Daftar Hadits riwayat Bukhari


Kitab : Hadits-hadits yang meriwayatkan tentang para Nabi
Bab : Firman Allah "Dan Allah telah mengangkat nabi Ibrahim sebagai kekasih-Nya"
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 104 yang artinya ("Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya"). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari qiyamat adalah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dan ada segolongan orang dari sahabatku yang akan diculik dari arah kiri lalu aku katakan: "Itu Sahabatku, Itu sahabatku". Maka Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu". Aku katakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih (firman Allah dalam QS al-Maidah ayat 117 - 118 yang artinya ("Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku ) hingga firman-Nya ( Engkau Maha Perkasa lagi Maha bijaksana").(Shahih)
2 3100 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami Al Mughirah bin an-Nu'man berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan". Lalu Beliau membaca firman Allah QS al -Anbiya' ayat(Shahih)
3 3101 Telah bercerita kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata telah mengabarkan kepadaku saudaraku, 'Abdul Hamid dari Ibnu Abi Dza'bi dari Sa'id Al Maqburiy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nabi Ibrahim Aalaihissalam bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari qiyamat. Ketika itu wajah Azar ada debu hitam lalu Ibrahim berkata kepada bapaknya: "Bukankah aku sudah katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?". Bapaknya berkata; "Hari ini aku tidak akan menentangmu?" Kemudian Ibrahim berkata; "Wahai Rabb, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan bapakku yang jauh (dariku)?". Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir". Lalu dikatakan kepada Ibrahim; "Wahai Ibrahim, apa yang ada di kedua telapak kakimu?". Maka Ibrahim melihatnya yang ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Maka anjing itu diambil kakinya lalu dibuang ke neraka".(Shahih)
4 3102 Telah bercerita kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata telah bercerita kepadaku Ibnu Wahb berkata telah bercerita kepadaku 'Amru bahwa Bukair bercerita kepadanya dari Kuraib, maula Ibnu 'Abbas dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk kedalam al-Bait (Ka'bah) dan Beliau dapatkan patung Nabi Ibrahim dan patung Maryam, maka Beliau bersabda: "Tidakkah mereka mendengar bahwa malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar (patung)?. Ini patung Ibrahim (yang diperlambangkan seseorang yang hobi mengundi nasib) padahal dia tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah) ".(Shahih)
5 3103 Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Ma'mar telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika melihat patung di dalam al-Bait (Ka'bah) Beliau tidak memasukinya hingga Beliau perintahkan agar dibersihkan. Dan Beliau melihat ada patung Nabi Ibrahim dan Isma'il yang pada tangan keduanya ada azlam (anak panah), maka Beliau bersabda: "Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah keduanya sama sekali tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah) ".(Shahih)
6 3104 Telah bercerita kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah bercerita kepada kami Yahya bin Sa'id telah bercerita kepada kami 'Ubaidullah berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Abi Sa'id dari Bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya; "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?". Beliau menjawab: "Orang yang paling taqwa". Mereka berkata; "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim Alaihissalam) ". Mereka berkata lagi; "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?. Orang yang terbaik di zaman Jahiliyyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam". Abu Usamah dan Mu'tamir berkata dari 'Ubaidullah dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.(Shahih)
7 3105 Telah bercerita kepada kami Mu'ammal telah bercerita kepada kami Isma'il telah bercerita kepada kami 'Auf telah bercerita kepada kami Abu Raja' telah bercerita kepada kami Samurah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tadi malam datang kepadaku dua orang (yang membawaku) lalu kami melihat seseorang yang tinggi hampir aku tidak dapat melihat kepalanya karena teramat tingginya. Dialah Nabi Ibrahim shallallahu 'alaihi wasallam".(Shahih)
8 3106 Telah bercerita kepada kami Bayan bin 'Amru telah bercerita kepada kami an-Nadlar telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Aun dari Mujahid bahwa dia mendengar Ibnu 'Abbas RAa ketika orang-orang menyebut tentang ad-Dajjal bahwasanya Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa diantara kedua mata ad-Dajjal tertulis kata "kafir" atau ada huruf kaaf, faa' dan Raa (Kaaf-Faa-Ro). Maka Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Aku belum pernah mendengarnya. Akan tetapi Beliau bersabda: "Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada shahabatnu ini (maksudnya diri Beliau shallallahu 'alaihi wasallam) sedangkan Musa 'Alaihissalam, berbadan tegap dan kuat, berkulit sawo matang seperti ekor unta berwarna merah yang diberi cap dengan daun anggur. Seolah aku melihatnya ketika menuruni lembah sambil bertalbiyah".(Shahih)
