No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3683 |
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Mu'awiyah bin 'Amru telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Humaid berkata,
aku mendengar Anas radliallahu 'anhu berkata; "Pada perang Badar, Haritsah mendapat luka
padahal dia masih kecil. Kemudian ibunya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan berkata; "Wahai Rasulullah, anda mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya
dia berada di surga aku akan sabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau
keadaannya lain, anda akan lihat apa yang aku lakukan". Maka beliau berkata: "Janganlah
begitu. Atau apakah kamu merasa berat ditinggal oleh anakmu atau kamu kira surga itu
hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak dan anakmu sekarang berada di dalam surga
Firdaus".(Shahih) |
2 |
3684 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami
Abdullah bin Idris berkata, aku mendengar Hushain bin 'Abdur Rahman dari Sa'ad bin
'Ubadah dari Abu 'Abdur Rahman as-Sulamiy dari 'Ali radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengutus aku, Abu Martsad Al Ghanawiy dan Az Zubair bin Al
'Awwam, yang mana kami adalah penunggang kuda yang ulung. Beliau berkata:
"Berangkatlah kalian hingga sampai di sebuah taman yang bernama Khakh, disana ada
seorang wanita dari kaum Musyrikin yang membawa sepucuk surat dari Hathib in Abi
Balta'ah yang ditujukan untuk kaum Musyrikin". Maka kami dapati wanita itu sedang
berjalan dengan untanya persis seperti apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Maka kami bertanya; "Mana surat itu?". Wanita itu menjawab; "Tidak ada surat
pada kami". Maka kami memeriksanya, namun kami tidak melihat adanya sepucuk suratpun.
Kami katakan; "Tidak mungkin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdusta. Kamu
keluarkan surat itu atau kami akan menggeladah kamu". Setelah wanita melihat
kesungguhan kami, dia melirik pada kain ikat pinggangnya, yaitu yang ternyata surat itu
disembunyikan dibalik kain ikat pinggangnya. Akhirnya dia mengeluarkan surat itu.
Kemudian kami berangkat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa
surat itu. Lalu 'Umar berkata; "Wahai Rasulullah, dia telah berkhianat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan juga kaum m'uminin. Biarkan aku memenggal leher orang ini". Kemudian
beliau bertanya: "Apa yang mendorongmu berbuat seperti?". Hathib menjawab; "Demi
Allah, tidaklah aku bermaksud untuk tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksudku,
hanyalah agar aku memiliki penjamin di tengah kaum (musyrikin) yang dengannya Allah
melindungi keluarga dan hartaku. Juga tidak ada satupun dari shahabat anda melainkan dia
punya kerabat di sana yang dengannya Allah akan melindungi keluarga dan hartanya". Maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Dia benar. Dan janganlah kalian katakan padanya
kecuali kebaikan". Namun 'Umar tetap berkata; "Dia telah berkhianat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan juga kaum m'uminin. Biarkan aku memenggal leher orang ini"Maka beliau
bersabda: "Bukankan dia termasuk ahlu Badar. Dan Allah telah mendatangi Ahlu Badar dan
berfirman: "Silakan kalian berbuat apa yang kalian suka karena telah wajib bagi kalian untuk
masuk ke dalam surga" atau: "Sungguh Aku telah mengampuni kalian". Maka air mata 'Umar
bercucuran lalu berkata; "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui".(Shahih) |
3 |
3685 |
Bab. Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad Al Ju'fiy telah
menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairiy telah menceritakan kepada kami 'Abdur
Rahman bin Al Ghasil dari Hamzah bin Abu Usaid dan Az Zubair bin Al Mundzir bin Abu Usaid
dari Abu Usaid radliallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata
