No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3832 |
Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Bilal berkata; telah menceritakan kepadaku Shalih bin Kaisan dari 'Ubaidullah
bin Abdullah dari Zaid bin Khalid radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami keluar bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat perang Hudaibiyyah, suatu malam hujan turun.
Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh, beliau
menghadapkan wajahnya kepada orang-orang seraya bersabda: "Tahukah kalian apa yang
sudah difirmankan oleh Rabb kalian?". Para sahabat menjawab; "Allah dan Rasul-Nya yang
lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Allah berfirman: "Di pagi ini ada hamba-hambaKu yang
mukmin kepadaKu dan ada pula yang kafir kepadaKu. Orang yang berkata; "Hujan turun
karena karunia Allah dan rahmatNya, berarti dia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada
bintang-bintang, sedangkan orang yang berkata; "Hujan turun disebabkan bintang ini atau
itu, maka dia telah beriman kepada bintang-bintang dan kafir kepadaKu."(Shahih) |
2 |
3833 |
Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid telah menceritakan kepada kami
Hammam dari Qatadah bahwa Anas radliallahu 'anhu mengabarkan kepadanya, ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan 'umrah sebanyak empat kali, semuanya
pada bulan Dzul Qa'dah kecuali 'umrah yang beliau laksanakan bersama hajji beliau, yaitu
'umrah beliau dari Hudaibiyyah pada bulan Dzul Qa'dah dan 'umrah pada tahun berikutnya
pada bulan Dzul Qa'dah dan 'umrah dari Al Ji'ranah ketika beliau membagi -bagikan harta
rampasan perang (ghanimah) Hunain pada bulan Dzul Qa'dah dan 'Umrah bersama hajji
yang beliau."(Shahih) |
3 |
3834 |
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Ar Rabi' telah menceritakan kepada kami
'Ali bin Al Mubarak dari Yahya dari Abdullah bin Abu Qatadah bahwa Bapaknya telah
menceritakan kepadanya, katanya; "Kami berangkat bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam saat perang Hudaibiyyah, lalu para shahabat berihram sementara beliau tidak."(Shahih) |
4 |
3835 |
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Isra'il dari Abu Ishaq, dari
Al Bara' radliallahu 'anhu ia berkata; "Kalian mengira penaklukan kota Makkah adalah
kemenangan dan memang itu suatu kemenangan. Namun kami menganggap kemenganan
itu bermula saat Bai'atur Ridlwan pada peristiwa Hudaibiyyah. Saat itu kami bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berjumlah seribu empat ratus orang. Hudaybiyah adalah sebuah
sumur lalu kami mengambil airnya hingga tak bersisa setetespun. Setelah kejadian itu
terdengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau segera mendatangi sumur itu dan
duduk di tepi sumur tersebut, selanjutnya beliau minta diambilkan bejana, beliau berwudlu'
sambil berkumur-kumur, kemudian beliau berdo'a dan menuangkan airnya ke dalam sumur
tersebut. Setelah kami mendiamkan sejenak, akhirnya kami dapat minum sesuka kami
hingga puas, begitu juga dengan hewan-hewan tungangan kami."(Shahih) |
5 |
3836 |
Telah menceritakan kepadaku Fadlal bin Ya'qub telah menceritakan kepada kami Al
Hasan bin Muhammad bin A'yun Abu 'Ali Al Harrani telah menceritakan kepada kami Zuhair
telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq ia berkata; telah memberitakan kepada kami Al
Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma bahwa mereka pernah bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pada peristiwa Hudaibiyyah berjumlah seribu empat ratus orang atau lebih.
