Daftar Hadits riwayat Bukhari


Kitab : Peperangan
Bab : Pertempuran Hudaibiyah
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 3832 Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal berkata; telah menceritakan kepadaku Shalih bin Kaisan dari 'Ubaidullah bin Abdullah dari Zaid bin Khalid radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat perang Hudaibiyyah, suatu malam hujan turun. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh, beliau menghadapkan wajahnya kepada orang-orang seraya bersabda: "Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?". Para sahabat menjawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Allah berfirman: "Di pagi ini ada hamba-hambaKu yang mukmin kepadaKu dan ada pula yang kafir kepadaKu. Orang yang berkata; "Hujan turun karena karunia Allah dan rahmatNya, berarti dia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang, sedangkan orang yang berkata; "Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah beriman kepada bintang-bintang dan kafir kepadaKu."(Shahih)
2 3833 Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah bahwa Anas radliallahu 'anhu mengabarkan kepadanya, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzul Qa'dah kecuali 'umrah yang beliau laksanakan bersama hajji beliau, yaitu 'umrah beliau dari Hudaibiyyah pada bulan Dzul Qa'dah dan 'umrah pada tahun berikutnya pada bulan Dzul Qa'dah dan 'umrah dari Al Ji'ranah ketika beliau membagi -bagikan harta rampasan perang (ghanimah) Hunain pada bulan Dzul Qa'dah dan 'Umrah bersama hajji yang beliau."(Shahih)
3 3834 Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Ar Rabi' telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Mubarak dari Yahya dari Abdullah bin Abu Qatadah bahwa Bapaknya telah menceritakan kepadanya, katanya; "Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat perang Hudaibiyyah, lalu para shahabat berihram sementara beliau tidak."(Shahih)
4 3835 Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Isra'il dari Abu Ishaq, dari Al Bara' radliallahu 'anhu ia berkata; "Kalian mengira penaklukan kota Makkah adalah kemenangan dan memang itu suatu kemenangan. Namun kami menganggap kemenganan itu bermula saat Bai'atur Ridlwan pada peristiwa Hudaibiyyah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjumlah seribu empat ratus orang. Hudaybiyah adalah sebuah sumur lalu kami mengambil airnya hingga tak bersisa setetespun. Setelah kejadian itu terdengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau segera mendatangi sumur itu dan duduk di tepi sumur tersebut, selanjutnya beliau minta diambilkan bejana, beliau berwudlu' sambil berkumur-kumur, kemudian beliau berdo'a dan menuangkan airnya ke dalam sumur tersebut. Setelah kami mendiamkan sejenak, akhirnya kami dapat minum sesuka kami hingga puas, begitu juga dengan hewan-hewan tungangan kami."(Shahih)
5 3836 Telah menceritakan kepadaku Fadlal bin Ya'qub telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Muhammad bin A'yun Abu 'Ali Al Harrani telah menceritakan kepada kami Zuhair telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq ia berkata; telah memberitakan kepada kami Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma bahwa mereka pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyyah berjumlah seribu empat ratus orang atau lebih. Kami lalu singgah dan mengambil airnya (hingga tak bersisa setetespun) ". Setelah orang- orang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau segera mendatangi sumur itu dan duduk di tepinya, beliau bersabda; "Bawakan aku bejana berisi air." Setelah bejana diberikan kepada beliau, beliau meludahinya kemudian berdo'a. Selanjutnya beliau bersabda: "Biarkanlah sejenak". Setelah itu mereka dapat memuaskan diri mereka (meminumnya) begitu pula hewan-hewan tungangan mereka hingga mereka berangkat."(Shahih)
