No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3608 |
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan
telah menceritakan kepada kami Al A'masy berkata, aku mendengar Abu Wa'il berkata; Kami
mengunjungi Khabbab lalu dia bercerita; Kami telah berhijrah bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dengan hanya mengharapkan ridla Allah, dan kami telah mendapatkan
pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu sebelum menikmati
pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair., dia terbunuh di
medan Perang Uhud dan dia hanya meninggalkan selembar kain, apabila kami gunakan
untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut maka kakinya terbuka keluar dan bila
kakinya yang hendak kami tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut
sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga yang
telah memetik hasil usahanya (didunia ini) ".(Shahih) |
2 |
3609 |
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami
Hammad, putra dari Zaid, dari Yahya dari Muhammad bin Ibrahim dari 'Alqamah bin Waqash
berkata, aku mendengar 'Umar radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasululah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:; "Setiap amal tergantung dengan niat. Maka siapa
yang hijrahnya untuk dunia uang ingin didapatkannya atau untuk seorang wanita yang akan
dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan, dan barangsiapa yang hijrahnya
karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya".(Shahih) |
3 |
3610 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Yazid ad Damasyqi telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Hamzah berkata, telah menceritakan kepadaku Abu 'Amru Al Auza'i dari
'Abdah bin Abu Lubabah dari Mujahid bin Jabr Al Makki bahwa 'Abdullah bin 'Umar
radliallahu 'anhuma pernah berkata; "Tidak ada hijrah setelah kemenangan (penaklukan kota
Makah) ".(Shahih) |
4 |
3611 |
Berkata Yahya bin Hamzah, dan telah menceritakan kepadaku Al Auza'i dari 'Atha' bin
Abi Rabah berkata; Aku bersama 'Ubaid bin 'Umair Al Laitsi berkunjung kepada 'Aisyah
radliallahu 'anha, kami bertanya kepadanya tentang hijrah. Maka dia mengatakan; "Hari ini
tidak ada lagi hijrah. Dahulu orang-orang beriman, diantara mereka ada yang berlari kepada
Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa agamanya karena takut
terkena fitnah. Adapun hari ini, Allah 'azza wajalla telah memenangkan Islam, dan hari ini
pula seseorang dapat beribadah ke pada Rabbnya sesukanya. Dan yang ada sekarang adalah
jihad dan niat".(Shahih) |
5 |
3612 |
Telah menceritakan kepadaku Zakaria bin Yahya telah menceritakan kepada kami Ibnu
Numair, Hisyam berkata, bapakku telah mengabarkan kepadaku dari 'Aisyah radliallahu
'anha, bahwa Sa'ad berkata; "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwasanya tidak
ada seorangpun yang lebih aku cintai untuk aku perangi di jalan-Mu dari kaum yang telah
mendustakan Rasul-Mu dan mengusir beliau. Ya Allah, sungguh aku yakin bahwa Engkau
telah menghentikan perang antara kami dan mereka". Dan Aban bin Yazid berkata, telah
menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya, 'Aisyah radliallahu 'anha mengabarkan
kepadaku; "..kaum yang telah mendustakan Nabi-Mu dan mengusirnya dari Quraisy".(Shahih) |
6 |
3613 |
Telah menceritakan kepada kami Mathar bin Al Fadlal telah menceritakan kepada
kami Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada
kami 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam diutus sebagai rasul saat beliau berusia empat puluh tahun, beliau tinggal di
Makkah selama tiga belas tahun menerima wahyu, kemudian beliau diperintahkan untuk
berhijrah, Maka beliau berhijrah dan (menetap di Madinah) selama sepuluh tahun hingga
beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun".(Shahih) |
7 |
3614 |
Telah menceritakan kepadaku Mathar bin Al Fadlal telah menceritakan kepada kami
Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Zakaria bin Ishaq telah menceritakan
kepada kami 'Amru bin Dinar dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di Makkah selama tiga belas tahun (sejak menerima
wahyu) dan beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun".(Shahih) |
8 |
3615 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan
kepadaku Malik dari Abu an Nadlar mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari 'Ubaid, yaitu
anak dari Hunain, dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam duduk di atas mimbar lalu bersabda: "Sesungguhnya ada seorang hamba
yang Allah telah ditawarkan kepadanya untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-
Nya, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah". Maka tiba-tiba Abu Bakar
menangis lalu berkata; "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Kami
menjadi heran kepadanya. Orang-orang berkata;; "Perhatikanlah orang tua ini. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang seorang hamba yang Allah ditawarkan
kepadanya perhiasan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu orang tua ini berkata; "Kami
tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Dan ternyata hamba yang diminta
memilih itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Abu Bakar adalah orang yang
paling memahami tentang beliau. Dan kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling terpercaya di hadapanku dalam
persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Dan seandainya aku boleh mengambil
kekasih selain Rabbku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah
persaudaraan Islam. Sungguh tidak ada satupun pintu di dalam masjid yang tersisa
melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar".(Shahih) |
9 |
3616 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al
Laits dari 'Uqail berkata Ibnu Syihab, telah menceritakan kepadaku 'Urwan bin Az Zubair
bahwa 'Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Aku belum
baligh ketika kedua orang tuaku sudah memeluk Islam, sejak saat itu tidak ada satu haripun
yang kami lalui melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui kami di
sepanjang hari baik pagi ataupun petang. Ketika Kaum Muslimin mendapat ujian, Abu Baka r
keluar berhijrah menuju Habasyah (Ethiopia), ketika sampai di Barkal Ghimad dia didatangi
oleh Ibnu Ad Daghinah seorang kepala suku, seraya berkata; "Kamu hendak kemana, wahai
Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab: "Kaumku telah mengusirku, maka aku ingin keliling dunia
agar aku bisa beribadah kepada Tuhanku". Ibnu Ad Daghinah berkata: "Seharusnya orang
seperti anda tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir, karena anda termasuk orang yang
bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturrahim, menanggung orang-
orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran. Aku akan
menjadi pelindung anda. Maka kembali dan sembahlah Tuhanmu di negerimu." Maka Abu
Bakar kembali dan berangkat pula Ibnu Ad Daghinah bersamanya. Lalu Ibnu Ad Dag hinah
pada sore hari berjalan di hadapan para pembesar Quraisy seraya berkata kepada mereka;
"Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir.
Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya,
menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu
menolong di jalan kebenaran?". Akhirnya orang-orang Quraisy tidak mendustakan
perlindungan Ibnu ad Daghimah tehadap Abu Bakar, dan mereka berkata kepada Ibnu Ad
Daghinah; "Perintahkanlah kepada Abu Bakar agar beribadah menyembah Tuhannya di
rumahnya saja dan shalat serta membaca Al Qur'an sesukanya, dan janganlah dia
mengganggu kami dengan kegiatannya itu dan jangan mengeraskannya karena kami
khawatir akan menimbulkan fitnah terhadap istri-istri dan anak-anak kami". Ibnu Ad
Daghinah menyampaikan hal ini kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar mulai beribadah di
rumahnya dan tidak mengeraskan bacaan shalat dan tidak membaca al Qur'an diluar selain
di rumahnya. Kemudian muncul ide pada diri Abu Bakar untuk membangun tempat shalat di
halaman rumahnya yang melebar keluar, yang dapat dia gunakan untuk shalat disana dan
membaca al Qur'an. Tetapi istri-istri dan anak-anak Kaum Musyrikin berkumpul disana
dengan penuh keheranan dan menanti selesainya Abu Bakar beribadah. Dan sebagaimana
diketahui Abu Bakar adalah seorang yang suka menangis yang tidak sanggup menahan air
matanya ketika membaca al Qur'an. Maka kagetlah para pembesar Quraisy dari kalangan
Musyrikin yang akhirnya mereka memanggil Ibnu Ad Daghinah ke hadapan mereka dan
berkata kepadanya: "Sesungguhnya kami telah memberikan jaminan kepada Abu Bakar
dengan jaminan dari anda untuk beribadah di rumahnya, namun dia melanggar hal tersebut
dengan membangun tempat shalat di halaman rumahnya serta mengeraskan shalat dan
bacaan, padahal kami khawatir hal itu akan dapat mempengaruhi istri-istri dan anak-anak
kami, dan ternyata benar-benar terjadi. Maka laranglah dia. Jika dia mau beribadah kepada
Rabbanya di rumahnya saja silakan. Namun jika dia menolak dan tetap mengeraskan
suaranya, mintalah kepadanya agar dia mengembalikan perlindungan anda, karena kami
tidak suka bila kamu melanggar perjanjian dan kami tidak setuju bersepakat dengan Abu
Bakar". Berkata 'Aisyah radliallahu 'anha: Maka Ibnu Ad Daghinah menemui Abu Bakar dan
berkata: "Kamu telah mengetahui perjanjian yang kamu buat, maka apakah kamu tetap
memeliharanya atau mengembalikan perlindunganku kepadaku, karena aku tidak suka bila
orang-orang Arab mendengar bahwa aku telah melanggar perjanjian hanya karena
seseorang yang telah aku ikat dengannya." Maka Abu Bakar menjawab; "aku mengmbalikan
kepadamu jaminan perlindunganmu, dan aku ridla dengan jaminan perlindungan Allah 'azza
wajalla." Dan NAbi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat itu sedang berada di Makkah,
beliau bersabda kepada kaum muslimin: "Sungguh telah di perlihatkan kepadaku negeri
tempat hijrah kalian yang memiliki pepohonan kurma diantara dua bukit yang berbatu
hitam". Maka berhijrahlah orang yang mau berhijrah menuju Madinah. Begitu pula secara
umum mereka yang berhijrah ke Habasyah ikut berhijrah ke Madinah. Lalu Abu Bakar juga
bersiap-siap hendak berangkat menuju Madinah. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepadanya: "Diamlah kamu di tempatmu, sesungguhnya aku berharap
semoga aku mendapat izin (untuk berhijrah) ". Abu Bakar berkata: "Sungguh demi bapakku
sebagai tebusan, apakah benar Tuan mengharapkan itu?". Beliau bersabda: "Ya benar".