Kami lalu singgah dan mengambil airnya (hingga tak bersisa setetespun) ". Setelah orang-
orang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau segera mendatangi sumur itu
dan duduk di tepinya, beliau bersabda; "Bawakan aku bejana berisi air." Setelah bejana
diberikan kepada beliau, beliau meludahinya kemudian berdo'a. Selanjutnya beliau
bersabda: "Biarkanlah sejenak". Setelah itu mereka dapat memuaskan diri mereka
(meminumnya) begitu pula hewan-hewan tungangan mereka hingga mereka berangkat."(Shahih) |
6 |
3837 |
Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa telah menceritakan kepada kami Ibnu
Fudlail telah menceritakan kepada kami Hushain dari Salim dari Jabir radliallahu 'anhu ia
berkata; "Para shahabat mengalami kehausan pada peristiwa Hudaibiyyah, sementara
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya memiliki kantung air terbuat dari kulit, lalu
beliau wudlu' dengan air tersebut. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mendatangi para shahabat dan bertanya: "Ada apa dengan kalian?." Mereka menajwab;
"Wahai Rasulullah, kami tidak punya air untuk berwudlu' dan juga tidak ada untuk minum
kecuali air yang ada pada kantung air tuan." Jabir berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam meletakkan tangan beliau pada kantung air tersebut lalu air mengalir melalui sela-
sela jari beliau bagaikan mata air yang mengalir." Jabir melanjutkan; "Lalu kami minum dan
berwudlu'." Aku bertanya kepada Jabir; "Berapa jumlah kalian saat itu?." Jabir menjawab;
"Seandainya jumlah kami ratusan ribu tentu air itu masih cukup. Jumlah kami saat itu seribu
lima ratus orang."(Shahih) |
7 |
3838 |
Telah menceritakan kepada kami Ash Shalt bin Muhammad telah menceritakan
kepada kami Yazid bin Zurai' dari Sa'id dari Qatadah; "Aku berkata kepada Sa'id bin Al
Musayyab; "Telah sampai kepadaku berita bahwa Jabir bin Abdullah berkata, bahwa saat itu
(peristiwa Hudaibiyyah) mereka berjumlah seribu empat ratus orang." Lantas Sa'id berkata
kepadaku; telah menceritakan kepadaku Jabir bahwa jumlah mereka seribu lima ratus orang,
yaitu mereka yang berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa
Hudaibiyyah." Hadits ini juga diperkuat oleh Abu Daud telah menceritakan kepada kami
Qurrah dari Qatadah.(Shahih) |
8 |
3839 |
Telah menceritakan kepada kami Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata
'Amru; aku mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepada kami pada peristiwa Hudaibiyyah: "Kalian adalah sebaik-
baiknya penduduk bumi." Saat itu kami berjumlah seribu empat ratus orang. Seandainya hari
ini aku dapat melihat, pasti aku akan tunjukkan kepada kalian posisi pohon tersebut." Hadits
ini juga diperkuat oleh Al A'masy dia mendengar Salim yang mendengar Jabir berkata;
"Jumlah kami seribu empat ratus orang." 'Ubaidullah bin Mu'adz mengatakan; telah
menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin
Murrah telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma; "Sahabat
yang pernah berbai'at di bawah pohon (bai'atur ridlwan) berjumlah seribu tiga ratus orang.
Sedangkan dari suku Aslam berjumlah seperdelapan dari jumlah shahabat Muhajirin." Hadits
ini juga diperkuat oleh Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Daud
telah menceritakan kepada kami Syu'bah.(Shahih) |
9 |
3840 |
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami
Isa dari Isma'il dari Qais bahwa dia mendengar Mirdas Al Aslami -dia adalah sahabat yang
pernah ikut berbai'at di bawah pohon- ia berkata; "Orang-orang shalih dari generasi-generasi
awal (yang ikut bai'at di bawah pohon) telah meninggal dunia dan yang tersisa hanya ampas
bagaikan ampas kurma dan gandum yang Allah tidak mempertimbangkan mereka
sedikitpun."(Shahih) |
10 |
3841 |
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Marwan dan Al Miswar bin Makhramah keduanya
berkata; "Pada peristiwa Hudaibiyyah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari
Madinah bersama para sahabat yang berjumlah sekitar seribu orang lebih. Ketika sampai di
Dzul Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikat dan menandai hewan qurban
beliau, lalu memulai ihram dari san`a." Sudah tidak terhitung berapa kali aku mendengarnya
dari Sufyan hingga akhirnya aku mendengar dia berkata; "Aku tidak hafal hadits dari Az Zuhri
tentang memberi tanda dan mengikat hewan qurban. Aku tidak tahu yaitu tempat menandai
dan mengikat hewan qurban atau redaksi hadits keseluruhannya."(Shahih) |
11 |
3842 |
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Khalaf ia berkata; telah menceritakan
kepada kami Ishaq bin Yusuf dari Abu Bisyir Warqa' dari Ibnu Abu Najih dari Mujahid ia
berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat kutu berjatuhan di wajahnya. Beliau
bertanya: "Barangkali kutu di kepala sangat mengganggumu?". Dia menjawab: "Benar".