kepada kami ketika perang Badar: "Jika mereka telah mendekati kalian, lemparlah mereka
dan tetap serang dengan anak panah kalian".(Shahih) |
4 |
3686 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abdur Rahim telah menceritakan
kepada kami Abu Ahmad Az Zubairiy telah menceritakan kepada kami 'Abdur Rahman bin Al
Ghasil dari Hamzah bin Abu Usaid dan Al Mundzir bin Abu Usaid dari Abu Usaid radliallahu
'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada kami ketika perang
Badar: "Jika mereka telah mendekati kalian, maksudnya lebih banyak dari jumlah kalian,
panah dan terus serang dengan anak panah kalian".(Shahih) |
5 |
3687 |
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Khalid telah menceritakan kepada kami
Zuhair telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq berkata, aku mendengar Al Bara' bin "Azib
RAa berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadikan Abdullah bin Jubair sebagai
komandan pasukan pemanah pada perang Uhud. Kemudian sebanyak tujuh puluh orang dari
kami terbunuh. Sedangkan pada perang Badar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para
shahabat beliau menewaskan kaum Musyrikin sebanyak seratus empat puluh orang, tujuh
puluh orang sebagai tawanan dan tujuh puluhnya lagi tewas. Lalu Abu Sufyan berkata; "Hari
ini sebagai balasan perang Badar, peperangan itu silih berganti".(Shahih) |
6 |
3688 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al 'Alaa' telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah dari Buraid dari kakeknya. Abu Burdah dari Abu Musa dia menganggapnya
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang (setelah menceritakan mimpi beliau) beliau
bersabda: "Ternyata itu berarti Kaum Mu'minin pada perang Uhud yang akan mendapatkan
kebaikan seperti yang Allah datangkan berupa kebaikan dan pahala, sebagai janji yang
benar, yang telah Allah berikan kepada kita pada perang Badar".(Shahih) |
7 |
3689 |
Telah menceritakan kepadaku Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami
Ibrahim bin Sa'ad dari bapaknya dari kakeknya berkata; 'Abdur Rahman bin 'Auf berkata;
"Aku berada dalam barisan pasukan di perang Badar dan ketika aku menoleh ke samping
kanan dan kiriku. Aku melihat dua anak laki-laki yang masih belia. Aku merasa tidak percaya
dengan keberadaan keduanya ketika salah seorang dari keduanya berkata kepadaku secara
pelan agar tidak didengar temannya; "Wahai paman, tunjukkan kepadaku Abu Jahal" Aku
tanya; "Wahai anak saudaraku, apa yang akan kamu lakukan terhadapnya?"Dia menjawab;
"Aku telah berjanji kepada Allah. Jika aku melihatnya, aku akan membunuhnya". Anak yang
satu lagi juga mengatakan hal yang sama kepadaku secara pelan pula. 'Abdur Rahman bin
'Auf berkata; "Keberadaan keduanya tersebut sangat membahagiakan aku, lalu aku
menunjukkan Abu Jahal kepada keduanya. Kedua anak itu melesat bagaikan dua ekor
burung elang kemudian membunuh Abu Jahal. Kedua anak belia tadi adalah dua putra 'Afra'.(Shahih) |
8 |
3690 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku
'Umar bin Asid bin Jariyah Ats-Tsaqafiy, orang yag membuat perjanjian dengan Bani Zuhrah
dan dia termasuk shahabatnya Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sepuluh orang sebagai
sariyah (pasukan) mata-mata dan beliau mengangkat 'Ashim bin Tsabit Al Anshariy, kakek
'Ashim bin 'Umar bin Al Khaththab sebagai pemimpin pasukan tersebut. (Mereka berangkat)
hingga ketika sampai di al-Hada', suatu tempat antara 'Ashfan dan Makkah, keberadaan
mereka diceritakan kepada penduduk dari suku Hudzail yang biasa disebut dengan Banu
Lahyan. Maka suku tersebut mengerahkan hampir seratus orang yang kesemuanya pemanah
yang ahli. Mereka mencari jejak keberadaan pasukan sariyah hingga dapat menemukan
tempat makan kurma mereka dimana mereka singgah. Mereka berseru; "Ini kurma Yatsrib".
