No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3874 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Yahya bin
Sa'id dari Busyair bin Yasar bahwa Suwaid bin An Nu'man mengabarkannya bahwa dia
pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Khaibar, ketika
mereka sampai di Shahba' yaitu pinggiran Khaibar, beliau mengerjakan shalat 'Ashar. Setelah
itu beliau minta perbekalan, namun beliau tidak diberi kecuali makanan yang terbuat dari
tepung. Maka beliau memintanya lalu memakannya dan kami pun ikut memakannya.
Setelah itu beliau berdiri untuk melaksanakan shalat Maghrib, beliau berkumur-kumur, dan
kami juga berkumur-kumur, lalu mengerjakan shalat tanpa berwudlu' lagi."(Shahih) |
2 |
3875 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada
kami Hatim bin Isma'il dari Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah bin Al Akwa' radliallahu 'anhu
ia berkata; "Kami mengadakan perjalanan malam bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menuju Khaibar, lalu seorang laki-laki dari rombongan berkata kepada 'Amir; "Wahai 'Amir,
apakah tidak sebaiknya engkau perdengarkan kepada kami bait-bait sya'irmu?" -'Amir adalah
seorang ahli penyair- Maka dia mulai melantunkan sya'ir kepada rombongan itu. Katanya;
"Ya Alah, kalau nukan karena Engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk. Kami tidak
akan bershadaqah dan juga tidak akan shalat. Berilah ampunan sebagai tebusan untuk-Mu
atas apa yang telah kami lalaikan. Teguhkan kaki-kaki kami bila bertemu musuh. Berikanlah
ketenangan atas kami. Sesungguhnya jika diserukan kepada kami, niscaya kami enggan
mengikutinya Namun dengan seruan itu mereka datang kepada kami." Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah yang sedang bersenandung itu?. Mereka menjawab;
"'Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Alah merahmatinya". Tiba-tiba seorang laki-
laki berkata; "Sudah semestinya wahai Nabiyullah. (Bagaimana jadinya) sekiranya engkau
tidak menyenangkan kami dengannya." Lalu kami mengepung Khaibar, hingga kami ditimpa
rasa lapar yang sangat. Kemudian Allah Ta'ala menaklukannya. Di sore harinya, yaitu di hari
(pertama) Khaibar ditaklukkan, orang-orang menyalakan api, melihat itu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bertanya: "Apakah api-apai itu. Untuk apa dinyalakan?". Mereka menjawab;
"Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?". Mereka menjawab; "Daging
keledai jinak." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tumpahkan dan
pecahkanlah (periuk-periuknya)." Seorang laki-laki bertanya; "Wahai Rasulullah, tidakkah
kita menumpahkannya lalu mencucinya?." Beliau bersabda: "Atau seperti itu". Ketika
rombongan pasukan sudah saling berhadapan, saat itu 'Amir membawa pedangnya yang
pendek, lalu dia mengayunkannya untuk menebas betis kaki seorang Yahudi. Namun
pedangnya berbalik mengenai kakinya dan tepat melukai mata kaki 'Amir hingga
menyebabkan dia gugur." Salamah berkata; "Ketika mereka kembali, Salamah berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatku lalu memegang tanganku seraya berkata;
"Ada apa denganmu?." Aku berkata kepada beliau; "Demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan.
Orang-orang menganggap bahwa 'Amir telah melakukan amalan yang sia-sia." Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Mereka berdusta. Siapa yang mengatakannya?
Sesungguhnya dia mendapatkan dua pahala." -Beliau mengumpulkan dua jarinya- "Sungguh
dia seorang mujahid yang telah berjuang dengan gigih. Sedikit sekali orang Arab yang dapat
melakukan seperti yang dia lakukan." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah
menceritakan kepada kami Hatim ia berkata; (Dalam riwayat lain menggunakan kalimat)
nasya'a bihaa, artinya mencontohkannya.(Shahih) |
3 |
3876 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami
Malik dari Humaid Ath Thawil dari Anas radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendatangi Khaibar pada malam hari. Apabila beliau menyerang suatu kaum di
malam hari, beliau tidak menyerangnya hingga datang waktu pagi. Ketika pagi telah tiba,
orang-orang Yahudi pun keluar rumah dengan membawa sekop-sekop dan keranjang
mereka. Tatkala mereka melihat beliau, mereka berkata; "Muhammad Demi Allah,
Muhammad dan pasukannya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hancurlah
Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, ("maka amat
buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut"). QS Ash Shaffat;(Shahih) |
4 |
3877 |
Telah mengabarkan kepada kami Shadaqah bin Al Fadlal telah mengabarkan kepada
kami Ibnu 'Uyainah telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad bin Sirin dari
Anas bin Malik radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami hendak menyerang Khaibar hingga awal
pagi. Ketika penduduk Khaibar keluar dengan membawa keranjang-keranjang mereka, dan
mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; "Muhammad, demi Allah
Muhammad dan pasukannya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allahu
Akbar. Hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu
kaum, ("maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan
tersebut"). QS Ash Shaffat; 177. Selanjutnya kami berhasil mendapatkan daging-daging
keledai, tiba-tiba seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru; "Sesungguhnya
Allah dan Rasul-Nya melarang kalian memakan daging keledai, karena dia najis."(Shahih) |
5 |
3878 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan
kepada kami Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad dari
Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi
seseorang, seraya bertanya; "Apakah daging keledai boleh dimakan?". Beliau diam.