9 3107 Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Mughirah bin 'Abdur Rahman Al Qurasiy dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dikhitan saat Beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kapak". Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad. Dan dia berkata: "Dengan kapak yang ringan". Hadits ini juga diikuti oleh 'Abdur Rahman bin Ishaq dari Abu Az Zanad dan diikuti oleh 'Ajlan dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu. Dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah.(Shahih)
10 3108 Telah bercerita kepada kami Sa'id bin Talisd ar-Ru'ainiy telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb berkata telah mengabarkan kepadaku Jarir bin Hazim dari Ayyub dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nabi Ibrahim 'Alaihissalam tidak pernah berbohong kecuali tiga kali saja". Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Mahbub telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi Ibrahim 'Alaihissalam tidak pernah berbohong kecuali tiga kali. Dua diantaranya adalah dalam masalah dzat Allah 'azza wajalla, yaitu "inni saqiim (sesungguhnya aku ini sedang sakit) QS ash-Shaffaat ayat 89 dan firman Allah Ta'ala: "bal fa'alahum kabiiruhum haadzaa" (akan tetapi patung yang besar inilah yang melakukannya), QS al-Anbiya' ayat 63. Beliau bersabda: "Dan ketika pada suatu hari dia sedang bersama dengan Sarah, istrinya, saat beliau datang kepada seorang raja yang zhalim lalu raja tersebut diberi informasi bahwa akan ada seorang laki-laki bersama seorang wanita yang paling cantik. Maka diutuslah seseorang menemui Ibrahim lalu utusan itu bertanya kepadanya, katanya; "Siapakah wanita ini?". Ibrahim menjawab; "Dia saudara perempuanku". Lalu Sarah datang, maka Ibrahim berkata: "Wahai Sarah, tidak ada orang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan kamu dan orang ini bertanya kepadaku lalu aku beritahu bahwa kamu adalah saudara perempuanku maka janganlah kamu mendustakan aku". Sarah pun dikirim kepada raja. Setelah Sarah menemui raja, raja itu rupanya ingin menyentuhnya dengan tangannya namun tiba-tiba tangannya lumpuh, maka Raja berkata; "Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan mengganggu kamu". Maka Sarah berdo'a sehingga tangan raja bisa kembali seperti semula. Kemudian raja ingin menyentuh Sarah untuk kedua kali, namun tangannya tiba-tiba lumpuh bahkan kelumpuhannya lebih parah sehingga raja memohon; "Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan mengganggumu lagi". Tangan raja pun sembuh. Kemudian raja memanggil para pembantunya seraya berkata: "Sungguh yang kalian bawa kepadaku ini bukan manusia, melainkan setan". Akhirnya Sarah dihadiahi Hajar (sebagai pelayannya). Kemudian dia pulang dan mendapatkan Ibrahim sedang shalat maka dia memberi isyarat dengan tanganya yang inti pesannya "Tunggu sebentar". Sarah berkata; "Allah telah membalikkan tipu daya orang kafir atau fajir ke tenggorokannya". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Itulah ibu kalian (bangsa Arab), wahai anak keturunan air langit (air zamzam) ". (maksudnya karena air zamzam Allah Ta'ala keluarkan pertama kali untuk Hajar dan Isma'il).(Shahih)
11 3109 Telah bercerita kepada kami 'Ubaidullah bin Musa atau Ibnu Salam dari dia, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Abdul Hamid bin Jubair dari Sa'id bin Al Musayyab dari Ummu Syarik radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh cecak. Dan Beliau bersabda: "Dahulu cecak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim 'Alaihissalam."(Shahih)
12 3110 Telah bercerita kepada kami 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A'masy berkata telah bercerita kepadaku Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; "Ketika turun QS al-An'am ayat 82 yang artinya ("Orang-orang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan kezhaliman ) kami berkata Wahai Rasulullah siapakah diantara kami orang yang tidak menzhalimi dirinya?". Maka Beliau bersabda: "Bukan seperti yang kalian katakan. Maksud ayat "tidak mencampurkan iman mereka dengan kezhaliman" adalah dengan kesyirikan. Tidakkah kalian mendengar ucapan Luqman kepada anaknya?, (Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar").(Shahih)
