Daftar Hadits riwayat Bukhari


Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji
Bab : Hijrahnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ke Madinah
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 3608 Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Al A'masy berkata, aku mendengar Abu Wa'il berkata; Kami mengunjungi Khabbab lalu dia bercerita; Kami telah berhijrah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hanya mengharapkan ridla Allah, dan kami telah mendapatkan pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair., dia terbunuh di medan Perang Uhud dan dia hanya meninggalkan selembar kain, apabila kami gunakan untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut maka kakinya terbuka keluar dan bila kakinya yang hendak kami tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga yang telah memetik hasil usahanya (didunia ini) ".(Shahih)
2 3609 Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Hammad, putra dari Zaid, dari Yahya dari Muhammad bin Ibrahim dari 'Alqamah bin Waqash berkata, aku mendengar 'Umar radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:; "Setiap amal tergantung dengan niat. Maka siapa yang hijrahnya untuk dunia uang ingin didapatkannya atau untuk seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan, dan barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya".(Shahih)
3 3610 Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Yazid ad Damasyqi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamzah berkata, telah menceritakan kepadaku Abu 'Amru Al Auza'i dari 'Abdah bin Abu Lubabah dari Mujahid bin Jabr Al Makki bahwa 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma pernah berkata; "Tidak ada hijrah setelah kemenangan (penaklukan kota Makah) ".(Shahih)
4 3611 Berkata Yahya bin Hamzah, dan telah menceritakan kepadaku Al Auza'i dari 'Atha' bin Abi Rabah berkata; Aku bersama 'Ubaid bin 'Umair Al Laitsi berkunjung kepada 'Aisyah radliallahu 'anha, kami bertanya kepadanya tentang hijrah. Maka dia mengatakan; "Hari ini tidak ada lagi hijrah. Dahulu orang-orang beriman, diantara mereka ada yang berlari kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa agamanya karena takut terkena fitnah. Adapun hari ini, Allah 'azza wajalla telah memenangkan Islam, dan hari ini pula seseorang dapat beribadah ke pada Rabbnya sesukanya. Dan yang ada sekarang adalah jihad dan niat".(Shahih)
5 3612 Telah menceritakan kepadaku Zakaria bin Yahya telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, Hisyam berkata, bapakku telah mengabarkan kepadaku dari 'Aisyah radliallahu 'anha, bahwa Sa'ad berkata; "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwasanya tidak ada seorangpun yang lebih aku cintai untuk aku perangi di jalan-Mu dari kaum yang telah mendustakan Rasul-Mu dan mengusir beliau. Ya Allah, sungguh aku yakin bahwa Engkau telah menghentikan perang antara kami dan mereka". Dan Aban bin Yazid berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya, 'Aisyah radliallahu 'anha mengabarkan kepadaku; "..kaum yang telah mendustakan Nabi-Mu dan mengusirnya dari Quraisy".(Shahih)
6 3613 Telah menceritakan kepada kami Mathar bin Al Fadlal telah menceritakan kepada kami Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diutus sebagai rasul saat beliau berusia empat puluh tahun, beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun menerima wahyu, kemudian beliau diperintahkan untuk berhijrah, Maka beliau berhijrah dan (menetap di Madinah) selama sepuluh tahun hingga beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun".(Shahih)
7 3614 Telah menceritakan kepadaku Mathar bin Al Fadlal telah menceritakan kepada kami Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Zakaria bin Ishaq telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Dinar dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di Makkah selama tiga belas tahun (sejak menerima wahyu) dan beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun".(Shahih)
8 3615 Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu an Nadlar mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari 'Ubaid, yaitu anak dari Hunain, dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk di atas mimbar lalu bersabda: "Sesungguhnya ada seorang hamba yang Allah telah ditawarkan kepadanya untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi- Nya, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah". Maka tiba-tiba Abu Bakar menangis lalu berkata; "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Kami menjadi heran kepadanya. Orang-orang berkata;; "Perhatikanlah orang tua ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan tentang seorang hamba yang Allah ditawarkan kepadanya perhiasan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu orang tua ini berkata; "Kami tebus anda dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami". Dan ternyata hamba yang diminta memilih itu adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Abu Bakar adalah orang yang paling memahami tentang beliau. Dan kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling terpercaya di hadapanku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Dan seandainya aku boleh mengambil kekasih selain Rabbku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam. Sungguh tidak ada satupun pintu di dalam masjid yang tersisa melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar".(Shahih)