Kemudian orang itu datang lagi untuk kedua kalianya dan bertanya; "Apakah daging keledai
boleh dimakan?". Beliau tetap diam. Kemudian orang itu datang lagi untuk ketiga kalianya
dan bertanya; "Apakah daging keledai dimusnahkan saja?". Maka beliau memerintahkan
seorang penyeru, lalu penyeru itu berseru di hadapan orang banyak; "Sesungguhnya Allah
dan Rasul-Nya melarang kalian memakan daging keledai jinak." Mendengar itu periuk-periuk
ditumpahkan, padahal isinya penuh dengan daging keledai.(Shahih) |
6 |
3879 |
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat Shubuh dekat Khaibar ketika hari
masih gelap, kemudian bersabda: "Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami
apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami
orang-orang yang diperingatkan tersebut)." QS Ash Shaffat; 177. Ketika penduduk Khaibar
keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membunuh
para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut
terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu
diberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menikahinya dan
menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya." Abdul 'Aziz berkata kepada
Tsabit: "Wahai Abu Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, "Apa yang
beliau jadikan maharnya?". Maka Tsabit menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.(Shahih) |
7 |
3880 |
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
Abdul 'Aziz bin Shuhaib ia berkata; aku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata;
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menawan Shafiyyah lalu membebaskannya kemudian
menikahinya." Tsabit bertanya kepada Anas; "Apa maharnya?". Anas menjawab; "Maharnya
adalah dirinya, lalu beliau memerdekakannya".(Shahih) |
8 |
3881 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ya'qub
dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'ad As Sa'idi radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin, kemudian keduanya saling
menyerang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara
dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka. Dan diantara shahabat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada seseorang yang tidak menyisakan musuh pun
kecuali terus ia mengejarnya untuk dipenggal dengan pedangnya. Setelah itu seseorang
berkata; "Hari ini tidak ada seorangpun dari kita yang mendapat ganjaran pahala
sebagaimana yang didapat si fulan orang tadi)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya orang itu termasuk dari penduduk neraka." Seorang laki -laki dari
kaumnya berkata; "Aku adalah sahabatnya." Sahal berkata; "Kemudian dia berangkat
bersama orang itu, apabila dia berhenti orang itu pun berhenti dan bilamana dia bergegas
maka orang itupun bergegas bersamanya. Sahal melanjutkan; "Kemudian laki-laki itu (orang
yang berperang tadi) ditemukan dalam keadaan terluka sangat parah hingga mengharapkan
segera mati. Lalu ia itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah
diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri. Maka orang yang bersamanya tadi
pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Aku bersaksi bahwa
tuan adalah benar-benar utusan Allah". Beliau bertanya: "Kenapa kamu berkata seperti
itu?". Orang itu menjawab; "Orang yang tuan sebutkan tadi benar-benar penghuni neraka."
Mendengar perkataanya, para sahabat merasa heran. Aku lalu berkata; "Aku menjadi
saksinya. Aku telah keluar bersamanya dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia
dalam keadaan luka parah, hingga ia berkeinginan supaya cepat mati, lalu dia meletakkan
pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya setelah itu dia
membunuh dirinya sendiri. Pada kesempatan itu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk surga
berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan penduduk neraka.
Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk neraka berdasarkan yang nampak
oleh manusia padahal dia sebenarnya dari golongan penduduk surga."(Shahih) |
9 |
3882 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhri ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab bahwa
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Kami ikut perang Khaibar. Lalu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada seseorang yang bersama beliau dan mengaku
telah memeluk Islam: "Orang ini termasuk penduduk neraka". Ketika terjadi peperangan,
orang tadi berperang dengan sangat berani hingga orang-orang ragu (dengan apa yang
diucapkan beliau). Ternyata laki-laki itu mendapatkan luka yang sangat serius. Lalu tanganya
berusaha menggapai sarung panahnya, kemudian dia mengeluarkan anak panah dan
menusuk dirinya sendiri. Lantas para pejuang Muslimin berkumpul dan berkata;; "Wahai
Rasulullah, Allah telah membenarkan ucapan tuan. Si fulan membunuh dirinya hinga gugur."
