Daftar Hadits riwayat Bukhari


Kitab : Perilaku budi pekerti yang terpuji
Bab : Tanda kenabian dalam Islam
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 3306 Telah bercerita kepada kami Abu Al Walid telah bercerita kepada kami Salm bin Zarir aku mendengar Abu Raja' berkata, telah bercerita kepada kami 'Imran bin Hushain bahwa mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Mereka terus berjalan sepanjang malam itu hingga ketika menjelang Shubuh, mereka beristirahat di suatu tempat lalu mereka mengantuk hingga tertidur sampai matahari meninggi. Orang yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr, dia tidak membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai beliau terbangun sendiri. Kemudian 'Umar terbangun, Abu Bakr duduk dekat kepala beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertakbir dengan mengeraskan suaranya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Kemudian beliau keluar (dari tenda) lalu menunaikan shalat Shubuh bersama kami. Sementara itu ada seorang laki-laki dari suatu kaum yang memisahkan diri (mengisolir diri) tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai, beliau bertanya; "Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?. Orang itu menjawab; "Aku mengalami junub". Beliau memerintahkan orang itu untuk bertayamum dengan debu, orang itu pun melaksanakan shalat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyertakan aku dalam berkendaraan bersama beliau untuk meneruskan perjalanan hingga kami merasakan haus yang sangat. Ketika kami sedang berjalan itu, ada seorang wanita yang (menunggang untanya) dengan kedua kakinya yang terjuntai bebas diantara kantung besar berisi air yang sering diistilahkan mizadah. Kami bertanya kepadanya; "Dimana ada air?". Wanita itu menjawab; "Tidak ada air". Kami bertanya lagi; "Berapa jarak antara keluargamu (rumahmu) dan air". Wanita itu menjawab; "Sehari semalam". Maka kami berkata; "Ayo kita temui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Wanita itu bertanya; "Siapa itu Rasulullah?". (Kami berangkat bersama wanita itu, tapi) kami tidak menceritakan kepadanya perihal Rasulullah kepadanya hingga kami menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama wanita itu. Lalu wanita itu bercerita kepada beliau sebagaimana dia bercerita kepada kami hanya saja dia menambahkan bahwa dia adalah seorang ibu dengan anak-anaknya yang yatim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam meminta kantong air milik wanita itu, lalu beliau mengusap tali penutup kantong air tersebut. Akhirnya kami yang berjumlah empat puluh orang laki-laki dalam keadaan kehausan dapat minum air hingga puas, dan setiap orang dari kami memenuhi kantong air dan tempat minum lainnya milik masing-masing. Kecuali satu hal yaitu kami belum memberi minum seekor unta yang memang senantiasa masih ada air yang tersisa padanya. Kemudian beliau berkata: "Bawalah kemari apa yang ada pada kalian". Maka dikumpulkanlah untuk wanita itu daging dan kurma-kurma hingga dia menjumpai keluarganya lalu berkata; "Aku telah berjumpa dengan orang yang paling menakjubkan (sihirnya) atau dia seorang nabi sebagaimana mereka mengakuinya". Lalu Alah Ta'ala memberi hidayah kepada kaum tersebut melalui perantaraan wanita itu, wanita itu masuk Islam begitu juga kaumnya di kampung itu".(Shahih)
2 3307 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Ibnu Abu 'Adiy dari Sa'id dari Qatadah dari Anas radliallahu 'anhu berkata; "Kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disodorkan sebuah bejana air saat itu beliau sedang berada di Zaura' (dekat pasar di Madinah) lalu beliau meletakkan tangan beliau di atas bejana tersebut maka memancarlah air dari sela-sela jari beliau lalu orang-orang berwudlu'". Qatadah berkata; "Aku bertanya kepada Anas: "Saat itu berapa orang jumlah kalian?". Anas menjawab; "Tiga ratus orang atau kurang lebih tiga ratus orang".(Shahih)