9 3616 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail berkata Ibnu Syihab, telah menceritakan kepadaku 'Urwan bin Az Zubair bahwa 'Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Aku belum baligh ketika kedua orang tuaku sudah memeluk Islam, sejak saat itu tidak ada satu haripun yang kami lalui melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui kami di sepanjang hari baik pagi ataupun petang. Ketika Kaum Muslimin mendapat ujian, Abu Baka r keluar berhijrah menuju Habasyah (Ethiopia), ketika sampai di Barkal Ghimad dia didatangi oleh Ibnu Ad Daghinah seorang kepala suku, seraya berkata; "Kamu hendak kemana, wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab: "Kaumku telah mengusirku, maka aku ingin keliling dunia agar aku bisa beribadah kepada Tuhanku". Ibnu Ad Daghinah berkata: "Seharusnya orang seperti anda tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir, karena anda termasuk orang yang bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturrahim, menanggung orang- orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran. Aku akan menjadi pelindung anda. Maka kembali dan sembahlah Tuhanmu di negerimu." Maka Abu Bakar kembali dan berangkat pula Ibnu Ad Daghinah bersamanya. Lalu Ibnu Ad Dag hinah pada sore hari berjalan di hadapan para pembesar Quraisy seraya berkata kepada mereka; "Sesungguhnya orang seperti Abu Bakar tidak patut keluar dan tidak patut pula diusir. Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?". Akhirnya orang-orang Quraisy tidak mendustakan perlindungan Ibnu ad Daghimah tehadap Abu Bakar, dan mereka berkata kepada Ibnu Ad Daghinah; "Perintahkanlah kepada Abu Bakar agar beribadah menyembah Tuhannya di rumahnya saja dan shalat serta membaca Al Qur'an sesukanya, dan janganlah dia mengganggu kami dengan kegiatannya itu dan jangan mengeraskannya karena kami khawatir akan menimbulkan fitnah terhadap istri-istri dan anak-anak kami". Ibnu Ad Daghinah menyampaikan hal ini kepada Abu Bakar. Maka Abu Bakar mulai beribadah di rumahnya dan tidak mengeraskan bacaan shalat dan tidak membaca al Qur'an diluar selain di rumahnya. Kemudian muncul ide pada diri Abu Bakar untuk membangun tempat shalat di halaman rumahnya yang melebar keluar, yang dapat dia gunakan untuk shalat disana dan membaca al Qur'an. Tetapi istri-istri dan anak-anak Kaum Musyrikin berkumpul disana dengan penuh keheranan dan menanti selesainya Abu Bakar beribadah. Dan sebagaimana diketahui Abu Bakar adalah seorang yang suka menangis yang tidak sanggup menahan air matanya ketika membaca al Qur'an. Maka kagetlah para pembesar Quraisy dari kalangan Musyrikin yang akhirnya mereka memanggil Ibnu Ad Daghinah ke hadapan mereka dan berkata kepadanya: "Sesungguhnya kami telah memberikan jaminan kepada Abu Bakar dengan jaminan dari anda untuk beribadah di rumahnya, namun dia melanggar hal tersebut dengan membangun tempat shalat di halaman rumahnya serta mengeraskan shalat dan bacaan, padahal kami khawatir hal itu akan dapat mempengaruhi istri-istri dan anak-anak kami, dan ternyata benar-benar terjadi. Maka laranglah dia. Jika dia mau beribadah kepada Rabbanya di rumahnya saja silakan. Namun jika dia menolak dan tetap mengeraskan suaranya, mintalah kepadanya agar dia mengembalikan perlindungan anda, karena kami tidak suka bila kamu melanggar perjanjian dan kami tidak setuju bersepakat dengan Abu Bakar". Berkata 'Aisyah radliallahu 'anha: Maka Ibnu Ad Daghinah menemui Abu Bakar dan berkata: "Kamu telah mengetahui perjanjian yang kamu buat, maka apakah kamu tetap memeliharanya atau mengembalikan perlindunganku kepadaku, karena aku tidak suka bila orang-orang Arab mendengar bahwa aku telah melanggar perjanjian hanya karena seseorang yang telah aku ikat dengannya." Maka Abu Bakar menjawab; "aku mengmbalikan kepadamu jaminan perlindunganmu, dan aku ridla dengan jaminan perlindungan Allah 'azza wajalla." Dan NAbi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat itu sedang berada di Makkah, beliau bersabda kepada kaum muslimin: "Sungguh telah di perlihatkan kepadaku negeri tempat hijrah kalian yang memiliki pepohonan kurma diantara dua bukit yang berbatu hitam". Maka berhijrahlah orang yang mau berhijrah menuju Madinah. Begitu pula secara umum mereka yang berhijrah ke Habasyah ikut berhijrah ke Madinah. Lalu Abu Bakar juga bersiap-siap hendak berangkat menuju Madinah. Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Diamlah kamu di tempatmu, sesungguhnya aku berharap semoga aku mendapat izin (untuk berhijrah) ". Abu Bakar berkata: "Sungguh demi bapakku sebagai tebusan, apakah benar Tuan mengharapkan itu?". Beliau bersabda: "Ya benar". Maka Abu Bakar berharap dalam dirinya bahwa dia benar-benar dapat mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam berhijrah. Maka dia memberi makan dua hewan tunggangan yang dimilikinya dengan dedaunan Samur selama empat bulan. Ibnu Syihab berkata, 'Urwah berkata, 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Pada suatu hari di tengah siang ketika kami sedang duduk di rumah Abu Bakar, tiba-tiba ada orang yang berkata kepada Abu Bakar; "Ini ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada waktu yang sebelumnya tidak pernah beliau datang kepada kami pada waktu seperti ini". Maka Abu Bakar berkata; "Bapak ibuku menjadi tebusan untuk beliau. Demi Allah, tidaklah beliau datang pada waktu seperti ini melainkan pasti ada urusan penting". 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang kemudian meminta izin lalu beliau dipersilakan masuk. Beliau masuk dan berkata kepada Abu Bakar; "Perintahkan orang-orang yang ada di rumahmu untuk keluar". Abu Bakar berkata; "Mereka itu dari keluarga tuan juga, bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah". Beliau lalu berkata; "Sunnguh aku telah diizinkan untuk keluar berhijrah". Abu Bakar bertanya; "Apakah aku akan menjadi pendamping, demi bapakku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ya benar". Abu Bakar berkata; "Demi bapakku sebagai tebusanmu, ambillah salah satu dari unta tungganganku ini". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "(Harus) dengan harga" 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka kami mempersiapkan untuk keduanya dengan baik dan kami buatkan bagi keduanya bekal makanan yang kami simpan dalan kantung kulit. Sementara Asma' binti Abu Bakar memotong kain ikat pingganngnya menjadi dua bagian lalu satu bagiannya digunakan untuk mengikat kantung kulit itu. Dari peristiwa inilah kemudian dia dikenal sebagai Dzatin Nithaqain (Wanita yang mempunyai dua potongan ikat pinggang). -'Aisyah radliallahu 'anha melanjutkan; - Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sampai di gua di bukit Tsur. Mereka bersembunyi disana selama tiga malam. 'Abdullah bin Abu Bakar, seorang pemuda yang cerdik lagi cepat tanggap ikut bersama keduanya bermalan disana. Pada waktu sahur (akhir malam) dia keluar meninggalkan keduanya dan pada pagi harinya dia berbaur dengan orang-orang Quraisy seperti layaknya orang yang bermalam di Makkah. Tidaklah dia mendengar suatu rahasia yang dapat memperdaya keduanya melainkan dia akan mengingatnya hingga dia datang menemui keduanya dengan membawa kabar ketika hari sudah mulai gelap. Dan 'Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar menggembalakan kambing untuk diperah susunya dan diberikan kepada keduanya sesaat setelah berlalu waktu 'Isya', Maka keduanya dapat bermalam dengan tenang, dengan mendapat susu segar, yaitu susu hasil perahan kambing itu hingga Amir bin Fuhairah menggiring kambing-kambing tersebut untuk digembalakan saat menjelang pagi. Dia melakukan ini pada setiap malam selama tiga malam persembunyian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar mengupah seseorang dari suku Bani ad Diil, yaitu suku keturunan Bani 'Abdu 'Adi sebagai pemandu jalan. Orang itu adalah orang yang mengerti tentang jalur perjalanan. Orang ini telah ikut bersumpah dengan keluarga Al 'Ash bin Wa'il as Sahmiy dan juga dia adalah seorang yang beragama dengan agamanya orang-orang Kafir Quraisy. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar menpercayainya dan menyerahkan kedua unta tunggangannya dan membuat perjanjian dengannya untuk membawa kembali unta tunggangan tersebut di gua Tsur setelah tiga malam pada waktu shubuh di malam ketiga. Kemudian 'Amir bin Fuhairah berangkat bersama keduanya dan seorang penunjuk jalan tadi. Pemandu jalan itu mengambil jalan di pesisir bersama mereka. Ibnu Syihab berkata; Dan telah mengabarkan kepadaku 'Abdur Rahman bin Malik Al Mudliji, keponakan Suraqah bin Malik bin Ju'syam, bahwa bapaknya mengabarkan kepadanya, bahwa dia mendengar Suraqah bin Ju'syam berkata; Datang kepada kami beberapa orang utusan Kaum Kafir Quraisy, yang menjadikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sebagai sayembara berhadiah bagi orang yang membunuh atau menawan salah seorang dari keduanya. Dan ketika aku sedang duduk bermajelis di tengah majelis kaumku, Bani Mudlij, tiba-tiba datang menghadap seorang dari mereka lalu berdiri di hadapan kami yang sedang duduk bermajelis seraya berkata; "Wahai