Beliau bersabda; "Berdirilah kamu hai fulan dan umumkan bahwa tidak akan masuk surga
kecuali orang yang beriman. Sesungguhnya Allah mengokohkan agama ini (diantaranya)
dengan perantaraan seorang yang fajir (berdosa)." Hadits ini juga di perkuat oleh Ma'mar
dari Az Zuhri. Dan Syabib mengatakan; dari Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan
kepadaku Ibnu Al Musayyab dan Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bahwa Abu Hurairah
berkata; "Kami ikut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Hunain." Dan
Ibnu Al Mubarak mengatakan dari Yunus dari Az Zuhri dari Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. Hadits ini juga diperkuat oleh Shalih dari Az Zuhri. Az Zubaidiy mengatakan; telah
mengabarkan kepadaku Az Zuhri bahwa Abdurrahman bin Ka'ab mengabarkan kepadanya
bahwa 'Ubaidullah bin Ka'ab berkata; telah mengabarkan kepadaku orang yang ikut dalam
perang Khaibar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Az Zuhri berkata; dan telah
mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin Abdullah dan Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam."(Shahih) |
10 |
3883 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
'Abdul Wahid dari 'Ashim dari Abu 'Utsman dari Abu Musa Al Asy'ari radliallahu 'anhu ia
berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perang melawan (penduduk) Khaibar, -
atau dia berkata- Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat orang-orang
menuruni lembah sambil meninggikan suara dengan bertakbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar
laa ilaaha illallah (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah yang berhak disembah
selain Allah), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rendahkanlah, karena
kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian
menyeru Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu bersama kalian". Saat
itu aku berada di belakang hewan tunggangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
beliau mendengar apa yang aku ucapkan. Saat itu aku membaca; "laa hawla wa laa quwwata
illa billah (Tidak ada daya dan upaya melainkan dari Allah) ", maka beliau berkata kepadaku:
"Wahai Abdullah bin Qais". Aku jawab; "Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah." Beliau
melanjutkan: "Maukah aku tunjukkan kepadamu satu kalimat yang termasuk
perbendaharaan surga?". Aku jawab; "Tentu wahai Rasulullah, demi bapak ibuku sebagai
tebusan tuan." Beliau bersabda: "laa hawla wa laa quwwata illa billah."(Shahih) |
11 |
3884 |
Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim telah menceritakan kepada
kami Yazid bin Abu 'Ubaid ia berkata; "Aku pernah melihat bekas luka pukulan pedang pada
kaki (bagian lutut) Salamah. Aku lalu berkata kepadanya; "Wahai Abu Muslim, luka bekas
pukulan apakah ini?." Dia menjawab; "Ini luka bekas pukulan yang aku alami pada perang
Khaibar. Saat itu orang-orang berkata; "Salamah terluka" Maka aku mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau meludahi lukaku sebanyak tiga kali. Setelah itu aku
tidak merasakan sakit hingga sekarang."(Shahih) |
12 |
3885 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Hazim dari Bapaknya dari Sahal ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berhadapan dengan Kaum Musyrikin di peperangan beliau, lalu beliau saling menyerang.
Kemudian masing-masing pasukan bergabung dengan bala tentara mereka. Sementara
diantara Kaum Muslimin terdapat seseorang yang tidak menyisakan seorang musyrik pun
kecuali ia terus mengejarnya untuk dipenggal dengan pedangnya. Seseorang berkata;
"Wahai Rasulullah, tidak ada seorangpun yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang
didapat si fulan." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh orang itu
termasuk penduduk neraka." Mereka balik bertanya; "Kalau begitu siapa diantara kami yang
menjadi penduduk surga bila orang seperti ini termasuk penduduk neraka?." Kemudian
seorang laki-laki dari kaum Muslimin berkata; "Aku akan mengikutinya". Maka dia mengikuti
orang tersebut, hingga ketika dia mempercepat langkah atau memperlambatnya, aku selalu
bersamanya. Akhirnya dia mendapatkan luka parah, ketika dalam keadaan sekarat, dia
meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya, lalu
dia menekannya, akhirnya dia membunuh dirinya sendiri. Maka orang yang mengikutinya
tadi pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Aku bersaksi bahwa
tuan adalah benar-benar utusan Allah". Beliau bertanya: "Kenapa kamu berkata begitu?".
Orang itu mengabarkan kepada beliau. Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang
yang beramal dengan amalan penduduk surga berdasarkan yang nampak oleh manusia
padahal dia dari penduduk neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk
neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia dari penduduk surga."(Shahih) |
13 |
3886 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa'id Al Khuza'i telah menceritakan
kepada kami Ziyad bin Ar Rabi' dari Abu 'Imran ia berkata; Anas memperhatikan orang-orang
pada hari Jum'at, ternyata dia melihat thayalisah (pakaian bergaris-garis). Dia LALU berkata;
"Seakan-akan mereka saat ini adalah orang-orang Yahudi Khaibar."(Shahih) |
14 |
3887 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada
kami Hatim dari Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah radliallahu 'anhu Ia berkata; 'Ali bin Abu
Thalib radliallahu 'anhu pernah tertinggal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang
Khaibar, sebab waktu itu ia sedang sakit mata. Dia berkata; "Aku tertinggal dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam." Kemudian 'Ali menyusul dan bertemu dengan beliau shallallahu
'alaihi wasallam. Pada malam harinya yaitu ketika pagi harinya Allah memenangkan Kaum
Muslimin, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku akan memberikan bendera
komando perang ini kepada seorang laki-laki", -atau bersabda- "Besok pagi, bendera ini akan
diambil oleh seorang laki-laki yang di cintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan memberi
kemenangan ini lewat tangannya." Saat itu kami sangat mengharapkannya. Kemudian
diaktakan; "Ini 'Ali datang." Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam memberikan
bendera itu kepadanya, lalu Allah memberikan kemenangan melalui dirinya."(Shahih) |
15 |
3888 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Ya'qub bin Abdurrahman dari Abu Hazim ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sahal bin
Sa'ad radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada waktu
perang Khaibar: "Sungguh esok hari aku akan menyerahkan bendera komando ini kepada
seorang laki-laki yang lewat tangannya Allah akan memenangkan peperangan ini. Dia adalah
orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya." Sahal
berkata; "Maka semalaman orang-orang memperbincangkan siapa diantara mereka yang
akan diberikan kepercayaan itu." Keesokan harinya, orang-orang telah berkumpul di
hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masing-masing berharap mendapat
kepercayaan tersebut. Beliau bertanya: "Dimanakan Ali bin Abu Thalib?." Para sahabat
menjawab; "Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah." Beliau bersabda; "Datangilah dan
bawa dia kemari". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu meludahi matanya dan
mendo'akannya. Seketika matanya sembuh seakan tidak ada bekas sakit sebelumnya.