6 3837 Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail telah menceritakan kepada kami Hushain dari Salim dari Jabir radliallahu 'anhu ia berkata; "Para shahabat mengalami kehausan pada peristiwa Hudaibiyyah, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya memiliki kantung air terbuat dari kulit, lalu beliau wudlu' dengan air tersebut. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi para shahabat dan bertanya: "Ada apa dengan kalian?." Mereka menajwab; "Wahai Rasulullah, kami tidak punya air untuk berwudlu' dan juga tidak ada untuk minum kecuali air yang ada pada kantung air tuan." Jabir berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan beliau pada kantung air tersebut lalu air mengalir melalui sela- sela jari beliau bagaikan mata air yang mengalir." Jabir melanjutkan; "Lalu kami minum dan berwudlu'." Aku bertanya kepada Jabir; "Berapa jumlah kalian saat itu?." Jabir menjawab; "Seandainya jumlah kami ratusan ribu tentu air itu masih cukup. Jumlah kami saat itu seribu lima ratus orang."(Shahih)
7 3838 Telah menceritakan kepada kami Ash Shalt bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' dari Sa'id dari Qatadah; "Aku berkata kepada Sa'id bin Al Musayyab; "Telah sampai kepadaku berita bahwa Jabir bin Abdullah berkata, bahwa saat itu (peristiwa Hudaibiyyah) mereka berjumlah seribu empat ratus orang." Lantas Sa'id berkata kepadaku; telah menceritakan kepadaku Jabir bahwa jumlah mereka seribu lima ratus orang, yaitu mereka yang berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyyah." Hadits ini juga diperkuat oleh Abu Daud telah menceritakan kepada kami Qurrah dari Qatadah.(Shahih)
8 3839 Telah menceritakan kepada kami Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata 'Amru; aku mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami pada peristiwa Hudaibiyyah: "Kalian adalah sebaik- baiknya penduduk bumi." Saat itu kami berjumlah seribu empat ratus orang. Seandainya hari ini aku dapat melihat, pasti aku akan tunjukkan kepada kalian posisi pohon tersebut." Hadits ini juga diperkuat oleh Al A'masy dia mendengar Salim yang mendengar Jabir berkata; "Jumlah kami seribu empat ratus orang." 'Ubaidullah bin Mu'adz mengatakan; telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma; "Sahabat yang pernah berbai'at di bawah pohon (bai'atur ridlwan) berjumlah seribu tiga ratus orang. Sedangkan dari suku Aslam berjumlah seperdelapan dari jumlah shahabat Muhajirin." Hadits ini juga diperkuat oleh Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Syu'bah.(Shahih)
9 3840 Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Isa dari Isma'il dari Qais bahwa dia mendengar Mirdas Al Aslami -dia adalah sahabat yang pernah ikut berbai'at di bawah pohon- ia berkata; "Orang-orang shalih dari generasi-generasi awal (yang ikut bai'at di bawah pohon) telah meninggal dunia dan yang tersisa hanya ampas bagaikan ampas kurma dan gandum yang Allah tidak mempertimbangkan mereka sedikitpun."(Shahih)
10 3841 Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Marwan dan Al Miswar bin Makhramah keduanya berkata; "Pada peristiwa Hudaibiyyah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Madinah bersama para sahabat yang berjumlah sekitar seribu orang lebih. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikat dan menandai hewan qurban beliau, lalu memulai ihram dari san`a." Sudah tidak terhitung berapa kali aku mendengarnya dari Sufyan hingga akhirnya aku mendengar dia berkata; "Aku tidak hafal hadits dari Az Zuhri tentang memberi tanda dan mengikat hewan qurban. Aku tidak tahu yaitu tempat menandai dan mengikat hewan qurban atau redaksi hadits keseluruhannya."(Shahih)
11 3842 Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Khalaf ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Yusuf dari Abu Bisyir Warqa' dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kutu berjatuhan di wajahnya. Beliau bertanya: "Barangkali kutu di kepala sangat mengganggumu?". Dia menjawab: "Benar". Beliau lalu memerintahkan dia agar mencukur rambutnya. Saat itu beliau berada di Hudaibiyyah dan belum menjelaskan kepada mereka bahwa mereka harus bertahallul disana, padahal mereka berhasrat dapat memasuki Makkah. Akhirnya Allah menurunkan ayat tentang fidyah. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar Ka'ab memberi makan sebanyak faraq (tiga sha') untuk enam orang miskin atau berqurban dengan seekor kambing atau puasa tiga hari."(Shahih)
