainya pada saat itu bukan karena rasa malu yang akan berdampak buruk
terhadap teman-temanku (bila berdusta) pasti aku sudah berdusta ketika dia bertanya
tentang dia (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam). Akan tetapi aku malu bila kemudian
memberikan citra buruk kepada mereka tentang kedustaan sehingga aku
membenarkannya". Kemudian dia berkata lagi kepada penterjemahnya: "Katakan
kepadanya, bagaimana hubungan nasab laki-laki ini di tengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Di
kalangan kami, dia adalah orang yang punya nasab (keturunan) yang baik". Dia bertanya lagi:
"Apakah pengakuannya (sebagai Nabi) ini ada orang di antara kalian sebelum dia yang
pernah mengatakannya?" Aku jawab: "Belum pernah ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian
dahulu menuduhnya dia pernah berbohong sebelum dia mengatakan pengakuannya ini?"
Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dari nenek moyangnya ada yang
pernah menjadi raja?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia berttanya lagi: "Apakah orang yang
mengikutinya dari kalangan orang-orang terpandang atau dari kalangan orang-orang
lemah?" Aku jawab: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang lemah". Dia
bertanya lagi: "Apakah pengikutnya semakin bertambah atau berkurang? '". Aku jawab:
"Bahkan semakin bertambah". Dia bertanya lagi: "Apakah ada orang yang menjadi murtad
kembali karena benci terhadap ajaran agamanya setelah memeluknya?" Aku jawab: 'Tidak
ada". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berkhiyanat?" Aku jawab: "Tidak pernah. Dan
kami sekarang berada dalam masa perdamaian dan kami khawatir bila dia berkhiyanat. Abu
Sufyan berkata: "Raja tidak memberi kesempatan sedikitpun kepadaku untuk dapat aku
masukkan satu kata agar aku mencelanya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) dimana aku
tidak takut bila ucapan itu dapat memberi kesan (buruk) orang lain tentang aku". Dia
bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya atau dia memerangi kalian?" Aku jawab: "Ya".
Dia melanjutkan: "Bagaimana kesudahan dari perang kalian?" Aku jawab: "Kemenangan dan
kekalahan silih berganti antara kami. Terkadang dia mengalahkan kami dan kadang dalam
kesempatan lain kami yang mengalahkannya". Dia bertanya lagi: "Lalu apa yang
diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia memerintahkan kami agar kami
ber'ibadah kepada Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun
dan dia melarang kami (menyembah) apa yang disembah oleh nenek moyang kami. Dia juga
memerintahkan kami untuk mendirikan shalat, bershadaqah, kejujuran, memenuhi janji dan
menunaikan amanat". Dia berkata kepada penterjemahnya ketika aku sedang menjawab itu
semua: "Katakan kepadanya, bahwa ketika aku bertanya kepadamu tentang nasabnya di
tengah-tengah kalian, kamu menjawab bahwa dia orang yang memiliki nasab (kedudukan)
yang baik. Dan begitulah memang seorang Rosul yang selalu diutus di tengah-tengah nasab
(keturunan) kaumnya. Dan ketika aku bertanya kepadamu, apakah ada orang di antara kalian
yang mengatakan pengakuan ini sebelum dia, kamu menjawab tidak ada. Maka aku katakan
seandainya ada seseorang dari kalian yang pernah mengatakannya sebelum dia berarti
orang ini hanya mengikuti ucapan orang sebelum dia. Dan ketika aku bertanya apakah kalian
pernah menuduhnya berdusta sebelum dia mengucapkan pengakuannya ini, kamu
menjawabnya belum pernah. Maka dari hal itu aku mengetahui bahwa tidak mungkin dia
menjauhkan perkataan dusta terhadap manusia lalu berani berdusta terhadap Allah. Dan
ketika aku bertanya kepadamu apakah ada dari nenek moyangnya yang menjadi raja, kamu
menjawab tidak ada. Aku katakan seandainya ada dari nenek moyangnya yang pernah
menjadi raja aku katakan berarti orang ini sedang mencari (menuntut kembali) kerajaan
nenek moyangnya. Dan ketika aku bertanya kepadamu apakah orang-orang yang
mengikutinya dari kalangan orang-orang terpandang atau orang-orang yang lemah, kamu
menjawab bahwa orang-orang yang lemahlah yang mengikutinya. Dan memang merekalah
yang menjadi para pengikut Rosul. Dan ketika aku bertanya kepadamu apakah pengikutnya
semakin bertambah atau berkurang, kamu menjawab bahwa mereka semakin bertambah.