3 3308 Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa dia berkata; "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat waktu shalat 'Ashar hampir masuk. Orang-orang mencari air wudlu' namun mereka tidak mendapatkannya. Langsung saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi bejana air untuk wudlu', lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan beliau di atas bejana tersebut, kemudian beliau perintahkan orang-orang agar berwudlu' dari air tersebut. Maka kulihat air mengalir dari balik sela-sela jari beliau, dan orang-orang pun berwudlu' hingga orang yang paling akhir dari mereka".(Shahih)
4 3309 Telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Mubarak telah bercerita kepada kami Hazm berkata; Aku mendengar Al Hasan berkata, telah bercerita kepada kami Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bepergian diantara kepergiannya beliau, saat itu turut bersama beliau beberapa orang sahabat. Mereka berangkat dan melakukan perjalanan, waktu shalat pun tiba namun mereka tidak mendapatkan air untuk berwudlu'. Lalu ada seorang laki-laki dari suatu kaum datang dengan membawa segelas air. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil gelas air tersebut dan beliau pergunakan untuk wudlu', lalu beliau buka keempat jari beliau dan beliau (letakkan) di atas gelas tersebut dan beliau sabdakan: "Bangunlah kalian untuk berwudlu'". Maka rombongan itu berwudlu' hingga memenuhi keinginan semua orang yang hendak berwudlu'. Saat itu jumlah mereka tujuh puluh orang atau sekitar itu."(Shahih)
5 3310 Telah bercerita kepada kami Abdullah binMunir dia mendengar Yazid telah mengabarkan kepada kami Humaid dari Anas radliallahu 'anhu berkata; "Waktu shalat tiba lalu orang yang rumahnya dekat dengan masjid pergi untuk berwudlu' dan tinggal beberapa orang (yang belum berwudlu') lalu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disodorkan bejana (yang biasa digunakan untuk mencuci) yang berisi air lalu beliau letakkan telapak tangan beliau pada bejana tersebut, namun bejana itu terlalu kecil sehingga beliau tidak dapat memasukkan tangan beliau ke dalamnya, namun akhirnya beliau rapatkan jari beliau dan beliau masukkan ke dalam bejana tersebut. Orang-orang pun dapat berwudlu semuanya". Aku (Humaid) bertanya; "Berapa jumlah mereka saat itu? '. Dia (Anas) menjawab; "Delapan puluh orang".(Shahih)
6 3311 Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Muslim telah bercerita kepada kami Hushain dari Salim bin Abu Al Ja'di dari Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu berkata; "Pada saat peristiwa Hudaibiyah, orang-orang merasa kehausan sementara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di hadapan beliau ada sebuah bejana air terbuat dari kulit lalu beliau wudlu'. Maka orang-orang datang mengerumuni beliau untuk mengambil air. Beliau bertanya: "Ada apa dengan kalian?". Mereka menjawab; "Kami tidak memiliki air untuk berwudlu' dan minum kecuali air yang ada pada baginda". Maka beliau letakkan tangan beliau di atas bejana kulit tersebut, air pun memancar dari sela-sela jari beliau bagaikan mata air. Maka kami dapat minum dan berwudlu'. Aku (Salim) bertanya; "Berapa orang jumlah kalian saat itu?". Dia (Jabir) menjawab; "Seandainya jumlah kami saat itu seratus ribu pasti air itu mencukupi kami. Saat itu jumlah kami seribu lima ratus orang".(Shahih)
7 3312 Telah bercerita kepada kami Malik bin Isma'il telah bercerita kepada kami Isra'il dari Abu Ishaq dari Al Bara' radliallahu 'anhu berkata; "Pada peristiwa Hudaibiyah jumlah kami seribu empat ratus orang sedangkan di Hudaibiah ada sebuah sumur, kami pun mengambil airnya hingga tak bersisa setetespun". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk di tepi sumur dan berdo'a meminta air. Beliau berkumur-kumur lalu memuntahkannya ke dalam sumur. Setelah kami terdiam sejenak, akhirnya kami dapat minum hingga puas dan begitu juga hewan-hewan tunggangan kami minum sepuasnya".(Shahih)