12 3843 Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abdullah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Malik dari Zaid bin Aslam dari Bapaknya ia berkata; "Kami keluar bersama 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu menuju pasar, tiba-tiba seorang wanita muda bertemu 'Umar seraya berkata; "Wahai amirul mu'minin, suamiku telah meninggal dunia, padahal dia meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Demi Allah, mereka belum dapat memasak dan mereka tidak memiliki tanaman maupun hewan perah. Aku khawatir mereka akan binasa pada masa-masa paceklik. Aku adalah anak perempuan dari Khufaf bin Iyma' Al Ghifariy. Bapakku pernah turut serta dalam perjanjian Hudaibiyyah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Maka 'Umar berdiri bersamanya dan tidak meneruskan perjalanan, dia berkata; "Selamat datang pemilik nasab yang dekat." Kemudian Umar menghampiri unta pembawa muatan yang diikat di pelataran rumah dan membawa dua kantung yang dipenuhi dengan makanan. Diantara dua kantung itu ada juga nafkan dan pakaian. Maka 'Umar menyerahkan tali kekang unta tersebut kepada wanita tadi dan berkata; "Tuntunlah. Sungguh ini tidak akan habis hingga Allah mendatangkan kebaikan kepada kalian." Tiba -tiba seorang laki-laki berkata; "Wahai amirul mu'minin, engkau telah memberi terlalu banyak kepadanya." Umar berkata; "Celaka kamu, sungguh aku telah melihat ayah wanita ini dan saudaranya mengepung sebuah benteng dalam waktu yang sangat lama hingga keduanya dapat menaklukannya. Setelah itu kami mendapatkan bagian harta rampasan perang karena andil keduanya itu."(Shahih)
13 3844 Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Syababah bin Sawwar Abu 'Amru Al Fazari telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Sa'id bin Al Musayyab dari Bapaknya ia berkata; "Sungguh aku pernah melihat pohon itu (bai'atur ridlwan), setelah beberapa lama aku mendatanginya, namun aku tidak mengenalinya lagi."(Shahih)
14 3845 Telah menceritakan kepada kami Mahmud telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari Isra'il dari Thariq bin Abdurrahman ia berkata; "Aku berangkat untuk menunaikan 'ibadah hajji, aku lewat di hadapan suatu kaum yang sedang melaksanakan shalat. Aku bertanya; "Masjid apa ini?". Mereka menjawab; "Ini adalah pohon dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membai'at para shahabat beliau ketika bai'atur ridlwan". Kemudian aku menemui Sa'id bin Al Musayyab lalu aku ceritakan hal tadi. Sa'id lalu berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku -dia adalah salah seorang shahabat yang ikut berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon itu- katanya; "Kami keluar pada tahun berikutnya, namun kami lupa tentang posisi pohon tersebut dan kami tidak dapat menemukannya." Sa'id berkata; "Sesungguhnya para shahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui posisi pohon tersebut, sementara saat ini kalian mengklaim telah mengetahuinya, apakah kalian lebih tahu (daripada mereka)!."(Shahih)
15 3846 Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah telah menceritakan kepada kami Thariq dari Sa'id bin Al Musayyab dari Bapaknya -dia termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon itu- Kemudian kami keluar pada tahun berikutnya, namun pohon tersebut tidak terlihat lagi oleh kami.(Shahih)
16 3847 Telah menceritakan kepada kami Qabishah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Tgariq ia berkata; "Diceritakan kepada Sa'id bin Al Musayyab tentang pohon bai'atur ridlwan, dia tertawa seraya berkata; Bapakku telah mengabarkan kepadaku bahwa dia termasuk orang yang ikut dalam bai'atur ridlwan."(Shahih)
17 3848 Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa, -dia adalah shahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon- katanya; "Bila suatu kaum datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa sedekah, beliau lalu mendo'akannya: "Allahumma shalli 'alaihim" (Ya Allah, berilah ampunan kepada mereka). Setelah itu bapakku menemui beliau sambil membawa sedekahnya. Beliaupun mendo'akanya: "Allahumma shalli 'alaa aalii abu Aufa. (Ya Allah, berilah ampunan kepada keluarga Abu Aufa)."(Shahih)