Suraqah, sungguh barusan aku melihat hitam- hitam di pesisir. Aku kira mereka itu adalah Muhammad dan shahabatnya". Suraqah berkata; Saya tahu bahwa mereka itu adalah yang dimaksud, tetapi aku berkata kepadanya; "sesungguhnya mereka itu bukan mereka (rombongan Rasulullah), akan tetapi kamu telah melihat fulan dan fulan, yang bergerak bersama-sama dengan mata-mata kami." Aku tetap berdiam di majelis itu beberapa saat, kemudian aku pergi pulang dan masuk ke rumah. Kemudian aku perintahkan pembantu wanitaku agar membawa keluar kudaku dari balik bukit dan menahannya hingga aku datang. Aku mengambil tombak lalu keluar dari belakang rumah. Aku menyembunyikan tombakku dengan meletakkan ujung bawah tombak itu ke tanah dan merendahkan ujung atasnya, ketika aku sampai pada kudaku, aku langsung menungganginya. Aku mempercepat lari kudaku itu agar aku dapat mendekati mereka. Ketika aku sudah dekat dengan mereka, kudaku terperosok ke tanah dan aku jatuh tersungkur. Aku bangun lalu aku menggapaikan tanganku ke tempat anak panahku lalu aku keluarkan beberapa anak panah untuk aku jadikan alat mengundi nasib. Aku mencari penjelasan denga cara mengundi anak panah itu, apakah aku akan mencelakai mereka atau tidak. Maka undian yang keluar adalah apa yang tidak aku senangi. Kemudian aku menunggang kudaku lagi tanpa percaya dengan hasil undian tadi agar aku dapat mendekati mereka lagi. Ketika aku (mendekat) sampai dapat mendengar bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan pada saat itu beliau tidak menoleh, sedangkan Abu Bakar sering kali menoleh kesana kemari, kaki depan kudaku kembali terperosok di dalam tanah hingga mencapai kedua lututnya dan aku terpelanting dari atasnya. Aku menghalau kudaku, lalu dia bangkit dan hampir saja dia tidak dapat mencabut kedua kakinya. Ketika kudaku sudah berdiri tegak, tiba-tiba pada bekas jejak kakinya keluar asap (yang tidak berasal dari api) lalu membubung ke langit bagaikan awan. Kemudian aku kemabli mencari penjelasan dengan undian dan lagi-lagi undian yag keluar adalah yang aku tidak sukai. Akhirnya aku memanggil mereka dengan jaminan keamanan. Maka mereka berhenti. Lalu aku menunggang kudaku hingga sampai kepada mereka. Ketika aku memperolah kegagalan (membunuh mereka), terbetiklah dalam hatiku bahwa kelak urusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan menang. Aku berkata kepada beliau; "Sesungguhnya kaum anda telah membuat sayembara berhadiah atas engkau". Lalu aku menceritakan kepada mereka apa yang sedang diinginkan oleh orang-orang atas diri beliau. Kemudian aku menawarkan kepada mereka berdua perbekalan dan harta bendaku, namun keduanya tidaklah mengurangi dan meminta apa yang ada padaku. Akan tetapi beliau berkata: "Rahasiakanlah keberadaan kami". Lalu aku meminta kepada beliau agar menulis surat jaminan keamanan, maka beliau menyuruh 'Amir bin Fuhairah untuk menuliskannya pada kulit yang telah disamak. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Az Zubair dalam rombongan kafilah dagang Kaum Muslimin. Mere ka adalah para pedagang yang baru kembali dari negeri Syam, Az Zubair memakaikan pakaian berwarna putih kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar. Kaum Muslimin di Madinah telah mendengar keluarnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah, dan mereka setiap pagi pergi ke Harrah untuk menyambut kedatangan beliau sampai udara terik tengah hari memaksa mereka untuk pulang. Pada suatu hari, ketika mereka telah kembali kerumah- rumah mereka, setelah menanti dengan lama, seorang laki-laki Yahudi naik ke atas salah satu dari benteng-benteng mereka untuk keperluan yang akan dilihatnya, tetapi dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan shahabat-shahabatnya berpakaian putih yang hilang timbul di telan fatamorgana (terik panas). Orang Yahudi itu tidak dapat menguasai dirinya untuk berteriak dengan suaranya yang keras; "Wahai orang-orang Arab, inilah pemimpin kalian yang telah kalian nanti-nantikan". Serta merta Kaum Muslimin berhamburan mengambil senjata-senjata mereka dan menyongsong kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di punggung harrah. Beliau berdiri berjajar dengan mereka di sebelah kanan hingga beliau singgah di Bani 'Amru bin 'Auf. Hari itu adalah hari Senin bulan Rabi'ul Awwal. Abu Bakar berdiri sementara beliau duduk sambil terdiam. Maka mulailah orang-orang Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi ucapan selamat kepada Abu Bakar hingga sinar matahari langsung mengenai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Bakar menghampiri beliau dan memayungi beliau dengan selendangnya. Saat itulah orang-orang baru tahu mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di rumah Bani 'Amru bin 'Auf sekitar sepuluh malam dan beliau membangun sebuah masjid yang dibangun atas dasar ketaqwaan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat di masjid itu. Selanjutnya beliau mengendarai unta beliau untuk berjalan bersama orang-orang sampai unta beliau menderum di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, masjid dimana Kaum Muslimin mendirikan shalat. Sebelumnya masjid tersebut adalah tempat penjemuran kurma milik Suhail dan Sahal, dua anak yatim di bawah perwalian As'ad bin Zurarah. Kemudian ketika untanya menderum, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Insya Allah, inilah tempat tinggalku". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggil kedua anak yatim itu untuk membeli tempat penjemuran kurma itu, untuk dijadikan masjid. Kedua anak yatim itu berkata; "Tidak. Bahkan kami telah menghibahkannya kepada tuan. Wahai Rasulullah." Tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mau menerima hibah keduanya sampai akhirnya beliau membelinya dari kedua anak itu. Selanjutnya beliau membangunnya sebagai masjid dan mulailah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shahabat beliau memindahkan batu-batu untuk membangunnya. Sambil memindahkan batu-batu itu beliau bersya'ir: "Barang yang dibawa ini (batu-batuan) bukanlah barang dari Khaibar.Ini adalah lebih baik, wahai Rabb kami, dan lebih suci". Dan beliau juga bersya'ir: "Ya Allah, sesungguhnya pahala itu adalah pahala akhirat. Maka rahmatilah kaum Anshar dan Muhajirin". Perawi membawakan sya'ir seseorang dari Kaum Muslimin namun tidak disebutkannya kepadaku. Ibnu Syihab berkata; Diantara hadits-hadits yang ada, tidak ada satupun hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawakan sya'ir secara sempurna selain dari hadits ini".(Shahih)
10 3617 Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dan Fathimah dari asma' radliallahu 'anha berkata; Aku membuatkan bekal perjalanan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar ketika keduanya hendak berangkat hijrah menuju Madinah. Aku katakan kepada bapakku; "Aku tidak mendapatkan sesuatu untuk mengikat melainkan kain ikat pinggangku". Bapakku berkata; "Potonglah kain ikat pinggang itu". Maka aku melakukannya. Dari situlah kemudian aku dijuluki dengan Dzatin Nithaqain (Wanita yang mempunyai dua potongan ikat pinggang) " Sedang Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "'Asma' adalah Dzatu Nithaq".(Shahih)
11 3618 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq berkata, aku mendengar Al Bara' radliallahu 'anhu berkata; Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhijrah menuju Madinah, Suraqah bin Malik bin Ju'syam menguntit beliau. Maka beliau mendo'akan kecelakaan baginya sehingga kudanya terperosok kedalam tanah. Kemudian Suraqah berkata; "Mohonkanlah doa kepada Allah untukku dan aku tidak akan mencelakakanmu". Maka beliau mendo'akannya. Al Bara' berkata; Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasa haus lalu beliau lewat didepan seorang pengembala. Abu Bakar berkata; "Maka aku mengambil kambing yang kurus lalu aku peras sedikit susunya kemudian aku mendatangi beliau, kemudian beliau meminumnya hingga aku merasa puas".(Shahih)
12 3619 Telah menceritakan kepadaku Zakaria bin Yahya dari Abu Usamah dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Asma' radliallahu 'anha, bahwa Asma' sedang mengandung 'Abdullah bin Az Zubair. Dia berkata; "Aku keluar menuju dengan usia kandungan yang sudah sempurna lalu aku tiba di Madinah. Aku singgah di Quba' lalu melahirkan disana. Kemudian aku membawa bayiku ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku letakkan di buaiannya. Kemudian beliau meminta sebutir kurma dan mengunyahnya kemudian meludahkannya ke mulut bayiku. sehingga yang pertama kali masuk ke rongga mulutnya adalah air ludah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau mentahniknya dengan kurma (memasukkan kunyahan kurma ke bagian depan tenggorokan sebelah atas) lalu mendo'akannya dan memberahinya. Dialah anak yang pertama kali lahir dalam Islam." Hadits ini di perkuat oleh Khalid bin Makhlad dari 'Ali bin Mushir dari Hisyam dari bapaknya dari Asma' radliallahu 'anha, bahwa dia berhijrah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan mengandung.(Shahih)
13 3620 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Abu Usamah dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; "Bayi yang pertama kali lahir dalam Islam adalah 'Abdullah bin Az Zubair dimana mereka membawanya ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil sebutir kurma kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Dan yang pertama kali masuk ke dalam perutnya adalah air ludah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".(Shahih)