Akhirnya beliau menyerahkan bendera komando perang tersebut kepadanya. 'Ali berkata;
"Wahai Rasulullah, "Aku akan memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita."
Beliau berkata; "Laksanakanlah dengan tenang hingga kamu singgah pada tempat tinggal
mereka lalu ajaklah mereka menerima Islam dan kabarkan kepada mereka apa yang menjadi
kewajiban mereka dari hak-hak Allah. Sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada
seseorang lewat perantaraan kamu, hal itu lebih baik buatmu dari pada unta merah (harta
yang paling baik)."(Shahih) |
16 |
3889 |
Telah menceritakan kepada kami Abdul Ghaffar bin Daud telah menceritakan kepada
kami Ya'qub bin Abdurrahman. -Dan diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan
kepadaku Ahmad telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb ia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Ya'qub bin Abdurrahman Az Zuhri dari 'Amru mantan budak Al
Muthallib dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu ia berkata; "Kami menyerbu Khaibar, tatkala
Allah menaklukan benteng Khaibar untuk kemenangan beliau, diceritakan kepada beliau
tentang kecantikan Shafiyyah binti Huyyay bin Akhthab yang suaminya terbunuh, sedangkan
dia baru saja menjadi pengantin. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memilihnya untuk
diri beliau. Kemudian beliau keluar bersama Shafiyah, hingga ketika kami tiba di Saddash
Shabhaa', dia berhenti untuk singgah bersamanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam membuatkan tenda untuknya, membuat makanan yang terbuat dari kurma,
tepung dan minyak samin dalam wadah kecil terbuat dari kulit. Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Persilakanlah orang-orang yang ada di
sekitarmu!". Itulah walimah beliau dengan Shafiyah. Kemudian kami berangkat menuju
Madinah, aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat dan memasukkan
Shafiyyah kedalam mantel dibelakang, lalu beliau duduk diatas untanya. Beliau meletakkan
lutut beliau, sementara Shafiyah meletakkan kakinya diatas lutut beliau kemudian berjalan."(Shahih) |
17 |
3890 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; telah menceritakan kepadaku
saudaraku dari Sulaiman dari Yahya dari Humaid Ath Thawil dia mendengar Anas bin Malik
radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetap bersama Shafiyyah binti
Huyyay selama tiga hari di jalan Khaibar sejak beliau menikahinya. Dan Shafiyyah adalah
termasuk orang yang ditutupi dengan hijab" (kain penutup seluruh tubuh)."(Shahih) |
18 |
3891 |
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam telah mengabarkan kepada
kami Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Humaid
bahwa dia mendengar Anas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menetap bersama Shafiyyah binti Huyyay selama tiga hari di jalan antara Khaibar dan
Madinah, beliau dibuatkan tenda bersama Shafiyyah. Kemudian aku mengundang kaum
Muslimin untuk menghadiri walimah (resepsi perkawinan) beliau. Saat itu tidak ada roti dan
tidak pula daging. Ketika itu beliau memerintahkan Bilal untuk menghamparkan hamparan
yang terbuat dari kulit, setelah itu kurma, susu kering dan minyak samin diletakkan di atas
hamparan tersebut. Lalu kaum Muslimin sama berkata; "Dia salah seorang dari ummahatul
muslimin ataukah sahaya beliau?." Sebagian mereka menjawab; "Jika beliau menghijabnya
berarti termasuk salah seorang dari ummahatul muslimin, jika beliau tidak menghijabnya
berarti hanya seorang sahaya beliau." Ketika berangkat pulang, beliau menempatkan
Shafiyyah dibelakang beliau dan menyelimutinya dengan hijab."(Shahih) |
19 |
3892 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami
Syu'bah. -Dan telah diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepadaku Abdullah bin
Muhammad telah menceritakan kepada kami Wahb telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Humaid bin Hilal dari Abdullah bin Mughaffal radliallahu 'anhu ia berkata;
"Ketika kami sedang mengepung benteng Khaibar, ada seseorang yang melempar wadah
kulit berisi lemak, lantas aku melompat untuk mengambilnya. Aku menoleh, ternyata ada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga aku malu kepadanya."(Shahih) |
20 |
3893 |
Telah menceritakan kepadaku 'Ubaid bin Isma'il dari Abu Salamah dari 'Ubaidullah dari
Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa pada saat perang Khaibar, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan bawang dan daging keledai jinak." "Beliau
melarang makan bawang haditsnya dari Nafi', sedangkan (melarang makan) daging keledai
jinak dari Salim.(Shahih) |
21 |
3894 |
Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Qaza'ah telah menceritakan kepada kami
Malik dari Ibnu Syihab dari Abdullah dan Al Hasan, dua anak Muhammad bin 'Ali dari Bapak
keduanya dari 'Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melarang nikah mut'ah (perkawinan dengan waktu terbatas semata untuk
bersenang-senang) dan melarang makan daging keledai jinak pada perang Khaibar."(Shahih) |
22 |
3895 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada
kami Abdullah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin 'Umar dari Nafi' dari Ibnu
'Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan
daging keledai jinak pada waktu perang Khaibar."(Shahih) |
23 |
3896 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Nashr telah telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin 'Ubaid telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari Nafi' dan Salim dari
Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang
makan daging keledai jinak pada perang Khaibar."(Shahih) |
24 |
3897 |
Telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Harb telah telah menceritakan kepada
kami Hammad bin Zaid dari 'Amru dari Muhammad bin 'Ali dan Jabir bin Abdullah radliallahu
'anhuma ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan daging keledai
jinak dan memberi kelonggaran (untuk mengonsumsi) daging kuda pada saat perang
Khaibar."(Shahih) |
25 |
3898 |
Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Sulaiman telah telah menceritakan kepada
kami 'Abbad dari Asy Syaibani ia berkata; aku mendengar Ibnu Abu Aufa radliallahu
'anhuma; "Kami pernah merasa sangat lapar ketika perang Khaibar, sementara periuk tengah
mendidih." Dia juga berkata; "Dan sebagiannya sudah ada yang hangus." Tiba-tiba datang
seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berseru; "Janganlah kalian
memakan daging keledai sedikitpun dan tumpahkanlah periuk-periuk itu." Ibnu Abu Aufa
berkata; "Kemudian kami memperbincangkan bahwa pelarangan itu karena keledai tidak
termasuk bagian seperlima ghanimah (rampasan perang). Dan sebagian lagi berkata;
"Pelarangan itu secara mutlak, karena keledai memakan kotoran."(Shahih) |
26 |
3899 |
Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami
Syu'bah ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Adi bin Tsabit dari Al Bara' dan Abdullah
bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma bahwa mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan berhasil mendapatkan beberapa ekor keledai, lalu mereka memasaknya. Tiba-
tiba seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru; "Tumpahkanlah periuk-
periuk kalian."(Shahih) |
27 |
3900 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami 'Abdush Shamad
telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami 'Adi bin Tsabit
aku mendengar Al Bara' dan Ibnu Abu Aufa radliallahu 'anhum keduanya bercerita dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, ketika terjadi perang Khaibar, para sahabat telah memasak
(daging keledai) di periuk-periuk mereka, lalu beliau bersabda: "Tumpahkanlah periuk-periuk
kalian." Telah menceritakan kepada kami Muslim telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari 'Adi bin Tsabit dari Al Bara' ia berkata; "Kami berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam.." seperti hadits di atas.(Shahih) |
28 |
3901 |
Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa; Telah mengabarkan kepada kami
Ibnu Abu Zaidah; Telah menceritakan kepada kami 'Ashim dari 'Amir dari Al Bara' bin 'Azib
Radliyallahu'anhuma, mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami
dalam perang Khaibar untuk membuang daging keledai jinak baik yang masih mentah
maupun matang, dan setelah itu beliau tidak memerintahkan kami untuk menyantapnya.(Shahih) |
29 |
3902 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abul Husain; Telah menceritakan
kepada kami Umar bin Hafsh; Telah menceritakan kepada kami ayahku dari 'Ashim dari 'Amir
dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma mengatakan; "Saya tidak tahu, apakah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang keledai dikarenakan ia kendaraan masyarakat sehingga
beliau tidak ingin jika kendaraan (sarana transportasi) mereka lenyap, atau memang beliau
mengharamkannya pada hari Khaibar khusus daging keledai jinak?"(Shahih) |
30 |
3903 |
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ishaq; Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Sabiq; Telah menceritakan kepada kami Zaidah dari 'Ubaidullah bin Umar
dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma mengatakan; Pada perang Khaibar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam membagi untuk pasukan penunggang kuda dua bagian. Ibnu
Umar berkata; namun Nafi' menafsirkannya dengan mengatakan; Jika seseorang mempunyai
kuda, maka ia peroleh tiga bagian (dua bagian untuk kudanya, yang satu untuk pemiliknya)
dan jika tidak mempunyai kuda maka ia peroleh satu bagian.(Shahih) |
31 |
3904 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair; Telah menceritakan kepada kami
Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Musayyab bahwasanya Jubair bin Muth'im;
telah mengabar kepadanya katanya; aku pernah berjalan bersama Usman bin Affan
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan kami sampaikan protes; "Telah engkau beri
Bani Muththalib seperlima ghanimah Khaibar sedang engkau membiarkan kami -kami ini,
padahal kita semua sederajat disisimu!" Beliau katakan: 'Bani Hasyim dan Bani Muththalib
adalah satu.' Kata Jubair, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak membagi untuk
bani 'Abdi Syams dan Bani Naufal.'(Shahih) |
32 |
3905 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al 'Ala'; Telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah; Telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abdullah dari Abu Burdah