Beliau lalu memerintahkan dia agar mencukur rambutnya. Saat itu beliau berada di
Hudaibiyyah dan belum menjelaskan kepada mereka bahwa mereka harus bertahallul
disana, padahal mereka berhasrat dapat memasuki Makkah. Akhirnya Allah menurunkan
ayat tentang fidyah. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar
Ka'ab memberi makan sebanyak faraq (tiga sha') untuk enam orang miskin atau berqurban
dengan seekor kambing atau puasa tiga hari."(Shahih) |
12 |
3843 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abdullah ia berkata; telah menceritakan
kepadaku Malik dari Zaid bin Aslam dari Bapaknya ia berkata; "Kami keluar bersama 'Umar
bin Al Khaththab radliallahu 'anhu menuju pasar, tiba-tiba seorang wanita muda bertemu
'Umar seraya berkata; "Wahai amirul mu'minin, suamiku telah meninggal dunia, padahal dia
meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Demi Allah, mereka belum dapat memasak dan
mereka tidak memiliki tanaman maupun hewan perah. Aku khawatir mereka akan binasa
pada masa-masa paceklik. Aku adalah anak perempuan dari Khufaf bin Iyma' Al Ghifariy.
Bapakku pernah turut serta dalam perjanjian Hudaibiyyah bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam." Maka 'Umar berdiri bersamanya dan tidak meneruskan perjalanan, dia berkata;
"Selamat datang pemilik nasab yang dekat." Kemudian Umar menghampiri unta pembawa
muatan yang diikat di pelataran rumah dan membawa dua kantung yang dipenuhi dengan
makanan. Diantara dua kantung itu ada juga nafkan dan pakaian. Maka 'Umar menyerahkan
tali kekang unta tersebut kepada wanita tadi dan berkata; "Tuntunlah. Sungguh ini tidak
akan habis hingga Allah mendatangkan kebaikan kepada kalian." Tiba -tiba seorang laki-laki
berkata; "Wahai amirul mu'minin, engkau telah memberi terlalu banyak kepadanya." Umar
berkata; "Celaka kamu, sungguh aku telah melihat ayah wanita ini dan saudaranya
mengepung sebuah benteng dalam waktu yang sangat lama hingga keduanya dapat
menaklukannya. Setelah itu kami mendapatkan bagian harta rampasan perang karena andil
keduanya itu."(Shahih) |
13 |
3844 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami
Syababah bin Sawwar Abu 'Amru Al Fazari telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
Qatadah dari Sa'id bin Al Musayyab dari Bapaknya ia berkata; "Sungguh aku pernah melihat
pohon itu (bai'atur ridlwan), setelah beberapa lama aku mendatanginya, namun aku tidak
mengenalinya lagi."(Shahih) |
14 |
3845 |
Telah menceritakan kepada kami Mahmud telah menceritakan kepada kami
'Ubaidullah dari Isra'il dari Thariq bin Abdurrahman ia berkata; "Aku berangkat untuk
menunaikan 'ibadah hajji, aku lewat di hadapan suatu kaum yang sedang melaksanakan
shalat. Aku bertanya; "Masjid apa ini?". Mereka menjawab; "Ini adalah pohon dimana
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membai'at para shahabat beliau ketika bai'atur
ridlwan". Kemudian aku menemui Sa'id bin Al Musayyab lalu aku ceritakan hal tadi. Sa'id lalu
berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku -dia adalah salah seorang shahabat yang ikut
berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon itu- katanya; "Kami
keluar pada tahun berikutnya, namun kami lupa tentang posisi pohon tersebut dan kami
tidak dapat menemukannya." Sa'id berkata; "Sesungguhnya para shahabat Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui posisi pohon tersebut, sementara saat ini