Maka Abu Bakar berharap dalam dirinya bahwa dia benar-benar dapat mendampingi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam berhijrah. Maka dia memberi makan dua
hewan tunggangan yang dimilikinya dengan dedaunan Samur selama empat bulan. Ibnu
Syihab berkata, 'Urwah berkata, 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Pada suatu hari di tengah
siang ketika kami sedang duduk di rumah Abu Bakar, tiba-tiba ada orang yang berkata
kepada Abu Bakar; "Ini ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada waktu yang
sebelumnya tidak pernah beliau datang kepada kami pada waktu seperti ini". Maka Abu
Bakar berkata; "Bapak ibuku menjadi tebusan untuk beliau. Demi Allah, tidaklah beliau
datang pada waktu seperti ini melainkan pasti ada urusan penting". 'Aisyah radliallahu 'anha
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kemudian meminta izin lalu beliau
dipersilakan masuk. Beliau masuk dan berkata kepada Abu Bakar; "Perintahkan orang-orang
yang ada di rumahmu untuk keluar". Abu Bakar berkata; "Mereka itu dari keluarga tuan juga,
bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah". Beliau lalu berkata; "Sunnguh aku telah
diizinkan untuk keluar berhijrah". Abu Bakar bertanya; "Apakah aku akan menjadi
pendamping, demi bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah?". Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menjawab: "Ya benar". Abu Bakar berkata; "Demi bapakku sebagai
tebusanmu, ambillah salah satu dari unta tungganganku ini". Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda; "(Harus) dengan harga" 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka kami
mempersiapkan untuk keduanya dengan baik dan kami buatkan bagi keduanya bekal
makanan yang kami simpan dalan kantung kulit. Sementara Asma' binti Abu Bakar
memotong kain ikat pingganngnya menjadi dua bagian lalu satu bagiannya digunakan untuk
mengikat kantung kulit itu. Dari peristiwa inilah kemudian dia dikenal sebagai Dzatin
Nithaqain (Wanita yang mempunyai dua potongan ikat pinggang). -'Aisyah radliallahu 'anha
melanjutkan; - Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sampai di gua
di bukit Tsur. Mereka bersembunyi disana selama tiga malam. 'Abdullah bin Abu Bakar,
seorang pemuda yang cerdik lagi cepat tanggap ikut bersama keduanya bermalan disana.
Pada waktu sahur (akhir malam) dia keluar meninggalkan keduanya dan pada pagi harinya
dia berbaur dengan orang-orang Quraisy seperti layaknya orang yang bermalam di Makkah.
Tidaklah dia mendengar suatu rahasia yang dapat memperdaya keduanya melainkan dia
akan mengingatnya hingga dia datang menemui keduanya dengan membawa kabar ketika
hari sudah mulai gelap. Dan 'Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar menggembalakan
kambing untuk diperah susunya dan diberikan kepada keduanya sesaat setelah berlalu
waktu 'Isya', Maka keduanya dapat bermalam dengan tenang, dengan mendapat susu segar,
yaitu susu hasil perahan kambing itu hingga Amir bin Fuhairah menggiring kambing-kambing
tersebut untuk digembalakan saat menjelang pagi. Dia melakukan ini pada setiap malam
selama tiga malam persembunyian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
Abu Bakar mengupah seseorang dari suku Bani ad Diil, yaitu suku keturunan Bani 'Abdu 'Adi
sebagai pemandu jalan. Orang itu adalah orang yang mengerti tentang jalur perjalanan.
Orang ini telah ikut bersumpah dengan keluarga Al 'Ash bin Wa'il as Sahmiy dan juga dia
adalah seorang yang beragama dengan agamanya orang-orang Kafir Quraisy. Namun
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar menpercayainya dan menyerahkan
kedua unta tunggangannya dan membuat perjanjian dengannya untuk membawa kembali
unta tunggangan tersebut di gua Tsur setelah tiga malam pada waktu shubuh di malam
ketiga. Kemudian 'Amir bin Fuhairah berangkat bersama keduanya dan seorang penunjuk
jalan tadi. Pemandu jalan itu mengambil jalan di pesisir bersama mereka. Ibnu Syihab
berkata; Dan telah mengabarkan kepadaku 'Abdur Rahman bin Malik Al Mudliji, keponakan
Suraqah bin Malik bin Ju'syam, bahwa bapaknya mengabarkan kepadanya, bahwa dia
mendengar Suraqah bin Ju'syam berkata; Datang kepada kami beberapa orang utusan Kaum
Kafir Quraisy, yang menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sebagai
sayembara berhadiah bagi orang yang membunuh atau menawan salah seorang dari
keduanya. Dan ketika aku sedang duduk bermajelis di tengah majelis kaumku, Bani Mudlij,
tiba-tiba datang menghadap seorang dari mereka lalu berdiri di hadapan kami yang sedang
duduk bermajelis seraya berkata; "Wahai Suraqah, sungguh barusan aku melihat hitam-
hitam di pesisir. Aku kira mereka itu adalah Muhammad dan shahabatnya". Suraqah berkata;
Saya tahu bahwa mereka itu adalah yang dimaksud, tetapi aku berkata kepadanya;
"sesungguhnya mereka itu bukan mereka (rombongan Rasulullah), akan tetapi kamu telah
melihat fulan dan fulan, yang bergerak bersama-sama dengan mata-mata kami." Aku tetap
berdiam di majelis itu beberapa saat, kemudian aku pergi pulang dan masuk ke rumah.