18 3849 Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari saudaranya dari Sulaiman dari 'Amru bin Yahya dari 'Abbad bin Tamim ia berkata; "Ketika terjadi peperangan Harrah dan orang-orang berbai'at kepada Abdullah bin Hanzhalah, maka Ibnu Zaid berkata; "Untuk apa orang-orang berbai'at kepada Ibnu Hanzhalah?." Dikatakan kepadanya; "Untuk kematian." Ibnu Zaid berkata; "Aku tidak akan berbai'at kepada seseorang untuk hal itu setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." -Abdullah bin Zaid adalah sahabat yang ikut bersama beliau shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjanjian Hudaibiyyah-.(Shahih)
19 3850 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ya'la Al Muharibi ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku telah menceritakan kepada kami Iyas bin Salamah bin Al Akwa' ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku -dia adalah salah seorang shahabat yang ikut dalam bai'at di bawah pohon- katanya; "Kami pernah shalat Jum'at bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seusai shalat kami beranjak pergi. Saat itu, tidak ada bayangan dinding yang dapat kami jadikan untuk tempat berteduh."(Shahih)
20 3851 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hatim dari Yazid bin Abu 'Ubaid ia berkata; Aku bertanya kepada Salamah bin Al Akwa'; "Untuk apa kalian berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyyah?". Salamah menjawab; "Untuk kematian."(Shahih)
21 3852 Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Isykab telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dari Al 'Ala` bin Al Musayyab dari Bapaknya ia berkata; Aku bertemu Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma seraya berkata; "Beruntunglah kamu karena mendampingi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berbai'at kepadanya di bawah pohon pada bai'atur ridlwan." Al Bara' berkata; "Wahai anak saudaraku, kamu tidak tahu apa yang kami perbuat setelah itu."(Shahih)
22 3853 Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami Yahya bin Shalih ia berkata; telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Salam dari Yahya dari Abu Qilabah bahwa Tsabit bin Adl Dlahhak mengabarkan kepadanya bahwa dia ikut berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon pada bai'atur ridlwan."(Shahih)
23 3854 Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ishaq telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Umar telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu Allah berfirman "Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenagnan yang nyata", maksudnya adalah perjanjian Hudaibiyyah. Kemudian para shahabat berkata; "Sungguh indah dan menyenangkan. Lalu untuk kami apa?". Maka Allah Ta'ala berfirman "Untuk memasukkan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai". Syu'bah berkata; "Aku mengunjungi Kufah lalu aku ceritakan bahwa semua hadits ini dari Qatadah. Kemudian aku kembali lalu aku ceritakan hal ini kepadanya (Qatadah), dia berkata; "Adapun penjelasan ayat "Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenangan adalah dari Anas sedangkan kalimat "Sungguh indah dan menyenangkan" dari 'Ikrimah.(Shahih)
24 3855 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Isra'il dari Majza`ah bin Zahir Al Aslami dari Bapaknya, -dia termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan) - ia berkata; "Sungguh aku telah menyalakan api di bawah tungku untuk memasak daging keledai, tiba-tiba seorang penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berseru; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kalian memakan daging keledai."(Shahih)
25 3856 Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) dari Majza`ah dari seorang laki-laki dari mere ka yang pernah ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan), bernama Uhban bin Aus bahwa dia mengeluhkan lututnya yang sakit, apabila sujud dia meletakkan bantal di bawah lututnya.(Shahih)
26 3857 Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Yahya bin Sa'id dari Busyair bin Yasar dari Suwaid bin An Nu'man -dia adalah sahabat orang yang ikut bai'at di bawah pohon- katanya; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat beliau pernah di hidangkan makanan dari tepung, lalu mereka mengedarkan makanan tersebut (untuk dimakan)." Hadits ini diperkuat juga oleh Mu'adz dari Syu'bah.(Shahih)
