No |
No Hadits |
Isi |
1 |
3777 |
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami
Hisyam bin Yusuf dari Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Amru bin Abu Sufyan Ats Tsaqafi dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mengutus sekelompok pasukan pengintai yang dipimpin oleh 'Ashim bin Tsabit -dia adalah
kakek 'Ashim bin Umar- Lalu mereka berangkat, mereka kemudian singgah disuatu tempat
antara 'Usfan dan Makkah, keberadaan mereka diberitahukan kepada suatu perkampungan
dari suku Hudzail, mereka biasa disebut dengan Bani Lahyan. Maka mereka diikuti oleh
orang-orang dari perkampuangan tersebut, yaitu sekitar seratus orang pemanah, mereka
mengiuti jejak para sahabat tersebut, sesampainya mereka di suatu persinggahan yang
pernah disinggahi oleh para sahabat, mereka mendapati biji kurma Madinah yang dibawa
oleh para sahabat sebagai perbekalan mereka, mereka berkata, "Ini adalah kurma Madinah."
Mereka terus mengikuti para sahabat sehingga berhasil menyusulnya, ketika 'Ashim bin
Tsabit dan para sahabatnya merasakan kehadiran orang-orang itu, para sahabat langsung
berlindung dibalik bukit, orang-orang itu datang dan langsung mengepung, mereka berkata,
"Turunlah kalian, kalian dapat membuat perjanjian dan kesepakatan, supaya kami tidak
membunuh seorangpun dari kalian, " 'Ashim bin Tsabit menimpali; "Demi Allah, aku tidak
akan berada dalam lindungan orang kafir, ya Allah beritahukanlah kabar kami kepada Nabi-
Mu shallallahu 'alaihi wasallam, " Lalu mereka menyerang para sahabat hingga berhasil
membunuh 'Ashim bersama tujuh pemanah lainnya, tinggal tersisa Khubaib, Zaid dan
seorang sahabat lagi. Lalu mereka membuat perjanjian dan kesepakatan dengan mereka jika
bersedia untuk turun dan menyerahkan diri. Tatkala pasukan tersebut telah menyandera tiga
utusan Nabi, mereka memudar tali anak panah mereka untuk mengikat sandra mereka
dengan tali itu, maka laki-laki yang ketiga berkata, "Ini adalah pengkhinatan pertama, demi
Allah aku tidak akan menjadi teman kalian, " lalu mereka menyeretnya, namun ia tetap
berontak, akhirnya mereka membunuhnya dan mereka pergi dengan membawa Khubaib
dan Zaid hingga mereka menjualnya di Makkah. Bani Harits bin 'Amir bin Naufal lalu
membeli Khubaib. -Khubaib adalah orang yang telah membunuh Al Harits ketika perang
badar- Khubaib menjadi tawanan bagi mereka hingga mereka sepakat untuk membunuhnya,
lalu Khubaib meminjam pisau kecil dari salah satu anak perempuan Al Harits untuk
membersihkan bulu kemaluannya, lalu ia meminjamkannya kepada Khubaib. Wanita itu
berkata, "Namun aku lalai dengan anak laki-laki kecilku, anak itu datang kepadanya, lalu ia
mengambilnya dan mendudukkanya diatas pangkuannya. Ketika aku melihatnya, aku sangat
takut dengan rasa takut yang bisa ia pahami, sedangkan pisau kecil masih ada dalam
tangannya. Khubaib berkata, "Apakah kamu takut kalau aku akan membunuhnya?, Insya
Allah aku tidak akan melakukan itu." Wanita itu berkata, "Demi Allah aku tidak pernah
melihat tawanan yang sangat baik seperti Khubaib, aku pernah melihatnya memakan
setangkai anggur di tangannya dalam keadaan terikat dengan rantai besi, padahal di Makkah
tidak ada buah anggur, tidaklah hal itu melainkan rizqi yang Allah berikan kepada Khubaib."