Kemudian aku perintahkan pembantu wanitaku agar membawa keluar kudaku dari balik
bukit dan menahannya hingga aku datang. Aku mengambil tombak lalu keluar dari belakang
rumah. Aku menyembunyikan tombakku dengan meletakkan ujung bawah tombak itu ke
tanah dan merendahkan ujung atasnya, ketika aku sampai pada kudaku, aku langsung
menungganginya. Aku mempercepat lari kudaku itu agar aku dapat mendekati mereka.
Ketika aku sudah dekat dengan mereka, kudaku terperosok ke tanah dan aku jatuh
tersungkur. Aku bangun lalu aku menggapaikan tanganku ke tempat anak panahku lalu aku
keluarkan beberapa anak panah untuk aku jadikan alat mengundi nasib. Aku mencari
penjelasan denga cara mengundi anak panah itu, apakah aku akan mencelakai mereka atau
tidak. Maka undian yang keluar adalah apa yang tidak aku senangi. Kemudian aku
menunggang kudaku lagi tanpa percaya dengan hasil undian tadi agar aku dapat mendekati
mereka lagi. Ketika aku (mendekat) sampai dapat mendengar bacaan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau tidak menoleh, sedangkan Abu Bakar sering kali
menoleh kesana kemari, kaki depan kudaku kembali terperosok di dalam tanah hingga
mencapai kedua lututnya dan aku terpelanting dari atasnya. Aku menghalau kudaku, lalu dia
bangkit dan hampir saja dia tidak dapat mencabut kedua kakinya. Ketika kudaku sudah
berdiri tegak, tiba-tiba pada bekas jejak kakinya keluar asap (yang tidak berasal dari api) lalu
membubung ke langit bagaikan awan. Kemudian aku kemabli mencari penjelasan dengan
undian dan lagi-lagi undian yag keluar adalah yang aku tidak sukai. Akhirnya aku memanggil
mereka dengan jaminan keamanan. Maka mereka berhenti. Lalu aku menunggang kudaku
hingga sampai kepada mereka. Ketika aku memperolah kegagalan (membunuh mereka),
terbetiklah dalam hatiku bahwa kelak urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan
menang. Aku berkata kepada beliau; "Sesungguhnya kaum anda telah membuat sayembara
berhadiah atas engkau". Lalu aku menceritakan kepada mereka apa yang sedang diinginkan
oleh orang-orang atas diri beliau. Kemudian aku menawarkan kepada mereka berdua
perbekalan dan harta bendaku, namun keduanya tidaklah mengurangi dan meminta apa
yang ada padaku. Akan tetapi beliau berkata: "Rahasiakanlah keberadaan kami". Lalu aku
meminta kepada beliau agar menulis surat jaminan keamanan, maka beliau menyuruh 'Amir
bin Fuhairah untuk menuliskannya pada kulit yang telah disamak. Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku
'Urwah bin Az Zubair, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Az
Zubair dalam rombongan kafilah dagang Kaum Muslimin. Mere ka adalah para pedagang
yang baru kembali dari negeri Syam, Az Zubair memakaikan pakaian berwarna putih kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar. Kaum Muslimin di Madinah telah
mendengar keluarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah, dan mereka setiap
pagi pergi ke Harrah untuk menyambut kedatangan beliau sampai udara terik tengah hari
memaksa mereka untuk pulang. Pada suatu hari, ketika mereka telah kembali kerumah-
rumah mereka, setelah menanti dengan lama, seorang laki-laki Yahudi naik ke atas salah
satu dari benteng-benteng mereka untuk keperluan yang akan dilihatnya, tetapi dia melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan shahabat-shahabatnya berpakaian putih yang
hilang timbul di telan fatamorgana (terik panas). Orang Yahudi itu tidak dapat menguasai
dirinya untuk berteriak dengan suaranya yang keras; "Wahai orang-orang Arab, inilah
pemimpin kalian yang telah kalian nanti-nantikan". Serta merta Kaum Muslimin
berhamburan mengambil senjata-senjata mereka dan menyongsong kedatangan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam di punggung harrah. Beliau berdiri berjajar dengan mereka di
sebelah kanan hingga beliau singgah di Bani 'Amru bin 'Auf. Hari itu adalah hari Senin bulan
Rabi'ul Awwal. Abu Bakar berdiri sementara beliau duduk sambil terdiam. Maka mulailah
orang-orang Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memberi ucapan selamat kepada Abu Bakar hingga sinar matahari langsung mengenai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakar menghampiri beliau dan memayungi
