No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3788 |
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu
Umar radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendapatinya
dalam barisan perang Uhud ketika berusia empat belas tahun, namun beliau tidak
mengizinkannya, dan kemudian beliau kembali menemukannya dalam barisan perang
Khandaq, ketika ia berusia lima belas tahun, beliau akhirnya mengizinkannya."(Shahih) |
2 |
3789 |
Telah menceritakan kepadaku Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz
dari Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd radliallahu 'anhu, dia berkata, "Kami pernah bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Khandaq, sementara para sahabat
tengah menggali parit, sedangkan kami yang mengangkuti tanah di atas pundak kami.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ya Allah, tidak ada kehidupan
(yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum Muhajirin dan Anshar."(Shahih) |
3 |
3790 |
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Mu'awiyah bin 'Amru telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Humaid aku
mendengar Anas radliallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar
menuju khandaq (parit), sementara kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali parit dipagi
hari yang sangat dingin, sementara mereka tidak me miliki budak-budak yang membantu
mereka bekerja, ketika beliau melihat mereka kepayahan dan kelaparan, beliau bersabda:
"Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah
kaum Anshar dan Muhajirin." Mendengar itu, para sahabat menjawab, "Kami adalah orang-
orang yang telah berba'iat kepada Muhammad atas Jihad, dan kami masih tetap seperti itu
selama-lamanya."(Shahih) |
4 |
3791 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul
Warits dari Abdul Aziz dari Anas radliallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika kaum Muhajirin dan
Anshar tengah menggali parit di sekeliling Madinah, dan memikul tanah di atas pundak-
pundak, mereka bersenandung, "Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada
Muhamamd atas Islam, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya." Anas
melanjutkan, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar itu, maka beliau
membalasnya: "Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan (yang hakiki) kecuali kebaikan
akhirat, maka berkahilah kaum Anshar dan Muhajirin."(Shahih) |
5 |
3792 |
Telah menceritakan kepada kami Khallad bin Yahya telah menceritakan kepada kami
Abdul Wahid bin Aiman dari Ayahnya dia berkata, aku pernah menemui Jabir radliallahu
'anhu, "Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat
keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
mereka berkata, "Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit,
lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun." Kemudian beliau berdiri (di dalam parit),
semntara perut beliau tengah diganjal dengan batu (karena lapar). Semenjak tiga hari kami
lalu tanpa ada makanan yang dapat kami rasakan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mengambil kampak dan memukulkan pada batu tersebut hingga ia menj adi pecah
berantakan -atau hancur-. Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk ke
rumah." Setelah itu kukatakan kepada isteriku, "Aku melihat pada diri Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sesuatu yang aku sendiri tidak tega melihatnya, apakah kamu memiliki sesuatu
(makanan)?" isteriku menjawab, "Aku memiliki gandum dan anak kambing." Kemudian ia
meyembelih anak kambing tersebut dan membuat adonan gandum hngga menjadi makanan
dalam tungku, setelah itu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara adonan
mulai matang, dan periuk berada diantara dua tungku api dan hampir masak, maka aku
berkata, "Aku memiliki sedikit makanan, " maka berdirilah wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersama dengan satu atau dua orang saja. Beliau bersabda: "Untuk berapa
orang?" Lalu aku memberitahukan kepada beliau, beliau bersabda: "Tidak mengapa orang
banyak untuk datang." Beliau bersabda lagi: "Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat
periuknya dan adonan roti dari tungku api hingga aku datang." Setelah itu beliau bersabda:
"Bangunlah kalian semua." Bergegas kaum Muhajirin dan Anshar berdiri berangkat, ketika
Jabir menemui Isterinya, dia berkata, "Waduh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah datang
bersama kaum Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang bersama mereka." Isteri Jabir
berkata, "Memang beliau (Rasulullah) memintamu yang demikian?" Jabir menjawab, "Ya,
begitu." Lalu Rasulullah berkata: "Masuklah dan jangan berdesak-desakan." Kemudian
Rasulullah mencuil-cuil roti dan ia tambahkan dengan daging, dan ia tutup periuk dan tungku
api. Selanjutnya beliau ambil dan beliau dekatkan kepada para sahabatnya. Lantas beliau
ambil kembali periuk itu dan terus menerus beliau lakukan antara mencuili roti dan
menciduknya hingga semua sahabat kenyang dan masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau
bersabda: "Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) dan kalau bisa, hadiahkanlah
kepada yang lain, sebab orang-orang, banyak yang masih kelaparan."(Shahih) |
6 |
3793 |
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abu
'Ashim telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan telah mengabarkan
kepada kami Sa'id bin Mina' dia berkata, aku mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu
'anhuma berkata, "Tatkala penggalian parit pertahanan Khandaq sedang dilaksanakan, aku
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan lapar. Karena itu aku kembali
kepada isteriku, menanyakan kepadanya, 'Apakah engkau mempunyai makanan? Aku
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang lapar.' Maka dikeluarkannya suatu
karung, di dalamnya terdapat satu sha' (segantang) gandum. Di samping itu kami
mempunyai seekor anak kambing. Lalu aku sembelih kambing itu, sementara isteriku
membuat adonan tepung. Ketika aku selesai mengerjakan pekerjaanku, aku lalu memotong-
motong kecil daging kambing tersebut dan aku masukkan ke dalam periuk. Setelah itu aku
pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Isteriku berkata kepadaku, 'Janganlah
kamu mempermalukanku dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat
beliau.' Aku langusng menemui beliau seraya berbisik kepadanya, 'Wahai Rasulullah! Aku
menyembelih seekor anak kambing milikku, dan isteriku telah membuat adonan segantang
gandum yang kami miliki. Karena itu sudilah kiranya anda datang bersama-sama dengan
beberapa orang sahabat.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berteriak: 'Hai para
penggali Khandaq! Jabir telah membuat hidangan untuk kalian semua. Marilah kita makan
bersama-sama!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata kepada Jabir: 'Jangan
kamu menurunkan periukmu dan janganlah kamu memasak adonan rotimu sebelum aku
datang.' Lalu aku pulang. Tidak lama kemudian Rasulullah datang mendahului para sahabat.