14 3621 Telah menceritakan kepadaku Muhammad telah menceritakan kepada kami 'Abdush Shamad telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Shuhaib telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah dengan membonceng Abu Bakar. Abu Bakar adalah seorang yang sudah tua dan dikenali, sedangkan Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam masih muda dan belum dikenal. Anas Radiallahu 'anhu berkata; Maka datanglah seorang laki-laki kepada Abu Bakar seraya berkata; "Wahai Abu Bakar, siapakah laki-laki yang di hadapanmu ini?". Abu Bakar menjawab; "Dialah orang yang telah menunjukkan jalan kepadaku". Orang itu menduga bahwa yang dimaksud Abu Bakar adalah penunjuk jalan yang dilalui. Padahal yang sebenarnya adalah jalan kebaikan (Islam). Kemudian Abu Bakar menoleh, tiba-tiba ada seorang penunggang kuda yang menyusul mereka. Abu Bakar berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang penunggang kuda yang menyusul kita". Maka Nabi Allah menoleh lalu bersabda: "Ya Allah, sungkurkanlah ia ke tanah". Maka orang itu dipelantingkan kudanya. Lalu kuda itu berdiri sambil meringkik. Laki-laki itu berkata; "Wahai Nabi Allah, perintahkanlah aku apa saja yang engkau inginkan". Beliau berkata; "Tetaplah kamu di tempatmu sekarang, dan jangan biarkan ada seorangpun yang menyusul kami". Anas Radiallahu 'anhu berkata; Maka laki-laki itu berjuang di awal hari untuk melindungi Nabi Allah dan pada akhir hari dia menjadi tameng bagi beliau". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam singgah di samping harrah, lalu mengirim utusan kepada kaum Anshar. Maka mereka datang menemui Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar, mereka memberi salam kepada keduanya. Mereka berkata; "berjalanlah kalian berdua dengan aman dan dipatuhi". Maka Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar menunggang tunggangannya sedangkan mereka mengelilingi keduanya dengan bersenjata. Sementara itu di Madinah sudah tersiar kabar bahwa telah tiba Nabi Allah, telah tiba Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka naik ketempat tinggi untuk melihat, lalu mereka berseru; "Nabi Allah telah tiba, Nabi Allah telah tiba". Beliau terus berjalan hingga singgah di samping rumah Abu Ayyub. Sesungguhnya ketika beliau sedang bercerita tentang keluarganya, 'Abdullah bin Salam mendengarnya. Saat itu dia sedang berada di kebun kurma milik keluarganya untuk memetik buahnya untuk mereka. Maka dia bergegas meletakkan apa yang sudah dipetiknya lalu datang mendengar dari Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kembali kepada keluarganya. Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Manakah rumah keluarga kami yang terdekat?". Abu Ayyub menjawab; "Sayalah, wahai Nabi Allah. Ini rumahku dan ini pintuku". Beliau kemudian berkata: "Pergilah dan siapkanlah tempat untuk istirahat siang kami". Abu Ayyub berkata; "Bedirilah kalian berdua dengan barakah dari Allah". Ketika Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba, 'Abdullah bin Salam pun tiba, dia bertanya; "A ku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah dan engkau datang dengan membawa kebenaran. Sungguh orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa aku adalah pemimpin mereka dan putra dari pemimpin mereka, orang 'alim mereka dan putra dari orang 'alim mereka. Panggilah mereka dan tanyalah kepada mereka tentang aku sebelum mereka mengetahui bahwa aku telah masuk Islam. Karena, bila mengetahui aku telah masuk Islam, mereka akan mengatakan kedustaan tentang aku yang tidak ada padaku". Maka Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus utusan kepada mereka, mereka pun datang dan menemui beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada mereka: "Wahai sekalian kaum Yahudi, kecelakaan buat kalian. Takutlah kepada Allah. Demi Allah, yang tiada ilah yang berhak disembah melainkan Dia, sungguh kalian telah mengetahui bahwa aku adalah Rasul Allah yang benar dan aku datang kepada kalian dengan membawa kebenaran. Maka masuklah kalian kepada Islam". Mereka berkata; "Kami tidak mengetahuinya". Mereka mengatakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak tiga kali. Beliau bertanya; "Siapakah 'Abdullah bin Salam itu di kalangan kalian?". Mereka menjawab; "Oh, dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami, orang 'alim kami dan putra dari orang 'alim kami". Beliau bertanya: "Bagaimana pendapat kalian seandainya dia telah masuk Islam". Mereka berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk Islam". Beliau bertanya lagi: "Bagaimana pendapat kalian seandainya dia telah masuk Islam". Mereka kembali berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk Islam". Beliau kembali bertanya lagi: "Bagaimana pendapat kalian seandainya dia benar-benar telah masuk Islam". Mereka tetap berkata; "Maha suci Allah. Dia tidak akan mungkin masuk Islam". Beliau berkata: "Wahai Ibnu Salam, keluarlah temui mereka". Maka 'Abdullah bin Salam keluar seraya berkata; "Wahai, orang-orang Yahudi, takutlah kalian kepada Allah. Demi Allah, yang tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia. Sungguh kalian telah mengetahui bahwa dia adalah Rasul Allah dan dia datang dengan membawa kebenaran". Maka mereka berkata; "Kamu dusta". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengusir mereka keluar.(Shahih)