beliau dengan selendangnya. Saat itulah orang-orang baru tahu mana Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumah Bani 'Amru bin 'Auf
sekitar sepuluh malam dan beliau membangun sebuah masjid yang dibangun atas dasar
ketaqwaan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di masjid itu. Selanjutnya beliau
mengendarai unta beliau untuk berjalan bersama orang-orang sampai unta beliau
menderum di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, masjid dimana Kaum
Muslimin mendirikan shalat. Sebelumnya masjid tersebut adalah tempat penjemuran kurma
milik Suhail dan Sahal, dua anak yatim di bawah perwalian As'ad bin Zurarah. Kemudian
ketika untanya menderum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Insya Allah,
inilah tempat tinggalku". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kedua
anak yatim itu untuk membeli tempat penjemuran kurma itu, untuk dijadikan masjid. Kedua
anak yatim itu berkata; "Tidak. Bahkan kami telah menghibahkannya kepada tuan. Wahai
Rasulullah." Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau menerima hibah
keduanya sampai akhirnya beliau membelinya dari kedua anak itu. Selanjutnya beliau
membangunnya sebagai masjid dan mulailah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama
para shahabat beliau memindahkan batu-batu untuk membangunnya. Sambil memindahkan
batu-batu itu beliau bersya'ir: "Barang yang dibawa ini (batu-batuan) bukanlah barang dari
Khaibar.Ini adalah lebih baik, wahai Rabb kami, dan lebih suci". Dan beliau juga bersya'ir: "Ya
Allah, sesungguhnya pahala itu adalah pahala akhirat. Maka rahmatilah kaum Anshar dan
Muhajirin". Perawi membawakan sya'ir seseorang dari Kaum Muslimin namun tidak
disebutkannya kepadaku. Ibnu Syihab berkata; Diantara hadits-hadits yang ada, tidak ada
satupun hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
membawakan sya'ir secara sempurna selain dari hadits ini".(Shahih) |
10 |
3617 |
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dan
Fathimah dari asma' radliallahu 'anha berkata; Aku membuatkan bekal perjalanan untuk
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar ketika keduanya hendak berangkat hijrah
menuju Madinah. Aku katakan kepada bapakku; "Aku tidak mendapatkan sesuatu untuk
mengikat melainkan kain ikat pinggangku". Bapakku berkata; "Potonglah kain ikat pinggang
itu". Maka aku melakukannya. Dari situlah kemudian aku dijuluki dengan Dzatin Nithaqain
(Wanita yang mempunyai dua potongan ikat pinggang) " Sedang Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma berkata; "'Asma' adalah Dzatu Nithaq".(Shahih) |
11 |
3618 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada
kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq berkata, aku
mendengar Al Bara' radliallahu 'anhu berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berhijrah menuju Madinah, Suraqah bin Malik bin Ju'syam menguntit beliau. Maka beliau
mendo'akan kecelakaan baginya sehingga kudanya terperosok kedalam tanah. Kemudian
Suraqah berkata; "Mohonkanlah doa kepada Allah untukku dan aku tidak akan
mencelakakanmu". Maka beliau mendo'akannya. Al Bara' berkata; Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam merasa haus lalu beliau lewat didepan seorang pengembala. Abu
Bakar berkata; "Maka aku mengambil kambing yang kurus lalu aku peras sedikit susunya
kemudian aku mendatangi beliau, kemudian beliau meminumnya hingga aku merasa puas".(Shahih) |
12 |
3619 |
Telah menceritakan kepadaku Zakaria bin Yahya dari Abu Usamah dari Hisyam bin
'Urwah dari bapaknya dari Asma' radliallahu 'anha, bahwa Asma' sedang mengandung
'Abdullah bin Az Zubair. Dia berkata; "Aku keluar menuju dengan usia kandungan yang sudah
sempurna lalu aku tiba di Madinah. Aku singgah di Quba' lalu melahirkan disana. Kemudian
aku membawa bayiku ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku letakkan di
buaiannya. Kemudian beliau meminta sebutir kurma dan mengunyahnya kemudian
meludahkannya ke mulut bayiku. sehingga yang pertama kali masuk ke rongga mulutnya
adalah air ludah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau mentahniknya
dengan kurma (memasukkan kunyahan kurma ke bagian depan tenggorokan sebelah atas)
lalu mendo'akannya dan memberahinya. Dialah anak yang pertama kali lahir dalam Islam."