8 3313 Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa dia mendengar Anas bin Malik berkata; "Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim; "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat lemah yang aku mengerti bahwa itu tanda bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu memiliki sesuatu?". Ummu Sulaim berkata; "Ya, ada". Maka Ummu Sulaim keluarkan beberapa potong roti dari gandum, dan ia keluarkan selembar kerudungnya yang sebagian sisinya digunakannya untuk membungkus roti, kemudian dia letakkan di bawah tanganku dan dilingkarkannya bagian tepi yang lain dari kerudungnya kepadaku, lalu dia mengutusku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". (Anas bin Malik) berkata; "Maka kuawa pergi roti tersebut dan kudapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di masjid bersama beberapa orang. Aku berdiri di hadapan mereka, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?". Aku jawab; "Ya". Beliau bertanya lagi: "Maksudnya membawa makanan?". Aku jawab lagi; "Ya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mau bersamanya, berdirilah". Beliau berangkat dan aku juga berangkat bersama mereka hingga kami mendatangi Abu Thalhah lalu aku mengabari Abu Thalhah. Abu Tha lhah berkata; "Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang dengan rombongan sedangkan kita tidak memiliki apa-apa untuk dapat memberi makan mereka". Ummu Sulaim berkata; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Maka Abu Thalhah beranjak menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyambutnya, lalu Abu Thalhah masuk bersama beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bawalah kemari apa yang ada padamu, wahai Ummu Sulaim". Maka Ummu Sulaim membawa roti lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar menghancurkan roti tersebut. Ummu Sulaim pun meremas-remas roti tesebut sehingga menjadi potongan-potongan kecil dan membuatnya menjadi lauk makanan. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan kalimat sebagaimana Allah menghendakinya untuk diucapkan lalu bersabda: "Berilah ijin masuk untuk sepuluh orang". Maka mereka diijinkan masuk lalu makan hingga kenyang lalu keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah izin masuk untuk sepuluh orang". Maka mereka diijinkan masuk lalu mereka santap hingga kenyang dan keluar. Kemudian beliau bersabda lagi: "Berilah ijin masuk untuk sepuluh orang". Maka rombongan itu makan semuanya hingga kenyang. Saat itu jumlah rombongan sebanyak tujuh puluh atau delapan puluh orang".(Shahih)
9 3314 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada kami Abu Ahmad Az Zubairiy telah bercerita kepada kami Isra'il dari Manshur dari Ibrahim dari 'Alqamah dari Abdullah berkata; "Kami dahulu menganggap tanda-tanda luar biasa (seperti Mu'jizat) sebagai barakah sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan kemudian persediaan air menipis, maka beliau bersabda: "Carilah sedikit air". Maka mereka datang dengan membawa sebuah bejana berisi air yang sedikit lalu beliau memasukkan tangan beliau ke dalam bejana itu kemudian bersabda: "Kemarilah bersuci dengan penuh keberkahan dan keberkahan itu datang hanya dari Allah". Sungguh aku melihat air memancar dari sela-sela jari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sungguh kami pun pernah mendengar makanan bertasbih ketika sedang dimakan".(Shahih)
10 3315 Telah berce rita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Zakariya' berkata, telah bercerita kepadaku 'Amir berkata, telah bercerita kepadaku Jabir radliallahu 'anhu bahwa bapaknya meninggal dunia dengan meninggalkan hutang. (Katanya); "Maka kutemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu kukatakan; "Bapakku meninggalkan hutang sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang dihasilkan dari kebun kurma, namun hasil panennya satu musim tidak mencukupi untuk melunasi hutangnya". Beliau pun berangkat bersamaku untuk menghindari umpatan para piutang kepadaku. Kemudian beliau berjalan mengelilingi tumpukan dari tumpukan buah kurma dan berdo'a, kemudian beliau kelilingi tumpukan yang lain, dan beliau duduk di dekat tumpukan kurma tersebut seraya bersabda: "Bagikanlah". Maka Jabir membagikan kurma-kurma tersebut dan berhasil beliau lunasi kesemuanya dan masih tersisa kurma sebanyak yang sudah dibagikan".(Shahih)