13 3111 Bab. Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim bin Nashr telah bercerita kepada kami Abu Usamah dari Abu Hayyan dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disuguhi sepotong daging lalu Beliau bersabda: " Allah mengumpulkan manusia yang pertama hingga yang terakhir pada hari qiyamat pada satu bukit sehingga seorang penyeru bisa menjadikan mereka mendengar dan pandangan mereka menjadikan mereka terbelalak, serta matahari didekatkan kepada mereka". Kemudian dia menyebutkan hadits tentang syafa'at. Lalu manusia mendatangi Ibrahim seraya berkata; "Kamulah Nabi Allah dan kekasih-Nya di bumi. Mohonkanlah syafa'at kepada Rabbmu untuk kami". Maka Ibrahim menjawab dengan menyebutkan kedustaan- kedustaannya lalu berkata, oh diriku, oh diriku. Pergilah kepada Musa". Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.(Shahih)
14 3112 Telah bercerita kepadaku Ahmad bin Sa'id Abu 'Abdullah telah bercerita kepada kami Wahb bin Jarir dari bapaknya dari Ayyub dari 'Abdullah bin Sa'id bin Jubair dari bapaknya dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar) karena kalau dia tidak segera membendung air zamzam tentulah air itu akan menjadi air yang mengalir". Al Anshar berkata telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij berkata; Adapun Katsir bin Katsir dia telah bercerita kepadaku dan berkata; Aku dan 'Utsman bin Abi Sulaiman duduk bersama Sa'id bin Jubair lalu dia berkata; "Tidak seperti itu yang diceritakan Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma kepadaku akan tetapi dia berkata: "Ibrahim datang menemui Isma'il dan ibunya 'Alaihissalam saat ibunya sedang menyusui. Ibunya memiliki geriba (kantung air dari kulit), kemudian Ibrahim datang bersama anaknya, Isma'il".(Shahih)
15 3113 Dan telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami 'Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ayyub as-Sakhtiyaniy dan Katsir bin Katsir bin Al Muthallib binAbi Wada'ah satu sama lain saling melengkapi dari Sa'id bin Jubair berkata Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma; "Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma'il 'Alaihissalam. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah kemudian Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang tinggal di sana dan tidak ada pula air. Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata; "Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun ini". Ibu Isma'il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya; "Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?". Ibrahim menjawab: "Ya". Ibu Isma'il berkata; "Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami". Kemudian ibu Isma'il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu berdo'a untuk mereka dengan beberapa kalimat do'a dengan mengangkat kedua belah tangannya, katanya: "Rabbi, ("sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu yang disucikan") hingga sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur) (QS Ibrahim ayat 37. Kemudian ibu Isma'il mulai menyusui anaknya dan minum dari air persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia menjadi haus begitu juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma'il sang bayi yang sedang meronta-ronta", atau dia berkata dengan redaksi: "Berguling-guling diatas tanah". Kemudian Hajar pergi meninggalkan Isma'il dan tidak kuat melihat keadaannya. Maka dia mendatangi bukit Shafaa sebagai gunung yang paling dekat keberadaannya dengannya. Dia berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun. Maka dia turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang keras hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu beridiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa dan Marwah). Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itulah sa'iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang berhajji) antara kedua bukit itu". Ketika berada di puncak Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya "diamlah" yang Hajar maksud adalah dirinya sendiri. Kemudian dia berusaha mendengarkanya maka dia dapat mendengar suara itu lagi maka dia berkata; "Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud meminta pertolongan". Ternyata suara itu adalah suara malaikat (Jibril 'Alaihissalam) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air dengan tumitnya" atau katanya; dengan sayapnya hingga air keluar memancar. Ibu Isma'il mulai membuat tampungan air dengan tangannya seperti ini yaitu menciduk air dan memasukkannya ke geriba sedangkan air terus saja memancar dengan deras setelah diciduk". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar) karena kalau dia membiarkan zamzam" atau sabda Beliau: " kalau dia tidak segera menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang mengalir". Akhirnya dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata kepadanya: "Janganlah kalian takut ditelantarkan karena disini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya". Pada saat itu Ka'bah Baitullah posisinya agak tinggi dari permukaan tanah seperti sebuah bukit kecil, yang apabila datang banjiir akan terkikis dari samping kanan dan kirinya. Ibu Isma'il, Hajar, terus melewati hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan orang dari suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa' lalu singgah di hilir Makkah kemudian mereka melihat ada seekor burung sedang terbang berputar-putrar. Mereka berseru; "Burung ini pasti berputar karena mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada air. Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang yang larinya cepat dan ternyata mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu mereka mendatangi air. Beliau berkata: "Saat itu Ibu Isma'il sedang berada di dekat air". Mereka berkata kepadanya; "Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah bergabung denganmu di sini?". Ibu Isma'il berkata; "Ya boleh tapi kalian tidak berhak memiliki air". Mereka berkata; "Baiklah". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ibu Isma'il menjadi senang atas peristiwa ini karena ada orang-orang yang tinggal bersamanya". Akhirnya mereka pun tinggal disana dan mengirim utusan kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal bersama-sama di sana". Ketika para keluarga dari mereka sudah tinggal bersama Hajar dan Isma'il sudah beranjak belia, dia belajar berbahasa arab dari mereka, bahkan menjadi manusia paling berharga dan paling ajaib di kalangan mereka. Kemudian Isma'il tumbuh menjadi seorang pemuda yang disenangi oleh mereka. Setelah dewasa, mereka menikahkan Isma'il dengan seorang wanita dari mereka dan tak lama kemudian ibu Isma'il meninggal dunia. Di kemudian hari Ibrahim datang setelah Isma'il menikah untuk mencari tahu apa yang telah ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma'il. Ibrahim bertanya tentang Isma'il kepada istrinya Isma'il. Istrinya menjawab; "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Isma'il menjawab; "Kami mengalami banyak keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat". Istri Isma'il mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata; "Nanti apabila suami kamu datang sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya; "Apakah ada orang yang datang kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang tua begini begini keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan". Isma'il bertanya; "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata; "Dialah ayahku dan sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah kamu kepada keluargamu". Maka Isma'il menceraikan istrinya. Kemudian Isma'il menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk itu lalu Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah dan setelah itu datang kembali untuk menemui mereka namun dia tidak mendapatkan Isma'il hingga akhirnya dia mendatangi istri Isma'il lalu bertanya kepadanya tentang Isma'il. Istrinya menjawab; "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya lagi; "Bagaimana keadaan kalian". Dia bertanya kepada istrinya Isma'il tentang kehidupan dan keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab; "Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup". Istri Isma'il memuji Allah. Ibrahim bertanya; 'Apa makanan kalian? '. Istri Isma'il menjawab; "Daging". Ibrahim bertanya lagi; "Apa minuman kalian? '. Istri Isma'il menjawab; "Air". Maka Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat itu tidak ada biji-bijian di Makkah dan seandainya ada te ntu Ibrahim sudah mendo'akannya". Dia berkata; "Dan dari doa Ibrahim tentang daging dan air itulah, tidak ada seorangpun selain penduduk Makkah yang mengeluh bila yang mereka dapati hanya daging dan air". Ibrahim selanjutnya berkata; "Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang, dia berkata: "Apakah ada orang yang datang kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kami". Istrinya mengagumi Ibrahim. Dia bertanya kepadaku tentang kamu maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja".". Isma'il bertanya; "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata; "Dialah ayahku dan daun pintu yang dimaksud adala h kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu". Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka lagi untuk waktu tertentu sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang kembali setelah itu saat Isma'il meletakkan anak panahnya di bawah sebatang pohon dekat zamzam. Ketika dia melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak terhadap ayahnya kemudian dia berkata; "Wahai Isma'il, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah". Isma'il berkata; "Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu". Ibrahim berkata lagi; Apakah kamu akan membantu aku?". Isma'il berkata; "Ya aku akan membantumu". Ibrahim berkata; "Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini". Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding sekelilingnya". Perawi berkata; "Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah, Isma'il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma'il datang membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Isma'il memberikan batu-batu' Keduanya bekerja sambil mengucapkan kalimat do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"). (QS. Albaqarah 127).(Shahih)