Ketika aku temui isteriku, dia berkata, 'Bagaimana engkau ini! Bagaimana e ngkau ini! '
Jawabku, 'Aku telah melakukan apa yang engkau pesankan kepadaku.' Maka aku
mengeluarkan adonan roti kami, kemudian nabi meludahi adonan itu untuk memberi
keberkahan. Setelah itu beliau menuju periuk (tempat memasak kambing), maka beliau
meludahi dan mendo'akan keberkahan kepadanya, sesudah itu beliau berkata kepada
isteriku: 'Panggillah tukang roti untuk membantumu memasak. Nanti isikan gulai ke
mangkok langsung dari kuali dan sekali-kali jangan kamu menurunkan periukmu. 'Kala itu
para sahabat semuanya berjumlah seribu orang. Demi Allah, semuanya turut makan dan
setelah itu mereka pergi. Tetapi periuk kami masih tetap penuh berisi seperti semula.
Sedangkan adonan masih seperti semula."(Shahih) |
7 |
3794 |
Telah menceritakan kepadaku Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada
kami 'Abdah dari Hisyam dari Ayahnya dari 'Aisyah radliallahu 'anha mengenai ayat: '(ketika
mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi
penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka
terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka) ' (Qs. Al Ahzab: 10), dia berkata,
"Hal itu terjadi ketika perang Khandaq."(Shahih) |
8 |
3795 |
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Abu Ishaq dari Al Barra` radliallahu 'anhu dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam ikut mengangkuti tanah pada perang Khandaq, hingga perutnya penuh debu -atau
perutnya berdebu-, beliau bersabda: 'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami
tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat,
maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu
dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada
kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.' Beliau
menyenandungkan itu sambil mengeraskan suaranya."(Shahih) |
9 |
3796 |
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Sa'id dari Syu'bah dia berkata, telah menceritakan kepadaku Al Hakam dari Mujahid dari
Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Aku
ditolong dengan bantuan angin (yang bertiup dari timur) sedangkan kaum 'Aad dihancurkan
dengan angin (yang bertiup dari barat)."(Shahih) |
10 |
3797 |
Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Utsman telah menceritakan kepada kami
Syuraih bin Maslamah dia berkata, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Yusuf dia
berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Abu Ishaq dia berkata, aku mendengar Al
Barra` bin Azib bercerita, dia berkata, "Pada waktu perang Ahzab atau Khandaq, aku melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat tanah parit, sehingga debu-debu itu
menutupi kulit beliau dari (pandangan) ku, saat itu beliau bersenandung dengan bait-bait
syair yang pernah diucapkan oleh Ibnu Rawahah, sambil mengangkat tanah beliau bersabda:
'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak
akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada
kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-
orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki
fitnah, maka kami menolaknya.' Beliau menyenandungkan itu sambil mengeraskan suara
diakhir baitnya."(Shahih) |
11 |
3798 |
Telah menceritakan kepadaku 'Abdah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami
Abdusshamad dari Abdurrahman -yaitu Ibnu Abdullah bin Dinar- dari Ayahnya bahwa Ibnu
Umar radliallahu 'anhuma berkata, "Pertama kali (perang) yang aku ikuti adalah perang
Khandaq."(Shahih) |
12 |
3799 |
Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami
Hisyam dari Ma'mar dari Az Zuhri dari Salim dari Ibnu Umar dia berkata, dan telah
mengabarkan kepadaku Ibnu Thawus dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar dia berkata,
"Aku pernah masuk menemui Hafshah, sementara rambut sebelah atasnya masih
meneteskan air, aku berkata, "Sungguh, keadaan manusia seperti yang telah kamu lihat, dan
aku tidak mendapatkan bagian sedikitpun dari urusan tersebut." Maka Hafshah berkata,
"Susullah, sesungguhnya mereka sedang menunggumu, dan aku khawatir sikapmu yang
tidak bergabung dengan mereka akan menimbulkan perpecahan." Dia tidak membiarkannya
hingga pergi, ketika orang-orang terpecah, maka Mu'awiyah berkhutbah seraya berkata,
"Barangsiapa ingin berbicara dalam masalah ini, hendaknya ia menampakkan mukanya
kepada kami, sungguh kami lebih berhak daripada dirinya dan ayahnya." Habib bin
Maslamah berkata, "Apakah kamu tidak menjawabnya?" Abdullah berkata, "Aku melepaskan
jubahku (ujung kain penutup), dan aku berniat mengatakan, "Orang yang berhak dalam
urusan ini adalah mereka yang memerangimu dan ayahmu atas nama Islam, namun aku