Lalu mereka membawa Khubaib keluar dari Haram untuk membunuhnya. Khubaib berkata, "
"Berikanlah kesempatan kepadaku untuk mengerjakan (shalat) dua raka'at!" Setelah itu
Khubaib kembali kepada mereka dan berkata, "Sekiranya aku tidak kuwatir kali an
menganggapku takut dari kematian, niscaya aku akan menambah bilangan raka'atku." Dan
dialah orang yang pertama kali melakukan shalat dua raka'at sebelum menghadapi
kematian, kemudian ia berkata, "Ya Allah hitunglah jumlah mereka, " kemudian dia
melanjutkan; "Aku tak peduli bila terbunuh sebagai seorang muslim, di bagian manapun
hanya untuk Allah kematianku, yang demikian bagi Sang Ilah, jika Dia berkehendak akan
memberkahi semua persendian jasad yang terpisah." Lalu berdirilah 'Uqbah bin Al Harits dan
membunuhnya. Orang-orang Quraisy kemudian mengutus utusan kepada 'Ashim untuk
mendapatkan sebagian jasadnya sebagai bukti, sebab ia telah membunuh sebagian besar
dari para pembesar mereka pada perang badar, ternyata Allah mengutus semacam gulungan
debu yang menggulung utusan mereka hingga mereka tidak berhasil mengambil sedikitpun
dari jasad Khubaib."(Shahih) |
2 |
3778 |
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada
kami Sufyan dari 'Amru dia mendengar Jabir berkata, "Yang membunuh Khubaib adalah Abu
Sirwa'ah."(Shahih) |
3 |
3779 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul
Warits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Anas radliallahu 'anhu, dia berkata,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus tujuhpuluh orang untuk suatu keperluan,
mereka disebut sebagai qurra` (para ahli al Qur'an), mereka di hadang oleh penduduk dari
bani Sulaim, Ri'l dan Dzakwan dekat mata air yang disebut dengan Bi'r Ma'unah, mereka
berkata, "Demi Allah, bukan kalian yang kami inginkan, kami hanya ada perlu dengan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam." Mereka akhirnya membunuh para sahabat tersebut, maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kecelakan kepada mereka (Sulaim, Ri'l dan
Dzakwan) selama sebulan pada shalat shubuh, itu adalah awal kali dilakukannya qunut,
sebelumnya kami tida pernah melakukan do'a qunut." Abdul Aziz mengatakan; seseorang
bertanya kepada Anas tentang qunut, apakah ia dikerjakan setelah rukuk ataukah setelah
selesai membaca ayat?" Anas menjawab; "Tidak, bahkan dikerjakan setelah selesai
membaca ayat."(Shahih) |
4 |
3780 |
Telah menceritakan kepada kami Muslim telah menceritakan kepada kami Hisyam
telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas dia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah qunut selama sebulan setelah rukuk, beliau mendo'akan (kecelakaan
atas) penduduk sekitar arab."(Shahih) |
5 |
3781 |
Telah menceritakan kepadaku Abdul A'la bin Hammad telah menceritakan kepada
kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas bin Malik
radliallahu 'anhu, bahwa Dzakwan, 'Ushayyah dan bani Lahyan meminta bantuan kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menghadapi musuh, lalu beliau mengirim bala
bantuan tujuh puluh sahabat Anshar, kami menyebut mereka sebagai al Qurra' di zaman
mereka. Mereka biasa mencari kayu bakar di siang hari dan shalat malam di malam harinya,
ketika mereka tiba di Bi'rul Ma'unah, mereka (orang-orang kafir) membunuh dan
mengkhianati mereka. Ketika peristiwa itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau melaksanakan qunut selama sebulan dalam shalat shubuh, beliau mendo'akan
kecelakaan terhadap penduduk di antara penduduk-penduduk Arab, yaitu Ri'l, Dzakwan,
'Ushayyah serta bani Lahyan." Anas berkata, "Maka kami membaca (kisah mereka yang
diabadikan) dalam al Quran, namun kemudian itu dimasukh (dihapus), yaitu ayat yang
berbunyi 'Sampaikanlah kisah kami kepada kaum kami, bahwa kami telah berjumpa dengan
Rabb kami, Dia meridlai kami dan kamipun ridla dengan-Nya'." Dan dari Qatadah dari Anas
bin Malik dia menceritakan kepadanya, bahwa Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam
melaksanakan qunut dishalat shubuh selama sebulan, beliau mendo'akan kebinasaan
beberapa perampungan Arab seperti Ri'l, Dzakwan, 'Ushayyah dan bani Lahyan." Khalifah
menambahkan; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada
kami Sa'id dari Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas bahwa ketujuh puluh sahabat
Anshar tersebut dibunuh di Bi'rul Ma'unah (kami membaca) dalam Al Qur'an...sebagaimana
riwayat di atas."(Shahih) |
6 |
3782 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
Hammam dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dia berkata, telah menceritakan kepadaku
Anas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengutus paman beliau, yaitu saudara
laki-laki Ummu Sulaim, untuk menyertai tujuh puluh orang sahabatnya yang kemudian
terbunuh di Bi'rul Ma'unah. Pemimpin musyrik pada saat itu adalah 'Amir bin Thufail, ia
memberikan tiga pilihan. Thufail mengatakan, 'Bagimu penduduk Sahl dan untukku
penduduk Madar, atau aku menjadi pemimpin bagimu atau aku akan memerangimu dengan
mengerahkan penduduk Ghathafan sebanyak seribu dan seribu.' Amir ditikam di rumah
Ummu Fulan, lalu dia berkata, 'Penyakit seperti penyakit unta, di rumah seorang wanita dari
keluarga bani fulan, datangkan kudaku kepadaku.' Maka ia meninggal di atas kudanya. Lalu
berangkatlah Haram, yaitu saudara Ummu Sulaim -dia adalah seorang laki-laki yang cacat-
dan dia berangkat bersama seorang laki-laki dari Bani Fulan, dia berkata, "Hendaknya posisi
kalian berada dekat denganku, hingga aku dapat mendatangi mereka, jika mereka
memberikan jaminan keamanan kepadaku, kalian dekat, namun jika mereka membunuhku,
maka mereka dapat mendatangi sahabat kalian." Haram lalu angkat bicara, "Apakah kalian
mempercayaiku jika aku akan menyampaikan risalah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam?" kemudian Haram mengajak bicara mereka, ternyata mereka memberi isyarat
kepada salah seorang di antara mereka, lantas laki-laki tersebut mendatangi dari belakang
dan menikamnya dengan tombak hingga tembus, " Haram berkata, "Allahu akbar, demi Rabb
Ka'bah aku menang." Akhirnya semua sahabat ditangkap dan dibunuh selain laki-laki yang
cacat, ketika itu ia tengah berada di puncak gunung, maka Allah menurunkan ayat-Nya
kepada kami, kemudian ayat tersebut termasuk yang dimansukh, yaitu ayat: "Sesungguhnya
kami telah menemui Rabb kami, maka Dia meridlai kami dan kamipun ridla terhadap-Nya."
Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan kaum tersebut selama
tigapuluh hari, yaitu terhadap Ri'l, Dzakwan, Lahyan dan 'Ushayyah yang telah mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam."(Shahih) |
7 |
3783 |
Telah menceritakan kepadaku Hibban telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah
mengabarkan kepada kami Ma'mar dia berkata, telah menceritakan kepadaku Tsumamah
bin Abdullah bin Anas bahwa dia mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata,
"Ketika Haram bin Milhan ditikam -dia adalah paman beliau- pada peristiwa Bi'rul Ma'unah,
dia memercikkan darahnya ke wajah dan kepalanya, lalu dia berkata, "Demi Rabb pemilik
Ka'bah, aku telah menang."(Shahih) |
8 |
3784 |
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Isma'il telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah dari Hisyam dari Ayahnya dari 'Aisyah radliallahu 'anha, dia berkata, "Abu
Bakr pernah meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk hijrah ketika
gangguan (orang-orang Quraisy) semakin menjadi-jadi, lalu beliau bersabda kepadanya:
"Berdiam aja dulu." Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, apakah anda hendak menunggu
perintah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku berharap hal itu." Aisyah
melanjutkan, "Abu Bakr lalu menunggu (perintah hijrah), suatu hari yaitu diwaktu siang,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuinya, beliau lalu menyerunya:
"Suruhlah orang-orang yang ada di sisimu untuk keluar." Abu Bakr menjawab,
"Sesungguhnya dia adalah kedua puteriku." Beliau bersabda: "Apakah kamu merasa bahwa
diriku telah diizinkan untuk berhijrah?" Abu Bakr berkata, "Apa perlu ditemani?" Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Benar, aku perlu ditemani." Abu Bakr berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua ekor unta yang telah aku persiapkan
untuk berhijrah." Kemudian Abu Bakr memberi salah satu hewan tunggannya, yaitu al Jad'a`,
keduanya pun berangkat hingga sampai di gua Tsur lalu keduanya bersembunyi di dalamnya.