Dan memang begitulah iman akan terus bertambah menjadi sempurna. Dan ketika aku
bertanya kepadamu apakah ada orang yang menjadi murtad karena benci kepada ajaran
agamanya setelah dia memeluknya, kamu menjawabnya tidak ada. Dan memang begitulah
iman apabila telah masuk ke dalam lubuk hati tidak akan ada orang yang membencinya
(tentang ajaran agamanya). Dan ketika aku bertanya kepadamu apakah dia pernah
berkhiyanat kamu menjawabnya tidak pernah. Dan memang begitulah para Rosul tidak akan
berkhiyanat. Dan ketika aku bertanya kepadamu apakah kalian memeranginya dan dia
memerangi kalian kamu menjawab telah sering terjadi peperangan dan bahwa peperangan
kalian dan dia silih berganti. Terkadang dia mengalahkan kalian dan kadang pula kalian dapat
mengalahkannya dalam kesempatan lain. Dan memang begitulah para Rosul diuji dan
kesudahannya pasti kemenangan menjadi milik mereka. Dan ketika aku bertanya kepadamu
apa yang dia perintahkan kepada kalian, kamu jawab bahwa dia memerintahkan kalian agar
kalian ber'ibadah kepada Allah dengan tidak menyekutukuan-Nya dengan sutau apapun dan
melarang kalian dari apa yang disembah oleh nenek-moyang kalian dan dia memerintahkan
kalian untuk mendirikan shalat, bershadaqah, kejujuran, memenuhi janji dan menunaikan
amanat". Raja berkata: "Itulah sifat-sifat seorang Nabi. Sungguh aku sudah mengetahui
bahwa Nabi terakhir telah muncul tapi aku tidak pernah menyangka kalau dia datang dari
kalangan kalian (Quraisy). Seandainya apa yang kamu ucapkan itu benar, sungguh dia akan
menguasai tanah yang sekarang berada di bawah kedua telapak kakiku ini dan seandainya
aku ada harapan untuk menjumpainya pasti aku mengharuskan diriku untuk menemuinya.
Dan seandainya aku sudah berada di hadapannya pasti aku akan basuh kedua telapak
kakinya". Abu Sufyan berkata: "Kemudian dia meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu dibacakan kepadanya yang isinya adalah; "Bismillahir rahmaanir rahiim. Dari
Muhammad, hamba Allah dan Rosul-Nya, untuk Heraklius, Raja Romawi, Keselamatan bagi
orang yang mengikuti petunjuk. Kemudian dari pada itu, sungguh aku menyeru kamu dengan
seruan Islam. Masuklah kedalam Islam maka kamu akan selamat. Masuklah Islam niscaya
Allah akan memberimu pahala dua kali. Namun bila kamu enggan maka kamu akan
menanggung dosa bangsa Arisiyyiin (Erapa). Dan; (Disalam surat itu Beliau menuliskan
firman Allah QS Alu 'Imran ayat 63) yang artinya: ("Hai ahli kitab, marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka
berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah) ". Abu Sufyan berkata: "Ketika sang Raja sudah
menyelesaikan pernyataannya itu tiba-tiba terdengar suara gaduh orang-orang yang berada
di sekelilingnya dari para pembesar Romawi dan semakin bertambah kegaduhan me reka dan
aku tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. Kemudian kami diperintahkan agar keluar.
Ketika aku hendak keluar bersama teman-temanku dan aku telah menjauh dari majelis
mereka aku berkata kepada teman-temanku: "Sungguh besar perkara anak Abu Kabsyah ini.
Inilah seorang Raja Bani Ashfar (Bangsa berkulit kuning/Romawi) yang dia juga
mengkhawatirkannya". Abu Sufyan berkata lagi: "Demi Allah, aku senantiasa merasa hina
dan sangat yakin bahwa urusan (agamanya) akan berjaya hingga akhirnya Allah
membukakan hatiku untuk menerima Islam padahal sebelumnya aku membencinya".(Shahih) |