dari Abu Musa radliallahu 'anhu katanya; Berita keberangkatan hijrah Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam ke Madinah sampai kepada kami ketika kami di Yaman, maka kami berangkat
hijrah untuk menemuinya bersama dua saudaraku, aku yang termuda. Satunya Abu Burdah
dan satunya Abu ruhm. -Kata Abu Burdah; sepertinya Abu Musa mengatakan dengan sekitar
sepuluh, atau lima puluh tiga, atau lima puluh dua orang kaumku- kami menumpang perahu,
selanjutnya perahu mendamparkan kami ke raja Najasyi di Ethiopia, di sana kami bertemu
dengan Ja'far bin Abu Thalib dan tinggal bersamanya hingga kami bisa bersama-sama
berangkat ke Madinah. Kami bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertepatan beliau
menaklukkan Khaibar. Selanjutnya sebagian orang yang bersama Nabi berujar kepada kami -
maksudnya para penumpang perahu- "Kami lebih istimewa daripada kalian karena hijrah",
kemudian Asma' binti 'Umais, -dia diantara yang datang bersama kami, penumpang perahu-
menemui Hafshah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kebetulan dia turut hijrah ke
Najasyi bersama rombongan perahu. Umar lantas menemui Hafshah yang ketika itu Asma'
disisinya. Ketika Umar melihat Asma', Umar bertanya; "Siapa ini?" 'Aku Asma' binti Umais! '
Jawab Asma'. Kata 'Umar; 'kamu turut bersama muhajirin yang menumpang perahu, atau
melayari lautan itu? ', 'Benar' Jawab Asma'. Umar mengatakan; 'Kami lebih istimewa
daripada kalian karena telah hijrah, dan kami lebih berhak terhadap Rasulullah daripada
kalian-kalian! '. Mendengar ungkapan ini, Asma' bin Umais langsung emosi dan berujar;
'Tidak, demi Allah, bahkan kebersamaan kalian dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, sehingga beliau bisa memberi makan yang lapar dan memberi nasehat yang jahil,
sementara kami di sebuah negeri atau di bumi yang jauh dan gersang di Ethiopia, dan itu
kesemuanya semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya, dan demi Allah, kami tidak bisa
memberi makan yang lapar, tidak pula bisa memberi minum yang kehausan sehingga akan
kulaporkan ucapanmu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kami juga disakiti dan
diteror, dan semuanya itu akan kulaporkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Demi
Allah, saya akan bertanya kepada beliau, saya tidak akan berdusta, tidak akan meninggalkan
kebenaran, dan tidak akan menambah-nambahi! ' Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
datang, Asma' binti Umais menyampaikan uneg-unegnya; 'Wahai Nabiyullah, Umar
mengatakan demikian-demikian -Ia laporkan ucapan Umar yang mengatakan dia dan
rombongannya lebih istimewa-. Nabi bertanya: 'Lantas bagaimana kamu menjawab? 'Asma'
menjawab; 'Ya tadi kujawab demikian-demikian" -ia utarakan semua jawabannya- Nabi
lantas bersabda: 'Dia, Umar, tidak lebih berhak terhadapku daripada kalian, dia dan para
sahabatnya hanya mempunyai satu hijrah, sementara kalian para penumpang perahu
mempunyai dua hijrah.' Kata Asma' binti Umais; 'Setelah itu kulihat Abu Musa dan para
penumpang perahu menemuiku secara susul-menyusul menanyaiku hadits ini. Sehingga tak
ada sesuatupun dari harta duniawi bisa lebih menggembirakan mereka, tidak pula lebih
mereka agungkan daripada ucapan Rasulullah kepada mereka ini.' Abu Burdah berkata,
Asma' berkata; 'Kulihat Abu musa berulangkali meminta pengulangan hadits ini kepadaku.'(Shahih) |
33 |
3906 |
(Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya), Abu burdah
berkata; dari Abu Musa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku
mendengar suara kelembutan orang-orang Asy'ari dengan bacaan Al Qurannya ketika
mereka memasuki malam hari, dan aku mengetahui rumah-rumah mereka karena
kemerduan suara mereka dengan alquran di malam hari, sekalipun aku tidak pernah melihat
rumah-rumah mereka ketika siang. Diantara mereka ada yang sangat cekatan jika menemui
kuda perang atau musuh." Nabi katakan kepada mereka: 'Sahabat-sahabatku menyuruh
kalian agar kalian melihat mereka.'(Shahih) |
34 |
3907 |
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Ibrahim; dia mendengar Hafsh bin Ghiyats;
Telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa
mengatakan; kami menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah beliau menaklukkan
Khaibar, lantas beliau membagi ghanimah untuk kami, padahal tidak beliau bagi untuk
seorangpun yang tidak mengikuti penaklukan Khaibar selain kami.(Shahih) |
35 |
3908 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad; Telah menceritakan
kepada kami Muawiyah bin Amru; Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Malik bin
Anas katanya; telah menceritakan kepadaku Tsaur katanya; telah menceritakan kepadaku
Salim -mantan budak- Ibnu Muthi' ia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu
mengatakan; "Kami menaklukkan Khaibar dan tidak kami peroleh ghanimah berupa emas
dan tidak pula perak, ghanimah yang kami peroleh hanyalah berupa sapi, unta, perbekalan,
dan kebun-kebun. Kemudian kami pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke
Wadil qura dan beliau ditemani seorang budaknya yang bernama Mid'am, budak yang
dihadiahkan oleh salah seorang Bani Dhubab. Ketika ia sedang menurunkan barang-barang
bawaan unta muatannya, ia terkena anak panah yang menyasar sehingga budak itu tewas.