kalian mengklaim telah mengetahuinya, apakah kalian lebih tahu (daripada mereka)!."(Shahih) |
15 |
3846 |
Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah
telah menceritakan kepada kami Thariq dari Sa'id bin Al Musayyab dari Bapaknya -dia
termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon itu- Kemudian kami keluar pada tahun
berikutnya, namun pohon tersebut tidak terlihat lagi oleh kami.(Shahih) |
16 |
3847 |
Telah menceritakan kepada kami Qabishah telah menceritakan kepada kami Sufyan
dari Tgariq ia berkata; "Diceritakan kepada Sa'id bin Al Musayyab tentang pohon bai'atur
ridlwan, dia tertawa seraya berkata; Bapakku telah mengabarkan kepadaku bahwa dia
termasuk orang yang ikut dalam bai'atur ridlwan."(Shahih) |
17 |
3848 |
Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari 'Amru bin Murrah ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa, -dia
adalah shahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon- katanya; "Bila suatu kaum datang
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa sedekah, beliau lalu
mendo'akannya: "Allahumma shalli 'alaihim" (Ya Allah, berilah ampunan kepada mereka).
Setelah itu bapakku menemui beliau sambil membawa sedekahnya. Beliaupun
mendo'akanya: "Allahumma shalli 'alaa aalii abu Aufa. (Ya Allah, berilah ampunan kepada
keluarga Abu Aufa)."(Shahih) |
18 |
3849 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il dari saudaranya dari Sulaiman dari 'Amru bin
Yahya dari 'Abbad bin Tamim ia berkata; "Ketika terjadi peperangan Harrah dan orang-orang
berbai'at kepada Abdullah bin Hanzhalah, maka Ibnu Zaid berkata; "Untuk apa orang-orang
berbai'at kepada Ibnu Hanzhalah?." Dikatakan kepadanya; "Untuk kematian." Ibnu Zaid
berkata; "Aku tidak akan berbai'at kepada seseorang untuk hal itu setelah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam." -Abdullah bin Zaid adalah sahabat yang ikut bersama beliau
shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjanjian Hudaibiyyah-.(Shahih) |
19 |
3850 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ya'la Al Muharibi ia berkata; telah
menceritakan kepadaku Bapakku telah menceritakan kepada kami Iyas bin Salamah bin Al
Akwa' ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku -dia adalah salah seorang shahabat
yang ikut dalam bai'at di bawah pohon- katanya; "Kami pernah shalat Jum'at bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, seusai shalat kami beranjak pergi. Saat itu, tidak ada bayangan
dinding yang dapat kami jadikan untuk tempat berteduh."(Shahih) |
20 |
3851 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Hatim dari Yazid bin Abu 'Ubaid ia berkata; Aku bertanya kepada Salamah bin Al Akwa';
"Untuk apa kalian berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada peristiwa
Hudaibiyyah?". Salamah menjawab; "Untuk kematian."(Shahih) |
21 |
3852 |
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Isykab telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Fudlail dari Al 'Ala` bin Al Musayyab dari Bapaknya ia berkata; Aku bertemu
Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma seraya berkata; "Beruntunglah kamu karena
mendampingi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berbai'at kepadanya di bawah pohon