15 3622 Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin 'Umar dari Nafi' dari 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu, dia mewajibkan kepada empat orang- orang Muhajirin yang pertama untuk membayar empat ribu bagi setiap orang dan dia mewajibkan bagi Ibnu 'Umar tiga ribu lima ratus". Lalu dia ditanya; "Ibnu 'Umar termasuk muhajirin, tapi kenapa engkau mengurangi dari kewajiban empat ribu?". Maka dia menjawab; "Dia berhijrah dibawa oleh kedua orang tuanya." Dia juga berkata; "Dia tidak sama dengan orang yang berhijrah sendiri".(Shahih)
16 3623 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Abu Wa'il dari Khabbab berkata; Kami berhijrah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Al A'masy berkata, aku mendengar Syaqiq bin Salamah berkata, telah menceritakan kepada kami Khabbab berkata; "Kami berhijrah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semata-mata mengharapkan ridla Allah, dan kami telah mendapatkan pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair. Dia terbunuh di medan Perang Uhud dan dia tidak meninggalkan suatu apapun selain selembar kain yang apabila kami gunakan untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut maka kakinya terbuka keluar dan bila kakinya yang hendak kami tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga yang telah memetik hasil usahanya (didunia ini) ".(Shahih)
17 3624 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bisyir telah menceritakan kepada kami Rauh telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Mu'awiyah bin Qurah berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari berkata, 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma berkata kepadaku; "Apakah kamu mengetahui apa yang dikatakan bapakku kepada bapakmu?". Abu Burdah berkata; Aku menjawab; "Tidak". Ibnu 'Umar berkata; "Sesungguhnya bapakku telah berkata kepada bapakmu; "Wahai Abu Musa, apakah kamu senang dengan keIslaman kita bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hijrah kita bersama beliau, jihad kita bersama beliau dan amal-amal kita seluruhnya bersama beliau di tetapkan -sebagai pahala- untuk kita? Dan semua amal kita yang kita kerjakan setelah beliau kita akan mendapat keselamatan dan balasan yang sepadan?" Maka bapakku berkata; "Demi Allah, sungguh kita telah berjihad sesudah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita shalat, shaum dan beramal kebaikan yang banyak dan telah banyak orang yang masuk Islam di tangan kita, sudah tentu kita mengharapkan pahala itu", Bapakku berkata lagi; "Adapun aku, demi Dzat yang jiwa 'Umar berada di tangan-Nya, aku berharap bahwa amalan itu untuk kita dan setiap amal yang telah kita lakukan setelah itu dapat menyelamatkan kita secara sepadan". Aku berkata; "Sesungguhnya bapakmu lebih baik dari bapakku".(Shahih)
18 3625 Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ash Shabah, atau telah sampai kepadaku berita darinya, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari 'Ashim dari Abu 'Utsman berkata, aku mendengar Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma jika dikatakan kepadanya bahwa dia berhijrah sebelum bapaknya, dia akan marah. Dia berkata; "Aku beserta bapakku datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kami mendapatkan beliau sedang istirahat siang, lalu kami kembali ke tempat tinggal kami. Kemudian 'Umar mengutus aku sambil berkata; "Pergi dan lihatlah apakah beliau sudah bangun". Maka aku mendatangi beliau lalu masuk dan membai'at beliau, kemudian aku kembali menemui 'Umar dan aku kabarkan kepadanya bahwa beliau sudah bangun. Maka kami berangkat menemui beliau dengan agak mempercepat jalan hingga kami masuk menemui, beliau lalu 'Umar membai'at beliau kemudian aku pun membai'at beliau".(Shahih)
19 3626 Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin 'Utsman telah menceritakan kepada kami Syuraih bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Yusuf dari bapaknya dari Abu Ishaq berkata, aku mendengar Al Bara' bercerita, katanya; Abu Bakar membeli seperangkat pelana dari 'Azib lalu aku membawa pelana itu bersamanya. -Dia (Al Bara') melanjutkan; - Maka 'Azib bertanya kepadanya tentang perjalanan hijrah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Bakar berkata; "Kami telah melakukan pengamatan hingga kami memilih keluar di malam hari, lalu kami mempercepat perjalanan kami di waktu malam dan siang, hingga akhirnya ketika pada waktu tengah hari, nampak kepada kami sebuah batu besar. Kemudian kami mendatangi batu tersebut dan ada celah untuk bernaung. Maka aku