16 3114 Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Abu 'Amir 'Abdul Malik bin 'Amru berkata telah bercerita kepadaku Ibrahim bin Nafi' dari Katsir bin Katsir dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Ketika Ibrahim keluar berkelana bersama Isma'il dan ibu Isma'il, mereka membawa geriba (kantung empat air) yang berisi air, ibu Isma'il minum dari persediaan air dalam geriba tersebut sehingga dia dapat menyusui bayinya. Ketika tiba di Makkah, Ibrahim menempatkan keduanya di bawah sebuah gubuk. Tatkala Ibrahim hendak kembali kepada keluarganya, ibu Isma'il mengikutinya di belakang hingga ketika sampai di dataran yang agak tinggi/gundukan, ibu Isma'il memanggilnya dari belakang; "Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau meninggalkan kami?". Ibrahim menjawab; "Kepada Allah". Hajar berkata; "Kalau begitu, Aku telah ridla kepada Allah". Perawi berkata; "Lalu Hajar kembali (ke tempat semula dia dan minum geriba kunonya dan bisa menyusui bayinya hingga ketika air persediaan habis dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat barangkali ada orang". Perawi berkata; "Maka dia pergi dan naik ke atas bukit Shafaa lalu melihat-lihat apakah ada orang namun dia tidak merasakan ada seorangpun. Ketika sampai di lembah dia lari-lari kecil dan mendatangi Marwa, ia lakukan yang demikian berkali-kali. Kemudian dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihatnya, yang dimaksudnya adalah bayinya. Maka dia pergi mendatangi bayinya yang ternyata keadaannya seperti ketika ditinggalkan seolah-olah menghisap napas-napas kematian sehingga hati Hajar tidak tenang. Dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihat- lihat barangkali ada orang". Maka dia pergi untuk mendaki bukit Shafaa lalu melihat-lihat namun tidak ada seorangpun yang ditemuinya hingga ketika dia telah melakukan upaya itu sebanyak tujuh kali (antara bukir Shafaa dan Marwah) dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihat apa yang terjadi dengan bayiku", ternyata dia mendengar suara, maka dia berkata; "Tolonglah (aku) jika memang kamu baik". Ternyata (suara itu) adalah malaikat Jibril 'Alaihissalam. Perawi berkata; Lalu Jibril berbuat dengan tumitnya begini. Dia mengais-ngais tanah dengan tumitnya". Perawi berkata; "Maka memancarlah air dan ibu Ism'ail menjadi terperanjat dan segera menampungnya". Perawi berkata; Berkata Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam: "Seandainya Hajar membiarkannya pasti air akan mengalir". Perawi berkata; "Maka Hajar minum dari air (zamzam) itu sehingga dapat menyusui bayinya". Kemudian serombongan orang dari suku Jurhum lewat di dasar lembah dan mereka melihat ada seekor burung, seakan mereka tidak percaya, Mereka berkata: "Tidak akan ada burung melainkan pasti karena ada air". Akhirnya mereka mengutus seorang utusan mereka untuk melihatnya yang ternyata mereka memang berada di kawasan yang ada air. Utusan itu kemudian kembali kepada mereka dan mengabarkan (apa yang dilihatnya). Kemudian mereka menemui Hajar dan berkata; "Wahai Ibu Isma'il, apakah kamu mengizinkan kami untuk tinggal bersama kamu atau kami hidup bertetangga bersama kamu?". Kemudian anaknya (Isma'il) tumbuh menjadi seorang pemuda lalu menikah dengan seorang wanita". Perawi berkata; "Kemudian timbul keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan". Perawi berkata; "Maka Ibrahim datang dan memberi salam seraya berkata; "Kemana Isma'il?". Istri isma'il berkata; "Pergi berburu". Ibrahim berkata; "Katakanlah kepadanya jika sudah datang supaya dia mengubah daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang istrinya menceritakan kedatangan Ibrahim. Maka Isma'il berkata; "Kamulah yang dimaksud dengan daun pintu itu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu"."Kemudian timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan". Ketika tiba, Ibrahim bertanya; Kemana Isma'il". Istrinya menjawab; "Dia pergi berburu. Apakah tidak sebaiknya anda singgah dulu dan makan minum bersama kami?". Ibrahim bertanya; "Apa makanan dan minuman kalian?". Istri Isma'il menjawab; "Makanan kami daging dan minuman kami air". Lalu Ibrahim berdo'a; "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka". Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Daging dan air disini penuh dengan barakah karena barokah doa Ibrahim 'Alaihissalam."Kemudian timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan". Maka Ibrahim datang dan bertemu dengan Isma'il dari balik (sumur) zamzam sedang memperbaiki panahnya lalu berkata; "Wahai Isma'il, sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan aku agar membangun rumah". Isma'il berkata; "Taatilah Rabbmu". Ibrahim berkata lagi; "Sesungguhnya Dia telah memerintahkan aku agar kamu membantu aku dalam pembangunan rumah yang dimaksud". Isma'il berkata; "Kalau begitu aku akan lakukan", atau seperti yang dikatakannya. Perawi berkata; Maka keduanya mulai membangun, Ibrahim yang membangun sedangkan Isma'il membawa bebatuan, keduanya sambil membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"). Perawi berkata; "Keduanya terus membangun hingga ketika bangunan sudah tinggi dan Ibrahim sebagai orangtua yang sudah renta agak kepayahan untuk mengangkat batu ke susunan tembok yang lebih tinggi, dia berdiri di atas batu sebagai tempat berdirinya (al-Maqam) sedangkan Ismail terus memberinya bebatuan sambil keduanya terus membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui") (QS. Albaqarah 128).(Shahih)