pada bai'atur ridlwan." Al Bara' berkata; "Wahai anak saudaraku, kamu tidak tahu apa yang
kami perbuat setelah itu."(Shahih) |
22 |
3853 |
Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Shalih ia berkata; telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Salam dari Yahya dari Abu
Qilabah bahwa Tsabit bin Adl Dlahhak mengabarkan kepadanya bahwa dia ikut berbai'at
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon pada bai'atur ridlwan."(Shahih) |
23 |
3854 |
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ishaq telah menceritakan kepada kami
'Utsman bin Umar telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Anas bin
Malik radliallahu 'anhu Allah berfirman "Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu
kemenagnan yang nyata", maksudnya adalah perjanjian Hudaibiyyah. Kemudian para
shahabat berkata; "Sungguh indah dan menyenangkan. Lalu untuk kami apa?". Maka Allah
Ta'ala berfirman "Untuk memasukkan orang-orang beriman laki-laki dan perempuan ke
dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai". Syu'bah berkata; "Aku
mengunjungi Kufah lalu aku ceritakan bahwa semua hadits ini dari Qatadah. Kemudian aku
kembali lalu aku ceritakan hal ini kepadanya (Qatadah), dia berkata; "Adapun penjelasan
ayat "Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenangan adalah dari Anas
sedangkan kalimat "Sungguh indah dan menyenangkan" dari 'Ikrimah.(Shahih) |
24 |
3855 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Isra'il dari Majza`ah bin Zahir Al Aslami dari
Bapaknya, -dia termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur
ridlwan) - ia berkata; "Sungguh aku telah menyalakan api di bawah tungku untuk memasak
daging keledai, tiba-tiba seorang penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berseru;
"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kalian memakan
daging keledai."(Shahih) |
25 |
3856 |
Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) dari
Majza`ah dari seorang laki-laki dari mere ka yang pernah ikut berbai'at di bawah pohon
(dalam bai'atur ridlwan), bernama Uhban bin Aus bahwa dia mengeluhkan lututnya yang
sakit, apabila sujud dia meletakkan bantal di bawah lututnya.(Shahih) |
26 |
3857 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Yahya bin Sa'id dari Busyair bin Yasar dari Suwaid bin An
Nu'man -dia adalah sahabat orang yang ikut bai'at di bawah pohon- katanya; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat beliau pernah di hidangkan makanan dari
tepung, lalu mereka mengedarkan makanan tersebut (untuk dimakan)." Hadits ini diperkuat
juga oleh Mu'adz dari Syu'bah.(Shahih) |
27 |
3858 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Bazi' telah menceritakan
kepada kami Syadzan dari Syu'bah dari Abu Jamrah ia berkata; aku bertanya kepada A'idz bin
'Amru radliallahu 'anhu, -dia termasuk shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ikut
bai'at di bawah pohon- "Apakah shalat witir dapat dianggap gugur?". Dia menjawab; "Jika
kamu telah mengerjakan witir di awal (malam) janganlah kamu kerjakan lagi di akhir
(malam)."(Shahih) |
28 |
3859 |
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami
Malik dari Zaid bin Aslam dari Bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah mengadakan perjalanan malam, sementara Umar bin Al Khaththab bersama beliau.
