No |
No Hadits |
Isi |
1 |
5620 |
Telah menceritakan kepada kami Hibban bin Musa telah mengabarkan kepada kami
Abdullah telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Urwah dari Aisyah
radliallahu 'anha bahwa Rifa'ah Al Qaradli telah menceraikan isterinya setelah perceraiannya
berlalu, Abdurrahman bin Zubair menikahi isterinya Rifa'ah. Lalu isterinya Rifa'ah datang
kepada Nabi shallaallahu'alaihi wa sallam, Aisyah melanjutkan; "Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya wanita tersebut adalah isterinya Rifa'ah, Rifa'ah menceraikannya hingga jatuh
talak tiga. Setelah itu, isterinya Rifa'ah menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair. Dan dia,
demi Allah wahai Raulullah, tidaklah bersamanya melainkan seperti ujung kain yang ini." -
sambil mengambil ujung jilbabnya- Urwah melanjutkan; "waktu itu Abu Bakar duduk di sisi
Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam sementara Khalid bin Sa'id duduk di depan pintu kamar,
supaya ia diizinkan masuk, segera ia memanggil Abu Bakar dan berkata; "Wahai Abu Bakar,
apakah kamu tidak menghardik apa yang telah ia katakan dengan lancang di sisi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam?" Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam tersenyum seraya
bersabda: "Sepertinya engkau hendak kembali kepada Rifa'ah. Tidak, hingga engkau
merasakan madunya Abdurrahman bin Az Zubair dan dia merasakan madumu."(Shahih) |
2 |
5621 |
Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Ibrahim dari
Shalih bin Kaisan dari Ibnu Syihab dari Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al
Khatthab dari Muhammad bin Sa'd dari Ayahnya dia berkata; "Umar bin Khatthab radliallahu
'anhu pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, (saat itu) di dekat
beliau ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara panjang lebar dan bertanya
kepada beliau dengan suara yang lantang. Ketika Umar meminta izin kepada beliau, mereka
segera berhijab (bersembunyi di balik tabir), lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mempersilahkan Umar untuk masuk. Ketika Umar masuk Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tertawa sehingga Umar berkata; "Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda
tertawa wahai Rasulullah?" Beliau bersabda; "Aku heran dengan mereka yang ada di sisiku,
ketika mendengar suaramu mereka segera berhijab." Umar berkata; "Anda adalah orang
yang lebih patut untuk disegani wahai Rasulullah!. Kemudian Umar menghadapkan ke arah
wanita tersebut dan berkata; "Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi hawa nafsunya
sendiri, apakah kalian segan denganku sementara kalian tidak segan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam?" Kami pun menjawab; "Karena kamu adalah orang yang lebih
keras dan lebih kaku dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Biarlah wahai Ibnul Khatthab, demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, selamanya syetan tidak akan bertemu denganmu di satu jalan yang kamu lewati
melainkan syetan akan melewati jalan selain jalanmu."(Shahih) |
3 |
5622 |
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari 'Amru dari Abu 'Abbas dari Ibnu Umar dia berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berada di Tha`if (mengepung penduduk Tha`if), beliau bersabda: "Insya Allah
besok kita akan kembali pulang." Para sahabat bertanya; "Kami tidak akan berhenti
(mengepung) atau kita akan menaklukkannya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Kalau begitu, pergilah kalian besok pagi untuk memerangi mereka." Keesokan
harinya mereka berangkat dan berperang dengan peperangan yang dahsyat sehingga
mereka banyak yang terluka. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Besok
kita akan kembali pulang." Abdullah bin 'Amru berkata; "Merekapun diam dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tertawa." Al Humaidi berkata; telah menceritakan kepada kami
Sufyan dengan semua cerita hadits tersebut."
(Shahih) |
4 |
5623 |
Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Ibrahim telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sambil berkata; "Celaka aku, aku telah menyetubuhi isteriku di (siang) bulan
Ramadhan." Beliau lalu bersabda: "Merdekakanlah seorang budak." Laki-laki itu berkata;
"Aku tidak mampu untuk itu." Beliau bersabda: "Berpuasalah dua bulan berturut-turut." Ia
berkata, "Aku tidak sanggup, " beliau bersabda: "Berilah makan enam puluh orang miskin."