menggelar kainku yang terbuat dari kulit unta untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur di atasnya. Aku beranjak sejenak untuk mengamati keadaan sekeliling tempat itu yang ternyata aku bertemu dengan seorang budak penggembala yang sedang menghalau kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung sebagaimana yang kami inginkan tadi. Aku bertanya kepadanya; "Milik siapakah kamu ini wahai budak?" budak pengembala itu menjawab; "Aku ini milik fulan". Aku bertanya lagi; "Apakah kambingmu ini menghasilkan air susu?" penggembala itu menjawab; "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah kamu bersedia memeras susunya?". Dia menjawab; "Ya". Maka dia mengambil seekor diantara kambing-kambingnya lalu aku katakan; "Bersihkanlah puting susunya (dari debu, bulu dan kotoran)." Abu Bakar melanjutkan; Kemudian penggembala itu memeras sedikit susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas, dan aku membawa wadah kecil yang aku siapkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka aku menuangkan air ke dalam susu itu agar dingin pada bagian bawahnya lalu aku bawa susu itu untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Aku katakan; "Minumlah wahai Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminumnya hingga aku puas". Kemudian kami meneruskanperjalanan sementara orang yang mencari kami membututi kami melalui jejak- jejak kami. Al Bara' berkata; Aku masuk bersama A bu Bakar menemui keluarganya yang ternyata disana ada 'Aisyah radliallahu 'anha, putrinya, yang sedang berbaring sakit terkena demam. Aku melihat bapaknya menciumnya lalu berkata; "Bagaimana keadaanmu wahai ananda".(Shahih)
20 3627 Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Himyar telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Abu 'Ablah bahwa 'Uqbah bin Wassaj bercerita kepadanya dari Anas, pembantu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba (di Madinah) dan tidak ada satupun dari shahabat beliau yang paling banyak ubanya selain Abu Bakar. Maka kemudian dia mengecatnya dengan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya) ". Dan berkata Duhaim telah menceritakan kepada kami Al Walid telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepadaku Abu 'Ubiad dari 'Uqbah bin Wassaj telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah dan diantara shahabat beliau yang paling tua adalah Abu Bakr. Kemudian dia menyemirnya menggunakan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya) hingga warna rambutnya nampak kemerah-merahan."(Shahih)
21 3628 Telah menceritakan kepada kami Ashbagh telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Abu Bakr radliallahu 'anhu pernah menikahi seorang wanita dari bani Kalib yang kemudian dipanggil Ummu Bakr. Lalu Abu Bakr menceraikannya ketika ia berhijrah. Wanita itu kemudian diperistri oleh anak sepupunya, yaitu seorang penyair yang menyenandungkan sya'ir memuji-muji kaum Kafir Quraisy (yang terbunuh dalam perang Badar); "Apakah yang ada dalam sumur Badar? Yaitu orang-orang yang memiliki mangkuk kayu pohon Syiza yang dihiasi dengan daging punuk unta.Apakah yang ada dalam sumur Badar? Yaitu para budak wanita dan orang-orang yang minum, yang mulia. Ummu Bakr mendo'akan (kita) selamat. Apakah bagi diriku keselamatan setelah kaumku pergi Rasul memberitahukan bahwa kami akan hidup kembali. Bagaimana burung ashda' (burung hantu) dan ham (tengkorak kepala) dapat hidup kembali?."(Shahih)
22 3629 Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammam dari Tsabit dari Anas dari Abu Bakr radliallahu 'anhu ia berkata; "Aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di dalam gua. Ketika aku mendongakkan kepalaku, ternyata aku berada di bawah kaki kaum (Kafir Quraisy). Aku katakan kepada Nabiyullah; "Seandainya sebagian mereka menundukkan pandangannya, tentu akan melihat kami." Beliau bersabda; "Tenanglah wahai Abu Bakr, jika kita berdua maka yang ketiganya adalah Allah."(Shahih)
23 3630 Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Al Auza'i. Dan Muhammad bin Yusuf mengatakan; telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepada kami Az Zuhri ia berkata, telah menceritakan kepadaku 'Atha' bin Yazid Al Laitsiy ia berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Sa'id radliallahu 'anhu berkata; Seorang Arab badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya tentang hijrah. Beliau menjawab: "Celaka kamu, sesungguhnya hijrah sangatlah berat. Apakah kamu memiliki unta?". Orang itu menjawab; "Ya". Beliau bersabda: "Apakah kamu telah mengeluarkan zakatnya?" Orang itu menjawab; "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu perah susunya pada waktunya?" Orang itu menjawab; "Ya". Beliau bersabda: "Beramallah sekalipun dari balik lautan, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan amalanmu sedikitpun."(Shahih)