Kemudian Umar bin Al Khaththab bertanya kepada beliau tentang sesuatu, namun
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjawabnya. Umar bertanay kembali namun
beliau tetap tidak menjawabnya. Umar bertanya sekali lagi, namun beliau tetap tidak
menjawabnya. Lantas Umar bin Al Khaththab berkata (dalam hati); "Celaka kamu wahai
'Umar, kamu telah bertanya dengan memelas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
sebanyak tiga kali namun semuanya tidak dijawab." Umar melanjutkan; "Kemudian aku
menghentak untaku lalu berjalan di depan kaum Muslimin. Aku khawatir seandainya turun
wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku. Tidak lama kemudian aku
mendengar seseorang berteriak memanggilku. Umar berkata; "Sungguh aku khawatir
seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku." Setelah itu aku
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku memberi salam kepada beliau. Beliau
bersabda: "Telah turun kepadaku malam ini satu surah yang lebih aku cintai dari apa yang
disinari oleh matahari." Kemudian beliau membaca surat tersebut yang artinya:
"Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenagnan yang nyata." QS Al Fath ayat 1.(Shahih) |
29 |
3860 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Sufyan Ia berkata; aku mendengar Az Zuhri ketika dia menyampaikan hadits ini; "Aku
hafal sebagiannya lalu Ma'mar menegaskannya kepadaku dari 'Urwah bin Az Zubair dari Al
Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al Hakam keduanya saling menambahkan satu
sama lain, keduanya berkata; "pada peristiwa Hudaibiyyah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berangkat dari Madinah bersama sekitar seribu sahabat beliau. Ketika sampai di Dzul
Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikat dan menandai hewan qurban beliau, lalu
memulai ihram dari sana untuk melaksanakan 'umrah". Setelah itu beliau mengutus seorang
mata-mata dari suku Khuza'ah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan
perjalanan, tatkala sampai di Ghadirul Asythath, mata-mata beliau datang sambil berkata;
"Sesungguhnya kaum Quraisy telah berkumpul untuk menghadapi tuan. Mereka berkumpul
mengerahkan berbagai suku. Mereka akan memerangi tuan dan menghalangi serta
mencegah tuan dari Baitullah." Beliau lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, berkumpullah
kepadaku. Apakah kalian melihat bahwa aku akan berpaling kepada keluarga dan anak
keturunan mereka yaitu orang-orang yang hendak menghalangi kita dari Baitullah. Jika ada
yang datang kepada kita sebagai utusan, Allah 'azza wajalla telah memutus mata-mata dari
Musyrikin. Jika tidak, kita biarkan mereka menjadi orang-orang yang diperangi." Lalu Abu
Bakr berkata; "Wahai Rasulullah, engkau keluar sengaja hanya untuk ber'ibadah di Baitullah.
Engkau tidak bermaksud membunuh seseorang pun dan tidak bermaksud memerangi
seorangpun. Maka hadapilah. Siapa ytang menghalangi kita, kita akan memeranginya." Maka
beliau bersabda; "Bergeraklah dengan nama Allah."(Shahih) |
30 |
3861 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah mengabarkan kepada kami Ya'qub telah
menceritakan kepadaku anak saudara Ibnu Syihab dari Pamannya telah mengabarkan
kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa dia mendengar Marwan bin Al Hakam dan Miswar bin
Makhramah keduanya mengabarkan tentang peristiwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam saat melaksanakan 'umrah pada peristiwa Hudaibiyyah. Dan diantara persyaratan
yang diajukan oleh Suhail bin 'Amru adalah, "Tidak ada seorang pun dari kami yang datang
kepadamu, sekalipun dia beragama dengan agamamu, melainkan kamu harus
mengambalikannya kepada kami." (Beliau bersabda); "Dengan syarat kamu memberi
kebebasan kepada kami untuk mengunjungi Baitullah." Namun Suhail tidak mau untuk
menuruti apa yang disyaratkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti yang
diajukannya. Maka kaum Mukminin tidak suka dengan persyaratan tidak adil itu sambil
marah. Mereka terus memperbincangkan masalah itu. Ketika Suhail enggan untuk
