3 |
6963 |
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah telah menceritakan
kepadaku Sulaiman dari Syarik bin Abdullah berkata, "Aku mendengar Anas bin Malik
berkata, "Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diisra'kan dari masjid Ka'bah, beliau
didatangi oleh tiga orang -yang ketika itu beliau belum menerima wahyu- ketika di masjidil
haram. Laki-laki pertama berkata, 'Mana orangnya? ' Laki-laki kedua berkata, 'Itu, orang
terbaik di antara mereka! ' Lantas laki-laki ketiga berkata, 'Ambillah orang terbaik mereka',
pada malam itu beliau tidak bisa melihat mereka bertiga. Hingga pada malam berikutnya
mereka mendatangi beliau lagi, yang ketika itu hati (beliau) melihat, mata beliau tidur
namun tidak untuk hatinya. Demikian pula para nabi, mata mereka tertidur namun hati
mereka tidak tidur. Para malaikat itu tidak mengajak bicara beliau hingga mereka membawa
dan meletakkan beliau di sisi sumur zamzam, Jibril lantas memimpin mereka untuk
menyucikan nabi. Jibril kemudian membelah antara tenggorokan beliau hingga pangkal
lehernya, sampai dadanya dan perutnya. Jibril kemudian memandikan beliau dengan air
zamzam dengan tangannya hingga sampai pada bagian perut, setelah itu didatangkanlah
bejana besar dari emas yang di dalamnya ada bejana yang terbuat dari tanah liat dari emas
yang diisi dengan keimanan dan hikmah. Dengannya, Jibril mengisi dada dan urat-urat
kerongkongannya lalu menjahitnya kembali. Kemudian Jibril membawanya ke langit dunia
dan ia ketuk salah satu pintunya sehingga penghuni langit bertanya, 'Siapakah ini? ' Jibril
berkata, 'Para malaikat bertanya, 'Siapa yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Bersamaku
Muhammad.' Penghuni langit bertanya, 'Dia telah diutus? ' Jibril menjawab, 'Benar.'
Penghuni langit lalu berkata, 'Selamat datang, selamat atas kunjungannya.' Maka penghuni
langit sedemikian bergembira, mereka tidak tahu apa yang Allah inginkan terhadap diri
Muhammad di muka bumi, hingga Allah memberitahu mereka. Lantas di langit dunia nabi
bertemu Adam, Jibril memperkenalkan kepada beliau, 'Ini adalah ayahmu, Adam.
Ucapkanlah salam kepadanya. Dia (Muhammad) lalu mengucapkan salam yang kemudian
dijawab oleh Adam seraya, 'Selamat datang, selamat berkunjung wahai anakku, sungguh
engkau anak yang terbaik.' Ternyata di langit dunia ada dua sungai yang mengalir, Nabi
Muhammad bertanya, 'Dua sungai apa ini wahai Jibril? ' Jibril menjawab, 'Ini adalah Nil dan
Eufrat.' Kemudian Jibril terus membawa Nabi ke langit, tiba-tiba ada sungai lain yang di
atasnya ada istana dari mutiara dan intan, Nabi memukulnya dengan tangannya, tiba-tiba
baunya seperti minyak wangi adlfar. Nabi bertanya, 'Ini apa wahai Jibril? ' Jibril menjawab,
membawanya naik ke langit kedua, dan malaikat bertanya kepadanya seperti yang
ditanyakan malaikat pada langit pertama. Mereka bertanya, 'Siapa ini? ' Jibril menjawab, 'Ini
Jibril.' Mereka bertanya lagi, 'Dan siapa ini yang bersamamu? ' Jibril menjawab, 'Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam.' Mereka bertanya, 'Apakah dia telah diutus? ' Jibril menjawab,
Jibril kemudian membawanya naik ke langit ketiga dan para malaikat bertanya kepadanya
sebagaimana yang ditanyakan malaikat di langit pertama dan kedua, kemudian Jibril
membawanya naik ke langit keempat, dan mereka bertanya seperti halnya pertanyaan
malaikat sebelumnya, setiap langit berisikan para nabi yang Jibril sebutkan nama-namanya.
