No |
No Hadits |
Isi |
1 |
1869 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al
Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepada saya Abu Salamah
bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berkata tentang bulan Ramadhan: "Barangsiapa yang menegakkannya karena iman kepada
Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah
dikerjakannya".(Shahih) |
2 |
1870 |
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami
Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menegakkan
Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan
diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya". Ibnu Syihab berkata; Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam wafat, namun orang-orang terus melestarikan tradisi
menegakkan malam Ramadhan (secara bersama, jamaah), keadaan tersebut terus berlanjut
hingga zaman kekhalifahan Abu Bakar dan awal-awal kekhilafahan 'Umar bin Al Khaththob
radliallahu 'anhu.(Shahih) |
3 |
1871 |
Dan dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Abdurrahman bin 'Abdul Qariy
bahwa dia berkata; "Aku keluar bersama 'Umar bin Al Khaththob radliallahu 'anhu pada
malam Ramadhan menuju masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok
secara terpisah-pisah, ada yang shalat sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh
ma'mum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang. Maka 'Umar berkata: "Aku pikir
seandainya mereka semuanya shalat berjama'ah dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih
baik". Kemudian Umar memantapkan keinginannya itu lalu mengumpulkan mereka dalam
satu jama'ah yang dipimpin oleh Ubbay bin Ka'ab. Kemudian aku keluar lagi bersamanya
pada malam yang lain dan ternyata orang-orang shalat dalam satu jama'ah dengan dipimpin
seorang imam, lalu 'Umar berkata: "Sebaik-baiknya bid'ah adalah ini. Dan mereka yang tidur
terlebih dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam, yang ia maksudkan
untuk mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan
shalat pada awal malam.(Shahih) |
4 |
1872 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada saya
Malik dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha isteri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendirikan shalat. Dan itu
pada bulan Ramadhan.(Shahih) |
5 |
1873 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al
Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepada saya 'Urwah bahwa 'Aisyah
radliallahu 'anha mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu
malam keluar kamar di tengah malam untuk melaksanakan shalat di masjid. Maka orang-
orang kemudian ikut shalat mengikuti shalat Beliau. Pada waktu paginya orang-orang
membicarakan kejadian tersebut sehingga pada malam berikutnya orang-orang yang
berkumpul bertambah banyak lalu ikut shalat dengan Beliau. Pada waktu paginya orang-
orang kembali membicarakan kejadian tersebut. Kemudian pada malam yang ketiga orang-
orang yang hadir di masjid semakin bertambah banyak lagi lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam keluar untuk shalat dan mereka ikut shalat bersama Beliau. Kemudian pada malam
yang keempat, masjid sudah penuh dengan jama'ah hingga akhirnya Beliau keluar hanya
untuk shalat Shubuh. Setelah Beliau selesai shalat Fajar, Beliau menghadap kepada orang
banyak kemudian Beliau membaca syahadat lalu bersabda: "Amma ba'du, sesungguhnya aku
bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi aku takut nanti menjadi
diwajibkan atas kalian sehingga kalian menjadi keberatan karenanya". Kemudian setelah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia, tradisi shalat (tarawih) secara
berjamaah terus berlangsung seperti itu.(Shahih) |
6 |
1874 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada saya
Malik dari Sa'id Al Maqbariy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwasanya dia bertanya
kepada 'Aisyah radliallahu 'anha tentang cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di
bulan Ramadhan. Maka 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Tidaklah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam (melaksanakan shalat malam) di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya
lebih dari sebelas raka'at, Beliau shalat empat raka'at, maka jangan kamu tanya tentang
bagus dan panjangnya kemudian Beliau shalat empat raka'at lagi dan jangan kamu tanya
tentang bagus dan panjangnya, kemudian Beliau shalat tiga raka'at. Lalu aku bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum melaksanakan witir?" Beliau menjawab:
"Wahai 'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur".(Shahih) |
|