27 3858 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Bazi' telah menceritakan kepada kami Syadzan dari Syu'bah dari Abu Jamrah ia berkata; aku bertanya kepada A'idz bin 'Amru radliallahu 'anhu, -dia termasuk shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ikut bai'at di bawah pohon- "Apakah shalat witir dapat dianggap gugur?". Dia menjawab; "Jika kamu telah mengerjakan witir di awal (malam) janganlah kamu kerjakan lagi di akhir (malam)."(Shahih)
28 3859 Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Zaid bin Aslam dari Bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengadakan perjalanan malam, sementara Umar bin Al Khaththab bersama beliau. Kemudian Umar bin Al Khaththab bertanya kepada beliau tentang sesuatu, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjawabnya. Umar bertanay kembali namun beliau tetap tidak menjawabnya. Umar bertanya sekali lagi, namun beliau tetap tidak menjawabnya. Lantas Umar bin Al Khaththab berkata (dalam hati); "Celaka kamu wahai 'Umar, kamu telah bertanya dengan memelas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak tiga kali namun semuanya tidak dijawab." Umar melanjutkan; "Kemudian aku menghentak untaku lalu berjalan di depan kaum Muslimin. Aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku. Tidak lama kemudian aku mendengar seseorang berteriak memanggilku. Umar berkata; "Sungguh aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku." Setelah itu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku memberi salam kepada beliau. Beliau bersabda: "Telah turun kepadaku malam ini satu surah yang lebih aku cintai dari apa yang disinari oleh matahari." Kemudian beliau membaca surat tersebut yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenagnan yang nyata." QS Al Fath ayat 1.(Shahih)
29 3860 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Sufyan Ia berkata; aku mendengar Az Zuhri ketika dia menyampaikan hadits ini; "Aku hafal sebagiannya lalu Ma'mar menegaskannya kepadaku dari 'Urwah bin Az Zubair dari Al Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al Hakam keduanya saling menambahkan satu sama lain, keduanya berkata; "pada peristiwa Hudaibiyyah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Madinah bersama sekitar seribu sahabat beliau. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikat dan menandai hewan qurban beliau, lalu memulai ihram dari sana untuk melaksanakan 'umrah". Setelah itu beliau mengutus seorang mata-mata dari suku Khuza'ah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan, tatkala sampai di Ghadirul Asythath, mata-mata beliau datang sambil berkata; "Sesungguhnya kaum Quraisy telah berkumpul untuk menghadapi tuan. Mereka berkumpul mengerahkan berbagai suku. Mereka akan memerangi tuan dan menghalangi serta mencegah tuan dari Baitullah." Beliau lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, berkumpullah kepadaku. Apakah kalian melihat bahwa aku akan berpaling kepada keluarga dan anak keturunan mereka yaitu orang-orang yang hendak menghalangi kita dari Baitullah. Jika ada yang datang kepada kita sebagai utusan, Allah 'azza wajalla telah memutus mata-mata dari Musyrikin. Jika tidak, kita biarkan mereka menjadi orang-orang yang diperangi." Lalu Abu Bakr berkata; "Wahai Rasulullah, engkau keluar sengaja hanya untuk ber'ibadah di Baitullah. Engkau tidak bermaksud membunuh seseorang pun dan tidak bermaksud memerangi seorangpun. Maka hadapilah. Siapa ytang menghalangi kita, kita akan memeranginya." Maka beliau bersabda; "Bergeraklah dengan nama Allah."(Shahih)
30 3861 Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah mengabarkan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepadaku anak saudara Ibnu Syihab dari Pamannya telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa dia mendengar Marwan bin Al Hakam dan Miswar bin Makhramah keduanya mengabarkan tentang peristiwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat melaksanakan 'umrah pada peristiwa Hudaibiyyah. Dan diantara persyaratan yang diajukan oleh Suhail bin 'Amru adalah, "Tidak ada seorang pun dari kami yang datang kepadamu, sekalipun dia beragama dengan agamamu, melainkan kamu harus mengambalikannya kepada kami." (Beliau bersabda); "Dengan syarat kamu memberi kebebasan kepada kami untuk mengunjungi Baitullah." Namun Suhail tidak mau untuk menuruti apa yang disyaratkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti yang diajukannya. Maka kaum Mukminin tidak