Karenanya, para sahabat berkomentar; 'Duhai alangkah senangnya dia peroleh kesyahidan.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menampik ucapan mereka dengan bersabda: 'Bahkan
demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, bahwasanya kain yang diambilnya saat perang
Khaibar dari barang-barang ghanimah yang belum resmi dibagi, akan menyalakan api
baginya.' Spontan ada seseorang membawa satu tali sandal atau sepasang tali sandal setelah
mendengar komentar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Selanjutnya orang itu
berkata; 'Aku mendapatkan tali sandal ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung
berkomentar: 'Itu satu atau sepasang tali sandal neraka.'(Shahih) |
36 |
3909 |
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam; Telah mengabarkan kepada
kami Muhammad bin Ja'far katanya; telah mengabarkan kepadaku Zaid dari ayahnya, ia
mendengar Umar bin Khaththab radliallahu 'anhu berkata; "Ketahuilah, demi Dzat yang
diriku berada di tangan-Nya, kalaulah bukan kare na mempertimbangkan; 'Jangan-jangan
kutinggalkan generasi masa depan muslimin tak punya apa-apa.' Tidaklah ada sebuah
kawasan dibuka, melainkan akan kubagi-bagi sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
membagi tanah Khaibar, namun telah kutinggalkan untuk kawasan tersebut sebuah
perbendaharaan yang bisa mereka bagi-bagi."(Shahih) |
37 |
3910 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna; Telah menceritakan
kepada kami Ibnu Mahdi dari Malik bin Anas dari Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Umar
radliallahu 'anhu, katanya; Kalaulah bukan karena mempertimbangkan generasi masa depan
muslimin, tidaklah ada sebuah kawasan dibuka untuk mereka, kecuali kubagi-bagi area
kawasan itu semua sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membagi-bagi tanah
Khaibar.(Shahih) |
38 |
3911 |
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Abdullah; Telah menceritakan kepada kami
Sufyan katanya; aku mendengar Az Zuhri dan Ismail bin Umayyah menanyainya, katanya;
Telah mengabarkan kepadaku Anbasah bin Said, Abu Hurairah radliallahu 'anhu menemui
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta beliau. Lantas sebagian Banu Sa'id bin 'Ash
berujar; "Tolong, jangan engkau beri dia". Maka Abu Hurairah mengatakan; 'Orang inilah si
pembunuh Ibnu Qauqal.' Kontan orang Bani Sa'id menghinanya; 'Alangkah mengherankan
binatang yang turun dari pelosok gunung 'Dho'n ini. -Ucapan hewan yang ditujukan kepada
Abu Hurairah adalah untuk penghinaan- Dan disebutkan dari Az Zubaidi dari Az Zuhri,
katanya, telah mengabarkan kepadaku 'Anbasah bin Sa'id, ia mendengar Abu Hurai rah
mengabarkan Said bin 'Ash, katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Abban
bin Said dalam sebuah ekspedisi militer dari Madinah ke arah Nejed. Kata Abu Hurairah,
Abban dan bala tentaranya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Khaibar setelah
beliau menaklukkannya yang ketika itu tali kuda mereka terbuat dari sabut kurma. Kata Abu
Hurairah, saya katakan; 'Wahai Rasulullah, jangan engkau bagi untuk mereka.' Maka Abban
ganti mengatakan; 'Apa engkau seperti ini wahai hewan yang turun dari dari puncak gunung
Dho'n.' Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wahai Abban, duduk kamu.'