Hadits ini di perkuat oleh Khalid bin Makhlad dari 'Ali bin Mushir dari Hisyam dari bapaknya
dari Asma' radliallahu 'anha, bahwa dia berhijrah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dalam keadaan mengandung.(Shahih) |
13 |
3620 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Abu Usamah dari Hisyam bin 'Urwah
dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Bayi yang pertama kali lahir dalam
Islam adalah 'Abdullah bin Az Zubair dimana mereka membawanya ke hadapan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil sebutir kurma
kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Dan yang pertama kali masuk ke dalam
perutnya adalah air ludah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".(Shahih) |
14 |
3621 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad telah menceritakan kepada kami 'Abdush
Shamad telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami 'Abdul
'Aziz bin Shuhaib telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata;
Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah dengan membonceng Abu Bakar. Abu
Bakar adalah seorang yang sudah tua dan dikenali, sedangkan Nabi Allah shallallahu 'alaihi
wasallam masih muda dan belum dikenal. Anas Radiallahu 'anhu berkata; Maka datanglah
seorang laki-laki kepada Abu Bakar seraya berkata; "Wahai Abu Bakar, siapakah laki-laki yang
di hadapanmu ini?". Abu Bakar menjawab; "Dialah orang yang telah menunjukkan jalan
kepadaku". Orang itu menduga bahwa yang dimaksud Abu Bakar adalah penunjuk jalan yang
dilalui. Padahal yang sebenarnya adalah jalan kebaikan (Islam). Kemudian Abu Bakar
menoleh, tiba-tiba ada seorang penunggang kuda yang menyusul mereka. Abu Bakar
berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang penunggang kuda yang menyusul kita". Maka Nabi
Allah menoleh lalu bersabda: "Ya Allah, sungkurkanlah ia ke tanah". Maka orang itu
dipelantingkan kudanya. Lalu kuda itu berdiri sambil meringkik. Laki-laki itu berkata; "Wahai
Nabi Allah, perintahkanlah aku apa saja yang engkau inginkan". Beliau berkata; "Tetaplah
kamu di tempatmu sekarang, dan jangan biarkan ada seorangpun yang menyusul kami".
Anas Radiallahu 'anhu berkata; Maka laki-laki itu berjuang di awal hari untuk melindungi
Nabi Allah dan pada akhir hari dia menjadi tameng bagi beliau". Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam singgah di samping harrah, lalu mengirim utusan kepada kaum
Anshar. Maka mereka datang menemui Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu
Bakar, mereka memberi salam kepada keduanya. Mereka berkata; "berjalanlah kalian
berdua dengan aman dan dipatuhi". Maka Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu
Bakar menunggang tunggangannya sedangkan mereka mengelilingi keduanya dengan
bersenjata. Sementara itu di Madinah sudah tersiar kabar bahwa telah tiba Nabi Allah, telah
tiba Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka naik ketempat tinggi untuk melihat, lalu
mereka berseru; "Nabi Allah telah tiba, Nabi Allah telah tiba". Beliau terus berjalan hingga
singgah di samping rumah Abu Ayyub. Sesungguhnya ketika beliau sedang bercerita tentang
keluarganya, 'Abdullah bin Salam mendengarnya. Saat itu dia sedang berada di kebun kurma
milik keluarganya untuk memetik buahnya untuk mereka. Maka dia bergegas meletakkan
apa yang sudah dipetiknya lalu datang mendengar dari Nabi Allah shallallahu 'alaihi
wasallam, kemudian kembali kepada keluarganya. Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya: "Manakah rumah keluarga kami yang terdekat?". Abu Ayyub menjawab; "Sayalah,
wahai Nabi Allah. Ini rumahku dan ini pintuku". Beliau kemudian berkata: "Pergilah dan
siapkanlah tempat untuk istirahat siang kami". Abu Ayyub berkata; "Bedirilah kalian berdua
dengan barakah dari Allah". Ketika Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba, 'Abdullah bin
Salam pun tiba, dia bertanya; "A ku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah dan engkau
datang dengan membawa kebenaran. Sungguh orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa
aku adalah pemimpin mereka dan putra dari pemimpin mereka, orang 'alim mereka dan
putra dari orang 'alim mereka. Panggilah mereka dan tanyalah kepada mereka tentang aku
sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah masuk Islam. Karena, bila mengetahui aku
telah masuk Islam, mereka akan mengatakan kedustaan tentang aku yang tidak ada
padaku". Maka Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus utusan kepada mereka,
mereka pun datang dan menemui beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata
kepada mereka: "Wahai sekalian kaum Yahudi, kecelakaan buat kalian. Takutlah kepada
Allah. Demi Allah, yang tiada ilah yang berhak disembah melainkan Dia, sungguh kalian telah
mengetahui bahwa aku adalah Rasul Allah yang benar dan aku datang kepada kalian dengan
membawa kebenaran. Maka masuklah kalian kepada Islam". Mereka berkata; "Kami tidak
mengetahuinya". Mereka mengatakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak
tiga kali. Beliau bertanya; "Siapakah 'Abdullah bin Salam itu di kalangan kalian?". Mereka
menjawab; "Oh, dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami, orang 'alim kami
dan putra dari orang 'alim kami". Beliau bertanya: "Bagaimana pendapat kalian seandainya
dia telah masuk Islam". Mereka berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk
Islam". Beliau bertanya lagi: "Bagaimana pendapat kalian seandainya dia telah masuk Islam".
Mereka kembali berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk Islam". Beliau
kembali bertanya lagi: "Bagaimana pendapat kalian seandainya dia benar-benar telah masuk
Islam". Mereka tetap berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk Islam".