Sementara Amir bin Fuhairah adalah seorang budak milik Abdullah bin Thufail bin Sahbarah,
saudara seibu 'Aisyah, dan Abu Bakr juga memiliki beberapa ekor kambing perah, yang
setiap pagi dan sore dibawa oleh Amir bin Fuhrairah untuk keduanya. Kemudian ia pergi
dimalam hari untuk menemui keduanya, selepas itu Amir bin Fuhairah pergi merumput
sehingga tak satupun dari para penggembala yang tahu, tatkala Amir bin Fuhairah
berangkat, maka Abu Bakr dan Nabi keluar mengikuti dari belakang hingga keduanya tiba di
Madinah. Dan Amir bin Fuhairah gugur pada peristiwa Bi'rul Ma'unah." Dan dari Abu
Usamah dia berkata, Hisyam bin 'urwah mengatakan; telah mengabarkan kepadaku Ayahku
dia berkata, "Ketika para sahabat dibunuh di Bi'rul Ma'unah dan 'Amr bin Umayyah Adh
Dlamri ditawan, Amir bin Thufail kemudian berkata kepadanya, "Ini adalah Amir bin
Fuhairah." Ia berkata, "Sungguh aku telah melihatnya setelah dibunuh dia diangkat ke langit
hingga aku melihat ke langit, dia berada di antara langit dan bumi, lalu dia diturunkan. Ketika
berita (kematian) mereka sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau pun
mengabarkan berita kematian mereka sambil bersabda: "Sesungguhnya sahabat-sahabat
kalian telah terbunuh, mereka meminta kepada Rabb mereka dengan mengatakan, "Wahai
Rabb kami, sampaikan berita kami kepada saudara-saudara kami tentang apa yang membuat
kami ridla terhadap-Mu dan Engkau ridla terhadap kami, " maka Allah mengabarkan berita
mereka." Diantara mereka yang terbunuh pada peristiwa tersebut adalah Urwah bin Asma'
bin Ash Shalt, lantas 'Urwah pun diberi nama sesuai dengan namanya, begitu juga dengan
Mundzir bin Amir yang kemudian diberikan sebagai nama bagi Mundzir."(Shahih) |
9 |
3785 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami
Abdullah telah mengabarkan kepada kami Sulaiman At Taimi dari Abu Mijlaz dari Anas
radliallahu 'anhu, dia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan qunut setelah
rukuk selama sebulan, beliau mendo'akan kebinasaan terhadap Ri'l, Dzakwan, beliau
bersabda: "'Ushayyah adalah kaum yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya."(Shahih) |
10 |
3786 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami
Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik dia berkata, "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan terhadap kaum yang telah membunuh
para sahabat beliau di Bi'rul Ma'unah selama tiga puluh hari, beliau mendo'akan
(kebinasaan) terhadap Ri'l, Lahyan dan 'Ushayyah yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wasallam." Anas mengatakan, "Lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat untuk
memberitahukan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam mengenai orang-orang yang
terbunuh di peristiwa Bi'rul Ma'unah, dan ayat tersebut sempat kami baca hingga akhirnya
dimansukh, ayat itu adalah '(Sesungguhnya kami telah berjumpa dengan Rabb kami, dan
Rabb kamipun ridla terhadap kami, dan kamipun ridla terhadap-Nya) '."(Shahih) |
11 |
3787 |
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami
Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami 'Ashim Al Ahwal dia berkata, aku bertanya
kepada Anas bin Malik radliallahu 'anhu mengenai qunut dalam shalat, Anas menjawab,
"Benar." Aku bertanya lagi, "Apakah dilaksanakan sebelum rukuk atau setelahnya?" Anas
menjawab, "Sebelum rukuk." Aku lalu berkata, "Sesungguhnya fulan mengabarkan kepadaku
bahwa anda mengatakan setelah rukuk!" Anas menjawab, "Dia telah berdusta! Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan qunut setelah rukuk selama sebulan, yaitu
ketika beliau mengutus sekelompok sahabatnya yang disebut Qurra' (orang yang ahli dalam
al Qur'an), mereka berjumlah tujuh puluh orang, mereka diutus kepada sekelompok orang
dari kaum Musyrikin, sementara antara kaum tersebut dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ada perjanjian, namun kaum yang ada perjanjian dengan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengkhianatinya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan
qunut setelah rukuk selama sebulan untuk mendo'akan kebinasaan atas mereka."(Shahih) |
|