memenuhi persyaratan yang diajukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti
yang diajukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyetujuinya lalu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan Abu Jandal bin Suhail pada saat itu kepada
bapaknya, Suhail bin "Amru. Dan tidak ada yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam seorangpun dari kalangan laki-laki kecuali beliau harus mengambalikannya selama
dalam masa perjanjian tersebut, sekalipun dia seorang muslim. Suatu hari, para wanita
mu'minat berhijrah. Dan diantara mereka yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam adalah Ummu Kultsum binti 'Uqbah bin Abu Mu'aith, seorang budak wanita yang
telah merdeka. Tak lama kemudian datanglah keluarganya meminta kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau mengembalikannya kepada mereka hingga akhirnya
Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang kaum wanita mu'minat yang berhijrah sebagaimana
yang telah diturunkan (yang menerangkan larangan megembalikan mereka -pent)."(Shahih) |
31 |
3862 |
Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Aisyah
radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menguji wanita mukminat yang datang berhijrah kepada beliau berdasarkan
ayat ini: "Wahai Nabi, jika datang kepadamu wanita-wanita mu'minat untuk berbai'at
kepadamu...". QS Al Mumtahanah: 12. Dan dari pamannya berkata; telah sampai kepada
kami ketika Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam agar
mengembalikan kepada kaum musyrikin apa yang telah mereka berikan sebagai nafkah
(mahar) kepada istri-istri mereka yang telah berhijrah. Dan telah sampai pula berita bahwa
Abu Bashir.." Lalu dia menceritakan kisah selengkapnya.(Shahih) |
32 |
3863 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Nafi' bahwa Abdullah bin
Umar radliallahu 'anhuma keluar untuk menunaikan 'umrah pada masa timbulnya fitnah. Dia
berkata; "Jika aku dihalangi beribadah di Baitullah, kami akan tetap melaksanakan
sebagaimana kami pernah melaksanakannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam." Lalu bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah dengan mencontoh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah pada tahun
perjanjian Hudaibiyah.(Shahih) |
33 |
3864 |
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya
dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia tengah berihram
lalu berkata; "Sekalipun aku dihalangi dari Baitullah, aku akan tetap melaksanakannya
sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya ketika beliau dihalangi dari
Baitullah oleh kaum Kafir Quraisy. Dia kemudian membaca "Sesungguhnya telah ada pada
diri Rasulullah suri tauladan yang baik buat kalian.." QS Al Ahzab: 21.(Shahih) |
34 |
3865 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma' telah
menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa 'Ubaidullah bin Abdullah dan Salim
bin Abdullah mengabarkan bahwa keduanya berbicara kepada Abdullah bin 'Umar. -Dan
diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah
menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa sebagian dari anak Abdullah berkata
kepadanya; "Sebaiknya anda melaksanakan ('umrah) tahun depan, sebab aku khawatir anda
tidak akan sampai ke Baitullah." Mendengar itu Abdullah bin 'Umar berkata; "Kami pernah
keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun orang-orang kafir Quraisy
menghalangi beliau dari Baitullah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih
hewan qurban dan mencukur rambut sementara para shahabat mengikutinya. Abdullah
melanjutkan; "Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku akan tetap melaksanakan 'umrah. Jika
aku diberikan jalan antara aku dan Baitullah, maka aku akan thawaf disana dan jika aku
dihalangi dari Baitullah maka aku akan tetap melaksanakan sebagaimana Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya." Maka dia berjalan sesaat lalu berkata; "Aku
tidak menganggap keduanya (pelaksanaan hajji dan 'umrah) melainkan satu. Aku bersaksi
kepada kalian bahwa aku telah mewajibkan hajji untuk diriku sendiri bersama 'umrahku ini."