Dan seingatku di antara mereka ada Idris di langit kedua, Harun di langit keempat, dan lain di
langit ke lima yang aku tak hapal namanya, Ibrahim di langit keenam, dan Musa di langit
ketujuh karena diberi kelebihan bisa berbicara langsung dengan Allah. Lantas Musa berkata,
membawanya naik di atas kesemuanya yang tidak satupun yang tahu selain Allah hingga tiba
di Sidratul Muntaha. Kemudian Jibril mendekati Allah, Al Jabbar, Rabb pemilik kemuliaan,
Nabi terus mendekat hingga jarak antara keduanya sebatas dua busur panah atau lebih
dekat lagi, dan Allah memberinya wahyu, yang di antara wahyunya, Allah mewajibkan lima
puluh kali shalat untuk umatmu (Muhammad) siang-malam. Kemudian Nabi turun hingga
bertemu Musa, Musa menahannya dan berkata, 'Hai Muhammad, apa yang diikrarkan
Tuhanmu kepadamu? ' Nabi menjawab, 'Allah mewajibkan aku untuk mendirikan lima puluh
kali shalat sehari semalam.' Musa berkata, 'Umatmu tak bakalan kuat melakukan sedemikian
itu, kembalilah kamu agar Tuhanmu memberi keringanan untkmu dan umatmu.' Maka Nabi
menoleh ke Jibril seolah-olah meminta saran tentang saran Musa, dan Jibril memberi isyarat,
yang ketika itu masih berada di singgahsana-Nya, Nabi katakan, 'Wahai Rabb, berilah kami
keringanan, sebab umatku tak bakalan mampu melakukan shalat lima puluh kali dalam
sehari! ' Lantas Allah mengurangi sepuluh kali, dan Nabi kembali bertemu Musa dan Musa
menahannya, Musa terus-menerus membujuknya agar Nabi menegoisasi ulang kepada
Rabbnya, sehingga Allah hanya mewajibkan lima kali shalat sehari-semalam. Musa kemudian
menahannya ketika kewajiban shalat tinggal lima, Musa mengatakan, 'Hai Muhammad,
pernah aku membujuk Bani Israil, kaumku, untuk suatu yang lebih rendah daripada ini
namun mereka meninggalkannya, padahal umatmu lebih lemah fisiknya, badannya, hatinya,
pandangan dan pendengarannya, maka temuilah kembali Rabbmu agar Dia memberi
keringanan.' Dan atas semua instruksi itu, Nabi menoleh kepada Jibril untuk memberi saran,
namun Jibril tidak membenci atas itu semua. Lantas Jibril kembali membawanya naik untuk
kali kelima, lalu Nabi berkata, 'Ya Rabb, umatku adalah orang-orang lemah fisiknya, hatinya,
pendengarannya, pandangannya, dan badannya, maka berilah kami keringanan.' Allah Yang
Maha Jabbar menjawab, 'Hai Muhammad! ' Nabi menjawab, 'Aku penuhi panggilan-Mu.'
Allah meneruskan firman-Nya, 'Sesungguhnya tidak ada lagi pergantian titah-Ku
sebagaimana Aku wajibkan atasmu dalam ummul kitab.' Allah meneruskan titah-Nya, setiap
satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya, maka lima kali shalat itu tercatat lima puluh kali
dalam ummul kitab, sekalipun hanya dilaksanakan lima kali olehmu.' Maka Nabi kembali
menemui Musa dan Musa bertanya, 'Apa yang telah kamu lakukan? ' Nabi menjawab, 'Allah
betul-betul telah memberi kami keringanan, karena setiap kebaikan dibalas sepuluh kali
lipatnya.' Musa berkata, 'Demi Allah, aku pernah membujuk bani israil untuk yang lebih
remeh daripada itu namun mereka meninggalkannya, maka kembalilah kau temui Tuhanmu
agar Dia memberi keringanan terhadapmu.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab, 'Hai Musa, demi Allah, aku telah malu kepada Tuhanku terhadap protes yang
kulakukan terhadap-Nya.' Musa pun berkata, 'Baik kalau begitu, silahkan engkau turun
dengan nama Allah.' Maka Nabi bangun (tidur) yang ketika itu beliau di Masjidil Haram."(Shahih) |