Maka suku itu mengikuti jejak pasukan sariyah. Ketika 'Ashim dan pasukannya merasa ada
kehadiran musuh, mereka bersembunyi di balik bukit kecil. Namun suku itu langsung
mengepung mereka dan berseru kepada mereka; "Turun dan serahkanlah kepada kami apa
yang kalian miliki. Bagi kalian ada jaminan dan perjanjian. Kami tidak akan membunuh
seorangpun dari kalian". Maka 'Ashim bin Tsabit berkata: "Aku, demi Allah, Aku tidak akan
turun dengan jaminan orang kafir". Lalu dia berdo'a: "Ya Allah, beritahukanlah keadaan kami
kepada Nabi-Mu shallallahu 'alaihi wasallam". Maka suku itu menyerang mereka dengan
anak panah hingga mereka dapat membunuh 'Ashim (beserta tujuh orang anak buahnya).
Akhirnya tiga orang anggota sariyah yang masih hidup turun dengan menyetujui jaminan dan
perjanjian. Diantara mereka ada Khubaib Al Anshariy dan Zaid bin ad-Datsinah serta seorang
lagi. (Setelah ketiganya turun) mereka menangkapnya dan melepas tali busur panah mereka
untuk mengikat ketiganya. Orang ketiga berkata: "Ini merupakan awal pengkhianatan. Demi
Allah, aku tidak akan mengikuti kalian. Sungguh mereka bagiku sebagai teladan". Yang dia
maksud adalah shahabat mereka yang sudah terbunuh. Mereka menyeretnya dan
memaksanya agar mengikuti mereka namun dia menolaknya hingga akhirnya mereka
membunuhnya. Kemudian mereka pergi dengan membawa Khubaib dan Zaid bin ad-
Datsinah hingga akhirnya mereka menjual keduanya di Makkah sesudah perang Badar. Banu
Al Harits bin 'Amir bin Nawfal bin 'Abdu Manaf membeli Khubaib. Sebelumnya Khubaib
adalah orang yang telah membunuh Al Harits bin 'Amir saat perang Badar. Maka jadilah
Khubaib di tangan mereka sebagai tawanan. Hingga akhirnya mereka sepakat akan
membunuhnya. (Pada suatu hari dalam masa tahanannya), Khubaib meminjam kepada salah
satu anak pere mpuan Al Harits sebilah pisau cukur untuk mencukur bulu kemaluannya maka
anak perempuan itu meminjamkannya. (Kata Zainab); "Kemudian Khubaib memangku
anakku saat aku lengah ketika anakku menghampirinya. Hingga dia menemuinya dan dia
dapatkannya sedang dipangku sementara pisau cukur berada di tangan Khubaib." (Zainab)
berkata; "Aku sangat terperanjat seketika itu dan Khubaib mengetahui hal itu". Maka dia
(Khubaib) berkata: "Kamu khawatir bila aku akan membunuhnya?.. Sungguh aku tidak akan
melakukannya". (Zainab berkata); "Demi Allah, belum pernah aku melihat ada seorang
tawanan sebaik Khubaib. Demi Allah, aku pernah mendapatkan dia pada suatu hari sedang
memakan buah anggur di tangannya padahal tangannya sedang dibelenggu dengan besi dan
di Makkah saat itu bukan musim buah-buahan". Dia berkata: "Sungguh itu merupakan rezeki
dari Allah yang Dia berikan kepada Khubaib". Ketika mereka hendak keluar dari tanah Haram
untuk membunuh Khubaib di daerah halal, Khubaib berkata kepada mereka: " Biarkanlah aku
untuk melaksanakan shalat dua raka'at". Maka mereka mempersilahkanya. Khubaib shalat
dua reka'at kemudian berkata: "Seandainya bukan karena sangkaan kalian bahwa aku takut,
niscaya aku akan memanjangkan shalatku ini". Kemudian dia melanjutka n; "Ya Allah,
binasakanlah mereka semuanya dan bunuhlah mereka dan jangan Engkau sisakan
seorangpun dari mereka". Kemudian dia bersya'ir; "Aku tidak peduli selama aku dibunuh
sebagai muslim. Pada kondisi apapun aku tersungkur yang penting di jalan Allah. Semuanya
itu pada Dzat Ilah, jika Dia berkendak. Dia dapat memberkahi urat-urat yang tercabik-cabik".