Maka dia thawaf sekali dan sa'i sekali lalu bertahallul untuk keduanya sekaligus."(Shahih) |
35 |
3866 |
Telah menceritakan kepadaku Syuja' bin Al Walid dia mendengar An Nadlar bin
Muhammad telah menceritakan kepada kami Shakhr dari Nafi' ia berkata; 'Sesungguhnya
orang-orang membicarakan bahwa Ibnu 'Umar masuk Islam sebelum 'Umar padahal yang
sebenarnya bukan seperti itu. Pada saat perjanjian Hudabiyyah, 'Umar pernah mengutus
Abdullah bin 'Umar untuk mengambil kuda miliknya yang berada di tangan seseorang dari
Anshar agar dia membawanya untuk berperang. Sementara para sahabat tengah berbai'at
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon, sedangkan 'Umar tidak
mengetahuinya. Abdullah ikut berbai'at kemudian dia pergi mengambil kuda yang dimaksud,
lalu datang membawanya kepada 'Umar. Saat itu 'Umar sedang mengenakan baju pelindung
(perisai) untuk berperang, lalu Abdullah mengabarkan kepadanya bahwa para sahabat
tengah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon. Nafi'
berkata; "Dia langsung berangkat bersamanya hingga berbai'at kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam". Itulah yang dibicarakan orang-orang bahwa Ibnu 'Umar lebih dahulu
masuk Islam dari pada 'Umar." Hisyam bin 'Ammar mengatakan; telah menceritakan kepada
kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Muhammad Al 'Umari
telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa orang-orang
pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perjanjian Hudaibiyyah, lalu mereka
berpencar di bawah pohon untuk berteduh. Tiba-tiba orang-orang mengelilingi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, 'Umar berkata: "Wahai Abdullah, lihat apa yang sedang mereka
lakukan, mereka tengah mengelilingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Lalu Abdullah
mendapatkan mereka sedang berbai'at. Dia pun ikut berbai'at. Kemudian dia kembali
menemui 'Umar. Maka 'Umar keluar dan ikut berbai'at pula."(Shahih) |
36 |
3867 |
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ya'la
telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa
radliallahu 'anhuma berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika
beliau melaksanakan 'umrah. Beliau thawaf dan kami pun turut thawaf bersama beliau,
ketika beliau shalat, kami juga ikut shalat bersama beliau, ketika beliau melaksanakan sa'i
antara bukit Shafa dan marwah, maka kami melindungi beliau dari penduduk Makkah agar
tidak ada seorangpun yang melukai beliau dengan sesuatu."(Shahih) |
37 |
3868 |
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ishaq telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Sabiq telah menceritakan kepada kami Malik bin Mighwal ia berkata; aku
mendengar Abu Hushain berkata; Abu Wa'il mengatakan; "Ketika Sahal bin Hunaif datang
dari perang Shiffin, kami menemuinya dan meminta kabar darinya. Dia berkata; "Berhati-
hatilah kalian dengan pendapat kalian. Sungguh aku pernah melihat diriku sendiri pada
peristiwa Abu Jandal (pada Perjanjian Hudaibiyah), seandainya aku sanggup menolak
perintah (keputusan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentu aku sudah menolak
perintah beliau. Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Saat itu kami tidak akan
meletakkan senjata-senjata kami di atas pundak-pundak kami karena adanya keputusan
yang merugikan kami, ternyata keputusan itu memudahkan kami kepada urusan yang baru
kami ketahui sebelum perkara sekarang ini (perang Shiffin). Tidaklah timbul dendam kecuali
akan menimbukan permusuhan baru yang kami tidak tahu bagaimana kami
menghadapinya."(Shahih) |
38 |
3869 |
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah
radliallahu 'anhu ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuiku saat
perjanjian Hudaibiyyah, sedangkan kutu kepalaku berjatuhan di wajahku. Beliau lalu
bertanya: "sepertinya kutu kepalamu sangat mengganggumu." Aku jawab; "Benar". Beliau
lalu bersabda: "Cukurlah rambutmu dan berpuasalah tiga hari atau berilah makan enam
orang miskin atau berqurban dengan seekor kambing." Ayyub berkata; "Aku tidak tahu dari
mana ia memulainya."(Shahih) |
39 |
3870 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hisyam Abu Abdullah telah
menceritakan kepada kami Husyaim dari Abu Bisyir dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari
Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam saat perjanjian Hudaibiyyah, ketika itu kami sedang berihram sementara kaum
Musytikin menghalangi kami (dari baitullah). Dia berkata; "Saat itu aku terkena penyakit
hingga kutu-kutu berjatuhan di wajahku. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lewat di
hadapanku, beliau bertanya: "Apakah kamu kutu-kutu di kepalamu sangat
mengganggumu?". Aku jawab; "Benar". Dia berkata; "setelah itu turunlah ayat: "....Maka
barangsiapa dari kalian yang sakit atau tertimpa penyakit pada kepalanya (lalu dia bercukur),
wajiblah dia berpuasa atau memberi shadaqah atau berqurban." QS Al Baqarah; 196.(Shahih) |
|