Beliau berkata: "Wahai Ibnu Salam, keluarlah temui mereka". Maka 'Abdullah bin Salam
keluar seraya berkata; "Wahai, orang-orang Yahudi, takutlah kalian kepada Allah. Demi Allah,
yang tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia. Sungguh kalian telah mengetahui
bahwa dia adalah Rasul Allah dan dia datang dengan membawa kebenaran". Maka mereka
berkata; "Kamu dusta". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusir mereka
keluar.(Shahih) |
15 |
3622 |
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami
Hisyam dari Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin 'Umar dari
Nafi' dari 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu, dia mewajibkan kepada empat orang-
orang Muhajirin yang pertama untuk membayar empat ribu bagi setiap orang dan dia
mewajibkan bagi Ibnu 'Umar tiga ribu lima ratus". Lalu dia ditanya; "Ibnu 'Umar termasuk
muhajirin, tapi kenapa engkau mengurangi dari kewajiban empat ribu?". Maka dia
menjawab; "Dia berhijrah dibawa oleh kedua orang tuanya." Dia juga berkata; "Dia tidak
sama dengan orang yang berhijrah sendiri".(Shahih) |
16 |
3623 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada
kami Sufyan dari Al A'masy dari Abu Wa'il dari Khabbab berkata; Kami berhijrah bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada
kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Al A'masy berkata, aku
mendengar Syaqiq bin Salamah berkata, telah menceritakan kepada kami Khabbab berkata;
"Kami berhijrah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semata-mata mengharapkan
ridla Allah, dan kami telah mendapatkan pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang
meninggal lebih dahulu sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya
adalah Mus'ab bin Umair. Dia terbunuh di medan Perang Uhud dan dia tidak meninggalkan
suatu apapun selain selembar kain yang apabila kami gunakan untuk menutup kepalanya
dengan kain tersebut maka kakinya terbuka keluar dan bila kakinya yang hendak kami tutup
kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan
kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup dengan
dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga yang telah memetik hasil usahanya (didunia ini)
".(Shahih) |
17 |
3624 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bisyir telah menceritakan kepada kami
Rauh telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Mu'awiyah bin Qurah berkata, telah
menceritakan kepadaku Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari berkata, 'Abdullah bin 'Umar
radliallahu 'anhuma berkata kepadaku; "Apakah kamu mengetahui apa yang dikatakan
bapakku kepada bapakmu?". Abu Burdah berkata; Aku menjawab; "Tidak". Ibnu 'Umar
berkata; "Sesungguhnya bapakku telah berkata kepada bapakmu; "Wahai Abu Musa, apakah
kamu senang dengan keIslaman kita bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hijrah
kita bersama beliau, jihad kita bersama beliau dan amal-amal kita seluruhnya bersama beliau
di tetapkan -sebagai pahala- untuk kita? Dan semua amal kita yang kita kerjakan setelah
beliau kita akan mendapat keselamatan dan balasan yang sepadan?" Maka bapakku berkata;
"Demi Allah, sungguh kita telah berjihad sesudah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita
shalat, shaum dan beramal kebaikan yang banyak dan telah banyak orang yang masuk Islam
di tangan kita, sudah tentu kita mengharapkan pahala itu", Bapakku berkata lagi; "Adapun
aku, demi Dzat yang jiwa 'Umar berada di tangan-Nya, aku berharap bahwa amalan itu untuk
kita dan setiap amal yang telah kita lakukan setelah itu dapat menyelamatkan kita secara
sepadan". Aku berkata; "Sesungguhnya bapakmu lebih baik dari bapakku".(Shahih) |
18 |
3625 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ash Shabah, atau telah sampai
kepadaku berita darinya, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari 'Ashim dari Abu
'Utsman berkata, aku mendengar Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma jika dikatakan kepadanya
bahwa dia berhijrah sebelum bapaknya, dia akan marah. Dia berkata; "Aku beserta bapakku
datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kami mendapatkan beliau
sedang istirahat siang, lalu kami kembali ke tempat tinggal kami. Kemudian 'Umar mengutus
aku sambil berkata; "Pergi dan lihatlah apakah beliau sudah bangun". Maka aku mendatangi
beliau lalu masuk dan membai'at beliau, kemudian aku kembali menemui 'Umar dan aku
kabarkan kepadanya bahwa beliau sudah bangun. Maka kami berangkat menemui beliau
dengan agak mempercepat jalan hingga kami masuk menemui, beliau lalu 'Umar membai'at
beliau kemudian aku pun membai'at beliau".(Shahih) |
19 |
3626 |
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin 'Utsman telah menceritakan kepada kami
Syuraih bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Yusuf dari bapaknya dari
Abu Ishaq berkata, aku mendengar Al Bara' bercerita, katanya; Abu Bakar membeli
seperangkat pelana dari 'Azib lalu aku membawa pelana itu bersamanya. -Dia (Al Bara')
melanjutkan; - Maka 'Azib bertanya kepadanya tentang perjalanan hijrah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Bakar berkata; "Kami telah melakukan pengamatan hingga
kami memilih keluar di malam hari, lalu kami mempercepat perjalanan kami di waktu malam