17 3115 Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al A'masy telah bercerita kepada kami Ibrahim at-Taymiy dari bapaknya berkata aku mendengar Abu Dzarr radliallahu 'anhu berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi ini?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Haram". Dia berkata, aku tanya lagi; "Kemudian apa?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Aqshaa". Aku bertanya lagi; "Berapa lama selang waktu antara keduanya?". Beliau menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja kamu berada dan waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada keutamaan".(Shahih)
18 3116 Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari 'Amru bin Abi 'Amru, maula Al Mutahllib dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang gunung Uhud lalu bersabda: "Sesungguhnya gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan (menjadikan suci) kota Makkah dan aku pun mengharamkan kota yang berada di antara dua batu hitam (Madinah) ". Dan diriwayatkan pula oleh 'Abdullah bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.(Shahih)
19 3117 Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Salim bin 'Abdullah bahwa Ibnu Abu Bakr telah mengabarkan kepada 'Abdullah bin 'Umar dari 'Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam radliallahu 'anhum bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tahukah kamu bahwa kaummu ketika membangun Ka'bah (memperbaikinya), mereka menggesernya dari posisi pondasi yang dibangun oleh Ibrahim". Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya baginda kembalikan kepada posisi pondasi yang dibangun Ibrahim?". Beliau bersabda: "Seandainya tidak mempertimbangkan keadaan kaummu yang baru saja meninggalkan (zaman) kekafiran, (tentu aku sudah mengembalikannya) ". Maka 'Abdullah bin 'Umar mengatakan, kalaulah 'Aisyah radliallahu 'anha mendengar ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka aku sependapat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan mengusap dua rukun (tiang yamani) yang berada didepan hajar aswad ini, karena Baitullah tak lagi dibangun di atas pondasi yang dibangun oleh Ibrahim 'Alaihissalam ". Isma'il berkata; 'Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr (sebagai ganti penyebutan sekaligus nama sesungguhnya dari Ibnu Abi Bakr, perawi dari hadits ini).(Shahih)
20 3118 Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik bin Anas dari 'Abdullah bin Abi Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm dari bapaknya dari 'Amru bin Sulaim Az Zuraqiy telah mengabarkan kepadaku Abu Humaid as- Sa'idiy radliallahu 'anhu bahwa mereka berkata; "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada baginda?". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ucapkanlah; Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa shollaita 'alaa aali Ibrahim wa baarik 'alaa Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa baarakta 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada keluarga Ibrahim dan berilah barakah kepada Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia) ".(Shahih)
21 3119 Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh dan Musa bin Isma'il keduanya berkata telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad telah bercerita kepada kami Abu Farwah Muslim bin Salim Al Hamdaniy berkata telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin 'Isa dia mendengar 'Abdur Rahman bi Abi Laila berkata; Ka'ab bin 'Ujrah menemui aku lalu berkata; "Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam". Aku jawab; "Ya, hadiahkanlah aku". Lalu dia berkata; "Kami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait sementara Allah telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?". Maka Beliau bersabda: "Ucapkanlah; Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majid. Allahumma baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia) ".(Shahih)
22 3120 Telah bercerita kepada kami 'Utsman bin Abi Staibah telah bercerita kepada kami Jarir dari Manshur dari Al Minhal dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; "Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma'il dan Ishaq dengan kalimat ini: A'uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaitaani wa haammatin wa min kuli 'ainin laammah" ("Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka").(Shahih)