Dan shallallahu 'alaihi wasallam tidak membagi untuk mereka semua.(Shahih) |
39 |
3912 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail; Telah menceritakan kepada kami
'Amru bin Yahya bin Sa'id katanya; Telah mengabarkan kepadaku kakekku, bahwasanya
Abban bin Sa'id menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengucapkan salam, lantas
Abu Hurairah berujar; "Wahai Rasulullah, inilah si pembunuh Ibnu Qauqal." Maka Abban
katakan kepada Abu Hurairah; 'Alangkah mengherankan untukmu, si hewan yang turun dari
pelosok gunung Dho'n.' Ia mencelaku dengan seseorang yang telah Allah muliakan melalui
perantaraanku, sedang ia mencegahnya untuk menghinaku dengan tangannya.(Shahih) |
40 |
3913 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair; Telah menceritakan kepada kami
Al Laits dari Uqail dari Ibnu Syihab dari Urwah dari Aisyah, Fathimah Alaihas Salam binti Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mengutus utusan kepada Abu Bakar meminta warisannya dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari harta Fai yang Allah berikan kepadanya di
Madinah dan Fadak, serta sisa seperlima ghanimah Khaibar. Maka Abu bakar katakan;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: 'Kami tidak diwarisi, segala yang
kami tinggalkan hanya sebagai sedekah saja, hanyasanya keluarga Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam makan dari harta ini, dan demi Allah, saya tak bakalan merubah sedikitpun
sedekah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari keadaannya semula sebagaimana beliau
kelola semasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan akan saya kelola sebagaimana
Rasulullah mengelola. Maka Abu Bakar enggan menyerahkan sedikitpun kepada Fathimah
sehingga Fathimah emosi kepada Abu Bakar dalam masalah ini. Fathimah akhirnya
mengabaikan Abu Bakar dan tak pernah mengajaknya bicara hingga ia wafat, dan ia hidup
enam bulan sepeninggal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika wafat, ia dimandikan oleh
suaminya, Ali, ketika malam hari, dan Ali tidak memberitahukan kewafatannya kepada Abu
Bakar, padahal semasa Fathimah, Ali dituakan oleh masyarakat. AjaIbnuya, ketika Fathimah
wafat, Ali memungkiri penghormatan para sahabat kepadanya, dan ia lebih cenderung
berdamai dengan Abu Bakar dan berbaiat kepadanya, sekalipun ia sendiri tidak berbaiat di
bulan-bulan itu. Ali kemudian mengutus seorang utusan yang inti pesannya; 'Tolong
datangilah kami, dan jangan seorangpun bersamamu! ' Ini Ali ucapkan jangan-jangan Umar
juga turut hadir. Namun Umar mengatakan; 'Tidak, demi Allah, jangan engkau temui mereka
sendirian.' Kata Abu Bakar; 'Kalian tidak tahu apa yang akan mereka lakukan terhadapku,
demi Allah, aku sajalah yang menemui mereka.' Abu Bakar lantas menemui mereka, Ali
mengucapkan syahadat dan berujar; 'Kami tahu keutamaanmu dan apa yang telah Allah
kurniakan kepadamu, kami bukan berarti dengki terhadap kebaikan yang telah Allah berikan
padamu, namun rupanya engkau hanya menggunakan logikamu sendiri memperlakukan
kami, kami punya pendapat, selayaknya kami peroleh bagian karena kedekatan kekerabatan
kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga kedua mata Abu Bakar menangis.
Ketika Abu Bakar bicara, Abu bakar sampaikan; 'Kekerabatan Rasulullah lebih saya cintai
daripada aku menyambung kekerabatanku, adapun percekcokan antara aku dan kalian dari
harta ini, saya tidak pernah mengingkari kebaikan, tidaklah kutinggalkan sebuah perkara
yang kulihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya, selain kulakukan.
Kemudian Ali katakan kepada Abu bakar; 'Waktu baiat kepadamu nanti sore." Ketika Abu
Bakar telah shalat Zhuhur, beliau naik mimbar, beliau ucapkan syahadat dan beliau utarakan
masalah Ali dan ketidakikutsertaannya dari bai'at dan alasannya, kemudian beliau
beristighfar. Ali kemudian bersaksi dan mengemukakan keagungan hak Abu Bakar, dan ia
ceritakan bahwa apa yang ia lakukan tidak sampai menyeretnya untuk dengki kepada Abu
Bakar, tidak pula sampai mengingkari keutamaan yang telah Allah berikan kepada Abu
Bakar, hanya kami berpandangan bahwa kami sebenarnya layak untuk menyatakan
pendapat dalam masalah ini (warisan), namun rupanya Abu Bakar melakukan dengan
logikanya sendiri sehingga kami merasa emosi.' Kaum muslimin pun bergembira atas
pernyataan Ali dan berujar; 'Engkau benar.' Sehingga kaum muslimin semakin dekat dengan
Ali ketika Ali mengembalikan keadaan menjadi baik."(Shahih) |
41 |
3914 |
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar; Telah menceritakan kepada
kami Harami; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah katanya; Telah mengabarkan
kepadaku Umarah dari Ikrimah dari Aisyah Radlhiyallahu 'Anha, katanya; ketika Khaibar
ditaklukkan, kami berujar; "Sekarang kami kenyang dengan kurma."(Shahih) |
42 |
3915 |
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan; Telah menceritakan kepada kami Qurrah
bin Habib; Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar dari
Ayahnya dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, katanya; "Kami belum pernah kenyang hingga
kami taklukkan Khaibar."(Shahih) |
|