dan siang, hingga akhirnya ketika pada waktu tengah hari, nampak kepada kami sebuah batu
besar. Kemudian kami mendatangi batu tersebut dan ada celah untuk bernaung. Maka aku
menggelar kainku yang terbuat dari kulit unta untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur di atasnya. Aku beranjak sejenak untuk
mengamati keadaan sekeliling tempat itu yang ternyata aku bertemu dengan seorang budak
penggembala yang sedang menghalau kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung
sebagaimana yang kami inginkan tadi. Aku bertanya kepadanya; "Milik siapakah kamu ini
wahai budak?" budak pengembala itu menjawab; "Aku ini milik fulan". Aku bertanya lagi;
"Apakah kambingmu ini menghasilkan air susu?" penggembala itu menjawab; "Ya". Aku
bertanya lagi; "Apakah kamu bersedia memeras susunya?". Dia menjawab; "Ya". Maka dia
mengambil seekor diantara kambing-kambingnya lalu aku katakan; "Bersihkanlah puting
susunya (dari debu, bulu dan kotoran)." Abu Bakar melanjutkan; Kemudian penggembala itu
memeras sedikit susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas, dan aku membawa
wadah kecil yang aku siapkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka aku
menuangkan air ke dalam susu itu agar dingin pada bagian bawahnya lalu aku bawa susu itu
untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku katakan; "Minumlah wahai Rasulullah". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminumnya hingga aku puas". Kemudian kami
meneruskanperjalanan sementara orang yang mencari kami membututi kami melalui jejak-
jejak kami. Al Bara' berkata; Aku masuk bersama A bu Bakar menemui keluarganya yang
ternyata disana ada 'Aisyah radliallahu 'anha, putrinya, yang sedang berbaring sakit terkena
demam. Aku melihat bapaknya menciumnya lalu berkata; "Bagaimana keadaanmu wahai
ananda".(Shahih) |
20 |
3627 |
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Abdurrahman telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Himyar telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abu
'Ablah bahwa 'Uqbah bin Wassaj bercerita kepadanya dari Anas, pembantu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba (di Madinah) dan tidak ada
satupun dari shahabat beliau yang paling banyak ubanya selain Abu Bakar. Maka kemudian
dia mengecatnya dengan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya) ". Dan berkata
Duhaim telah menceritakan kepada kami Al Walid telah menceritakan kepada kami Al Auza'i
telah menceritakan kepadaku Abu 'Ubiad dari 'Uqbah bin Wassaj telah menceritakan
kepadaku Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di
Madinah dan diantara shahabat beliau yang paling tua adalah Abu Bakr. Kemudian dia
menyemirnya menggunakan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya) hingga warna
rambutnya nampak kemerah-merahan."(Shahih) |
21 |
3628 |
Telah menceritakan kepada kami Ashbagh telah menceritakan kepada kami Ibnu
Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha
bahwa Abu Bakr radliallahu 'anhu pernah menikahi seorang wanita dari bani Kalib yang
kemudian dipanggil Ummu Bakr. Lalu Abu Bakr menceraikannya ketika ia berhijrah. Wanita
itu kemudian diperistri oleh anak sepupunya, yaitu seorang penyair yang menyenandungkan
sya'ir memuji-muji kaum Kafir Quraisy (yang terbunuh dalam perang Badar); "Apakah yang
ada dalam sumur Badar? Yaitu orang-orang yang memiliki mangkuk kayu pohon Syiza yang
dihiasi dengan daging punuk unta.Apakah yang ada dalam sumur Badar? Yaitu para budak
wanita dan orang-orang yang minum, yang mulia. Ummu Bakr mendo'akan (kita) selamat.
Apakah bagi diriku keselamatan setelah kaumku pergi Rasul memberitahukan bahwa kami
akan hidup kembali. Bagaimana burung ashda' (burung hantu) dan ham (tengkorak kepala)
dapat hidup kembali?."(Shahih) |
22 |
3629 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
Hammam dari Tsabit dari Anas dari Abu Bakr radliallahu 'anhu ia berkata; "Aku bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam di dalam gua. Ketika aku mendongakkan kepalaku, ternyata aku
berada di bawah kaki kaum (Kafir Quraisy). Aku katakan kepada Nabiyullah; "Seandainya
sebagian mereka menundukkan pandangannya, tentu akan melihat kami." Beliau bersabda;
"Tenanglah wahai Abu Bakr, jika kita berdua maka yang ketiganya adalah Allah."(Shahih) |
23 |
3630 |
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Al
Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Al Auza'i. Dan Muhammad bin Yusuf
mengatakan; telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepada kami Az
Zuhri ia berkata, telah menceritakan kepadaku 'Atha' bin Yazid Al Laitsiy ia berkata, telah
menceritakan kepadaku Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata; Seorang Arab badui datang
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya tentang hijrah. Beliau menjawab:
"Celaka kamu, sesungguhnya hijrah sangatlah berat. Apakah kamu memiliki unta?". Orang
itu menjawab; "Ya". Beliau bersabda: "Apakah kamu telah mengeluarkan zakatnya?" Orang
itu menjawab; "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu perah susunya pada waktunya?"
Orang itu menjawab; "Ya". Beliau bersabda: "Beramallah sekalipun dari balik lautan, karena
Allah tidak akan menyia-nyiakan amalanmu sedikitpun."(Shahih) |
|