suka dengan persyaratan tidak adil itu sambil marah. Mereka terus memperbincangkan masalah itu. Ketika Suhail enggan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti yang diajukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyetujuinya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan Abu Jandal bin Suhail pada saat itu kepada bapaknya, Suhail bin "Amru. Dan tidak ada yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorangpun dari kalangan laki-laki kecuali beliau harus mengambalikannya selama dalam masa perjanjian tersebut, sekalipun dia seorang muslim. Suatu hari, para wanita mu'minat berhijrah. Dan diantara mereka yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Ummu Kultsum binti 'Uqbah bin Abu Mu'aith, seorang budak wanita yang telah merdeka. Tak lama kemudian datanglah keluarganya meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau mengembalikannya kepada mereka hingga akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang kaum wanita mu'minat yang berhijrah sebagaimana yang telah diturunkan (yang menerangkan larangan megembalikan mereka -pent)."(Shahih)
31 3862 Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menguji wanita mukminat yang datang berhijrah kepada beliau berdasarkan ayat ini: "Wahai Nabi, jika datang kepadamu wanita-wanita mu'minat untuk berbai'at kepadamu...". QS Al Mumtahanah: 12. Dan dari pamannya berkata; telah sampai kepada kami ketika Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam agar mengembalikan kepada kaum musyrikin apa yang telah mereka berikan sebagai nafkah (mahar) kepada istri-istri mereka yang telah berhijrah. Dan telah sampai pula berita bahwa Abu Bashir.." Lalu dia menceritakan kisah selengkapnya.(Shahih)
32 3863 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Nafi' bahwa Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma keluar untuk menunaikan 'umrah pada masa timbulnya fitnah. Dia berkata; "Jika aku dihalangi beribadah di Baitullah, kami akan tetap melaksanakan sebagaimana kami pernah melaksanakannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah dengan mencontoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah pada tahun perjanjian Hudaibiyah.(Shahih)
33 3864 Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia tengah berihram lalu berkata; "Sekalipun aku dihalangi dari Baitullah, aku akan tetap melaksanakannya sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya ketika beliau dihalangi dari Baitullah oleh kaum Kafir Quraisy. Dia kemudian membaca "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik buat kalian.." QS Al Ahzab: 21.(Shahih)
34 3865 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma' telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa 'Ubaidullah bin Abdullah dan Salim bin Abdullah mengabarkan bahwa keduanya berbicara kepada Abdullah bin 'Umar. -Dan diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa sebagian dari anak Abdullah berkata kepadanya; "Sebaiknya anda melaksanakan ('umrah) tahun depan, sebab aku khawatir anda tidak akan sampai ke Baitullah." Mendengar itu Abdullah bin 'Umar berkata; "Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun orang-orang kafir Quraisy menghalangi beliau dari Baitullah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih hewan qurban dan mencukur rambut sementara para shahabat mengikutinya. Abdullah melanjutkan; "Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku akan tetap melaksanakan 'umrah. Jika aku diberikan jalan antara aku dan Baitullah, maka aku akan thawaf disana dan jika aku dihalangi dari Baitullah maka aku akan tetap melaksanakan sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya." Maka dia berjalan sesaat lalu berkata; "Aku tidak menganggap keduanya (pelaksanaan hajji dan 'umrah) melainkan satu. Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku telah mewajibkan hajji untuk diriku sendiri bersama 'umrahku ini." Maka dia thawaf sekali dan sa'i sekali lalu bertahallul untuk keduanya sekaligus."(Shahih)