Akhirnya Abu Sirwa'ah 'Uqbah bin Al Harits bangkit dan membunuhnya. Khubaib adalah
orang pertama yang mencontohkan shalat dua raka'at bagi setiap muslim yang akan dibunuh
sebagai wujud kesabaran. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada para
sahabat beliau tentang berita mereka dan apa yang mereka alami. Orang-orang kafir Quraisy
mengirim beberapa orang mendatangi 'Ashim bin Tsabit setelah mereka diberitakan tentang
terbunuhnya Khubaib untuk mengambil sesuatu dari bagian jasad 'Ashim, apa yang dapat
menjadi pengenal. Sebelumnya memang 'Ashim telah membunuh seorang dari pembesar
mereka saat perang Badar. (Ketika mereka hendak membalaskan dendam kepada 'Ashim),
Allah mengirim kepada 'Ashim pasukan lebah yang melindunginya dari para utusan kafir
Quraisy sehingga mereka tidak mampu untuk mengambil secuilpun daging dari jasad 'Ashim.
Dan Ka'ab bin Malik berkata; "Mereka telah menceritakan bahwa Mararah bin ar-Rabi' Al
'Amriy dan Hilal bin Umayyah Al Waqifiy adalah dua orang shalih yang turut serta dalam
perang Badar".(Shahih) |
9 |
3691 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Laits dari Yahya dari Nafi' bahwa Ibnu 'Umar RAa diceritakan kepadanya bahwa Sa'id bin Zaid
bin 'Amru bin Nufail, salah serang yang ikut perang Badar sedang menderita sakit pada hari
Jum'at. Maka Ibnu 'Umar RAa mendatanginya dengan berkendaraan saat tengah hari dan
waktu shalat Jumat sudah dekat dan dia meninggalkan shalat Jum'at". Dan telah berkata Al
Laits telah menceritakan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab berkata, telah menceritakan
kepadaku 'Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bahwa bapaknya menulis surat kepada 'Umar
bin Abdullah bin Al Arqam Az Zuhriy untuk menyuruhnya menemui Subai'ah binti Al Harits Al
Aslamiyyah dan menanyakannya tentang hadits yang disampaikannya dan tentang apa yang
disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya ketika dia meminta fatwa
kepada beliau. Maka 'Umar bin Abdullah bin Al Arqam menulis surat balasan kepada
Abdullah bin 'Utbah dan mengabarkan bahwa Subai'ah binti Al Harits telah mengabarkan
kepadanya bahwa dia dahulu berada dalam tanggungan Sa'ad bin Khawlah, dia adalah dari
keturunan Bani 'Amir bin Lu'ay dan dia juga termasuk orang yang ikut dalam perang Badar.
Lalu Sa'ad meninggal dunia ketika Hajji Wada' dan Subai'ah dalam keadaan mengandung dan
kemudian dia melahirkan tidak lama setelah kematian Sa'ad. Setelah masa nifasnya berakhir,
dia berhias diri kepada orang yang hendak meminangnya. Maka Abu as-Sanabil bin Ba'kak,
laki-laki dari Bani 'Abdid Dar datang menemuinya dan berkata kepadanya; "Aku memandang,
kamu tidak patut bersoleh di hadapan orang yang meminangmu dengan tujuan menikah.
Karena, demi Allah, kamu tidak boleh menikah hingga kamu melewati masa empat bulan
sepuluh hari". Subai'ah berkata; "Setelah dia mengatakan itu, aku mengemas pakaianku
ketika sore hari lalu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas aku bertanya
kepada beliau tentang masalah tadi. Beliau memberikan fatwa jawaban kepadaku bahwa
aku telah halal ketika aku melahirkan dan beliau menyatakan bahwa aku boleh menikah jika
aku mau". Hadits ini juga diikuti oleh Ashbagh dari Ibnu Wahb dari Yunus. Dan Al Laits
berkata, telah menceritakan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab; "dan kami bertanya
kepadanya lalu dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin 'Abdur Rahman
bin Tsauban, maula Bani 'Amir bin Lu'ay bahwa Muhammad bin Iyas bin Al Bukair, yang
bapaknya adalah salah seorang yang ikut perang Badar, telah mengabarkan kerpadanya".(Shahih) |
|