Ia berkata, "Aku tidak mampu, " lalu beliau memberinya keranjang yang berisi kurma." -
Ibrahim berkata; Al Araq adalah al Miktal (sebanding antara lima belas hingga dua puluh
sha') - Beliau lalu bersabda: "Dimanakah laki-laki yang bertanya tadi? Pergi dan
bersedekahlah dengan ini." Ia menjawab, "Demi Allah, antara dua lembah ini tidak ada
keluarga yang lebih membutuhkan ini kecuali kami." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tersenyum hingga kelihatan gigi gerahamnya, beliau lalu bersabda: "Kalau begitu, berilah
makan kepada keluargamu."(Shahih) |
5 |
5624 |
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi telah menceritakan
kepada kami Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik dia berkata;
"Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan
kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang
menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat, Anas melanjutkan; "Hingga
saya melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab
badui yang kasar. Arab badui tersebut berkata; "Wahai Muhammad berikan kepadaku dari
harta yang diberikan Allah padamu", maka beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta
menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya."(Shahih) |
6 |
5625 |
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ibnu
Idris dari Isma'il dari Qais dari Jarir dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak
pernah menghalangiku semenjak aku memeluk Islam dan tidaklah dia melihatku kecuali
tersenyum. Aku telah mengadukan kepadanya, bahwa aku tidak kokoh berada di atas kuda,
maka beliau menepukkan tangannya ke dadaku seraya berdoa: "Ya Allah, kokohkan dia dan
jadikanlah dia petunjuk lagi pemberi petunjuk."(Shahih) |
7 |
5626 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan
kepada kami Yahya dari Hisyam dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ayahku dari
Zainab binti Ummu Salamah dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim berkata; "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu sedikitpun dari kebenaran, apakah seorang
wanita wajib mandi jika ia ihtilam (mimpi basah atau bersenggama)?" beliau menjawab: "Ya,
jika ia melihat cairan (keluar)." Maka Ummu Salamah tersenyum dan berkata; "Apakah
wanita juga ihtilam (mimpi basah)?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda:
"Darimanakah seorang anak itu mirip (dengan orang tuanya)?"(Shahih) |
8 |
5627 |
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan
kepadaku Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami 'Amru bahwa Abu Nadlr telah
menceritakan kepadanya, dari Sulaiman bin Yasar dari Aisyah radliallahu 'anha dia berkata;
"Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak
hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum."(Shahih) |
9 |
5628 |
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mahbub telah menceritakan kepada
kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas. Dan di riwayatkan dari jalur lain, Khalifah pernah
berkata kepadaku; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan
kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki datang
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika beliau tengah berkhutbah Jum'at di
Madinah, laki-laki itu berkata; "Sudah sekian lama hujan tidak turun, maka mintalah hujan
kepada Rabbmu!" lalu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam melihat ke langit, dan tidak terlihat
banyak awan. Lalu beliau beristisqa' (meminta hujan turun), tiba-tiba awan bermunculan
dan saling menyatu antara satu dengan yang lain, hingga hujan pun turun dan mengalirlah
aliran-aliran air di Madinah. Hal ini berlangsung sampai Jumat berikutnya dan tidak terhenti.
Kemudian laki-laki tersebut atau yang lainnya berdiri saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tengah berkhutbah, katanya; "Kami semua telah kebanjiran, maka berdo'alah kepada
Rabbmu supaya menahan hujan dari kami". Beliaupun tersenyum kemudian berdo'a: "Ya
Allah, turunkanlah (hujan) di sekitar kami dan bukan pada kami". Hingga dua atau tiga kali,
maka awan-awan pun bergeser dari Madinah ke arah kanan dan kiri, menghujani di
sekitarnya dan tidak turun di Madinah sedikitpun, ternyata Allah hendak memperlihatkan
karomah kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabulkan do'anya."(Shahih) |
|