35 3866 Telah menceritakan kepadaku Syuja' bin Al Walid dia mendengar An Nadlar bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Shakhr dari Nafi' ia berkata; 'Sesungguhnya orang-orang membicarakan bahwa Ibnu 'Umar masuk Islam sebelum 'Umar padahal yang sebenarnya bukan seperti itu. Pada saat perjanjian Hudabiyyah, 'Umar pernah mengutus Abdullah bin 'Umar untuk mengambil kuda miliknya yang berada di tangan seseorang dari Anshar agar dia membawanya untuk berperang. Sementara para sahabat tengah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon, sedangkan 'Umar tidak mengetahuinya. Abdullah ikut berbai'at kemudian dia pergi mengambil kuda yang dimaksud, lalu datang membawanya kepada 'Umar. Saat itu 'Umar sedang mengenakan baju pelindung (perisai) untuk berperang, lalu Abdullah mengabarkan kepadanya bahwa para sahabat tengah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon. Nafi' berkata; "Dia langsung berangkat bersamanya hingga berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Itulah yang dibicarakan orang-orang bahwa Ibnu 'Umar lebih dahulu masuk Islam dari pada 'Umar." Hisyam bin 'Ammar mengatakan; telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Muhammad Al 'Umari telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa orang-orang pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perjanjian Hudaibiyyah, lalu mereka berpencar di bawah pohon untuk berteduh. Tiba-tiba orang-orang mengelilingi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, 'Umar berkata: "Wahai Abdullah, lihat apa yang sedang mereka lakukan, mereka tengah mengelilingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu Abdullah mendapatkan mereka sedang berbai'at. Dia pun ikut berbai'at. Kemudian dia kembali menemui 'Umar. Maka 'Umar keluar dan ikut berbai'at pula."(Shahih)
36 3867 Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ya'la telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau melaksanakan 'umrah. Beliau thawaf dan kami pun turut thawaf bersama beliau, ketika beliau shalat, kami juga ikut shalat bersama beliau, ketika beliau melaksanakan sa'i antara bukit Shafa dan marwah, maka kami melindungi beliau dari penduduk Makkah agar tidak ada seorangpun yang melukai beliau dengan sesuatu."(Shahih)
37 3868 Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq telah menceritakan kepada kami Malik bin Mighwal ia berkata; aku mendengar Abu Hushain berkata; Abu Wa'il mengatakan; "Ketika Sahal bin Hunaif datang dari perang Shiffin, kami menemuinya dan meminta kabar darinya. Dia berkata; "Berhati- hatilah kalian dengan pendapat kalian. Sungguh aku pernah melihat diriku sendiri pada peristiwa Abu Jandal (pada Perjanjian Hudaibiyah), seandainya aku sanggup menolak perintah (keputusan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentu aku sudah menolak perintah beliau. Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Saat itu kami tidak akan meletakkan senjata-senjata kami di atas pundak-pundak kami karena adanya keputusan yang merugikan kami, ternyata keputusan itu memudahkan kami kepada urusan yang baru kami ketahui sebelum perkara sekarang ini (perang Shiffin). Tidaklah timbul dendam kecuali akan menimbukan permusuhan baru yang kami tidak tahu bagaimana kami menghadapinya."(Shahih)
38 3869 Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuiku saat perjanjian Hudaibiyyah, sedangkan kutu kepalaku berjatuhan di wajahku. Beliau lalu bertanya: "sepertinya kutu kepalamu sangat mengganggumu." Aku jawab; "Benar". Beliau lalu bersabda: "Cukurlah rambutmu dan berpuasalah tiga hari atau berilah makan enam orang miskin atau berqurban dengan seekor kambing." Ayyub berkata; "Aku tidak tahu dari mana ia memulainya."(Shahih)
39 3870 Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hisyam Abu Abdullah telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Abu Bisyir dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat perjanjian Hudaibiyyah, ketika itu kami sedang berihram sementara kaum Musytikin menghalangi kami (dari baitullah). Dia berkata; "Saat itu aku terkena penyakit hingga kutu-kutu berjatuhan di wajahku. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lewat di hadapanku, beliau bertanya: "Apakah kamu kutu-kutu di kepalamu sangat mengganggumu?". Aku jawab; "Benar". Dia berkata; "setelah itu turunlah ayat: "....Maka barangsiapa dari kalian yang sakit atau tertimpa penyakit pada kepalanya (lalu dia bercukur), wajiblah dia berpuasa atau memberi shadaqah atau berqurban." QS Al Baqarah; 196.(Shahih)