khawatir mengucapkan satu kalimat yang akan menyebabkan persatuan terpecah belah dan
menumpahkan darah serta dipahami dariku selain itu, aku teringat terhadap apa yang
dijanjikan Allah dala surga." Habib berkata, "Kamu telah dijaga dan dipelihara." Mahmud
mengatakan; dari Abdurrazaq dengan kalimat "Nausaatuha."(Shahih) |
13 |
3800 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan
dari Abu Ishaq dari Sulaiman bin Shurad dia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda ketika selesai perang Ahzab: "Sekarang kita akan menyerang mereka, dan mereka
tidak akan menyerang kita."(Shahih) |
14 |
3801 |
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Isra'il aku mendengar Abu Ishaq
berkata; aku mendengar Sulaiman bin Shard berkata; aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda ketika perang al-Ahzab dimulai: "Sekarang kita akan menyerang mere ka
dan mereka tidak akan menyerang kita, dan kita akan menghadapi mereka."(Shahih) |
15 |
3802 |
Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami Rauh telah
menceritakan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari 'Abidah dari 'Ali radliallahu 'anhu
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda pada perang Khandaq: "Semoga
Allah memenuhi rumah dan kubur mereka dengan api karena mereka telah menyibukkan
kita hingga (tidak dapat melaksanakan) shalat Al Wustha (Ashar) sampai matahari
terbenam."(Shahih) |
16 |
3803 |
Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim telah menceritakan kepada
kami Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah dari Jabir bin Abdullah bahwa pada saat perang
Khandaq, 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu datang setelah matahari terbenam
sambil mengumpat orang-orang kafir seraya berkata; "Wahai Rasulullah, aku hampir saja
tidak mendirikan shalat hingga matahari terbenam." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Demi Allah, aku juga belum melaksanakan shalat". Kemudian kami singgah
bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Buthan kemudian beliau berwudlu' begitu juga
kami berwudlu' lalu kami mendirikan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam. Setelah itu
beliau mendirikan shalat Maghrib."(Shahih) |
17 |
3804 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada
kami Sufyan dari Ibnu Al Munkadir, ia berkata; aku mendengar Jabir berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada perang Ahzab: "Siapakah yang dapat membawa
berita musuh kepada kami?". Az Zubair berkata; "Saya." Beliau bersabda: "Siapakah yang
dapat membawa berita musuh kepada kami?". Az Zubair menjawab; "Saya." Beliau
bersabda: "Siapakah yang dapat membawa berita musuh kepada kami?". Lagi-lagi Az Zubair
menjawab; "Saya." Selanjutnya beliau bersabda: "Sesungguhnya setiap Nabi memiliki
hawariy (pengikut setia) dan hawariyku adalah Az Zubair."(Shahih) |
18 |
3805 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Al Laits dari Sa'id bin Abu Sa'id dari Bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Laa ilaaha illallahu wahdah, a'azza jundahu
wa nashara 'abdahu wa ghalabal ahzaab wahdahu falaa syai'a ba'dah (Tidak ada ilah yang
berhak disembah selain Allah, Yang memenangkan tentara-Nya, menolong hamba-Nya, Dia
sendiri yang akan mengalahkan pasukan sekutu dan tidak ada sesuatupun sesudah Dia")."(Shahih) |
19 |
3806 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami Al
Fazariy dan 'Abdah dari Isma'il bin Abu Khalid, ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu
Aufa radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan
kebinasaan bagi pasukan Ahzab (sekutu): "Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang cepat
hisab-Nya, kalahkanlah pasukan sekutu. Ya Allah, taklukanlah mereka dan cerai-beraikanlah
mereka."(Shahih) |
20 |
3807 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada
kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Musa bin 'Uqbah dari Salim dan Nafi' dari
Abdullah radliallahu 'anhu bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari suatu
peperangan, hajji atau 'umrah beliau memulainya dengan bertakbir sebanyak tiga kali, lalu
mengucapkan: "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa'ibuuna 'aabiduuna saajiduuna lirabbinaa
haamiduun. Shadaqallahu wahdahu wa nashaa 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah, (Tidak
ada ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Tunggal. Yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu.
Kita kembali, sebagai hamba yang bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang
memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan
menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya)."(Shahih) |
|