11 3316 Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami Mu'tamir dari bapaknya telah bercerita kepada kami Abu 'Utsman bahwa Abdurrahman bin Abu Bakr radliallahu 'anhu bercerita kepadanya bahwa Ashhabus Suffah adalah orang-orang faqir dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suatu kali pernah bersabda: "Siapa yang memiliki makanan untuk dua orang hendaklah dia mengajak orang yang ketiga, dan siapa yang memiliki makanan untuk empat orang hendaklah dia mengajak orang yang kelima, atau keenam", atau sebagaimana beliau sabdakan. Abu Bakr pun datang dengan mengajak orang ketiga. Sementara itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajak sepuluh orang dan Abu Bakr hanya dengan orang yang ketiga. Dia ('Abdur Rahman) berkata; "Ketiga orang itu adalah aku, bapakku dan ibuku". --Perawi (Abu 'Utsman) berkata; "Aku tidak tahu apakah dia ('Abdur Rahman) menyebutkan; "Istriku, dan pembantuku yang bekerja di rumahku dan rumah Abu Bakr."-- Lalu Abu Bakr menikmati makan malamnya di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tinggal disana beberapa saat hingga mendirikan shalat 'Isya'. Lantas ia kembali sampai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuntaskan makan malamnya. Kemudian Abu Bakr pulang ke rumah setelah agak larut malam sebagaimana yang Allah kehendaki. Istrinya berkata; "Apa yang menghalangimu dari tamu-tamumu? atau tamumu? (dengan lafadz tunggal) " (perawi ragu). Abu Bakr menjawab; "Apakah kamu telah menjamu mereka untuk makan malam?". Istrinya menjawab; "Mereka menolaknya sampai kamu datang". Keluarga Abu Bakr sudah berusaha menjamu mereka namun mereka tetap menolak, hingga mereka sendiri kewalahan untuk mempersilahkan. Lalu aku pergi dan bersembunyi. Maka Abu Bakr berkata; "Wahai Ghuntsar!". Abu Bakr mencaci dan mencelanya ('Abdur Rahman) lalu berkata; "Makanlah". Lalu Abu Bakar berkata lagi; "Aku tidak akan memberinya (Abdurrahman) makan selamanya". Dia berkata; "Demi Allah, tidaklah kami mengambil satu suap makanan kecuali makanan itu bertambah dari bawah dengan yang lebih banyak dari suapan tersebut hingga mereka kenyang dan makanan itu menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Abu Bakr memperhatikannya dan ternyata makanan itu memang bertambah banyak, lalu dia berkata kepada isrinya; "Wahai sadara Bani Firas (ada apa gerangan)?". Istrinya menjawab; "Tidak tahu. Sungguh kesejukan hatiku sekarang adalah bahwa makanan itu bertambah banyak tiga kali lipat dari sebelumnya. Maka Abu Bakr memakannya lalu berkata; "Sesungguhnya dari setan", (maksudnya sumpahnya untuk tidak memberi makan kepada Abdurrahman). Lalu dia kembali memakannya satu suap kemudian membawa mangkuk besar berisi makanan itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga makanan itu ada di hadapan beliau. Diantara kami dan kaum itu (ashhabus suffah) ketika itu ada perjanjian (masalah kepulangannya) sehingga ketika waktu perjanjian telah berakhir, kami berprncar dengan diketuai dua belas orang laki-laki (kelompok), setiap satu orang dari mereka (membawa) sekian banyak anggota yang hanya Allah saja yang tahu jumlah orang yang menyertai pada setiap satu orangnya, selain sang ketua diutus bersama mereka. Dia berkata; "Mereka makan dari makanan (mangkuk yang dibawa Abu Bakr) itu semuanya" atau sebagaimana dia katakan. Dan orang lain berkata; "Lalu kami mengetahui bahwab Abu Bakar adalah orang yang bijak.'(Shahih)
12 3317 Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Hammad dari 'Abdul 'Aziz dari Anas dan Yunus dari Tsabit dari Anas radliallahu 'anhu berkata; "Penduduk Madinah ditimpa kekeringan pada jaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika beliau sedang menyampaikan khuthbah pada hari (shalat) Jum'at tiba-tiba ada seorang laki- laki yang berdiri lalu berkata; "Wahai Rasulullah, binatang ternak semua binasa dan kehidupan telah menjadi sulit, maka berdo'alah kepada Allah agar menurunkan air untuk kita!". Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menengadahkan kedua telapak tangan beliau dan berdo'a. Anas berkata; "Saat itu langit bagaikan kaca yang bening lalu datang angin yang menggiring awan, awan itu berkumpul maka langit pun mengirimkan mulut-mulut geribanya (maksudnya hujan deras). Kami kontan keluar (dari masjid) dan tercebur ke dalam air yang banjir sampai kami tiba di rumah-rumah kami dan hujan masih saja terus mengguyur sampai jumat berikutnya. Lalu laki-laki tersebut atau orang lain berdiri seraya berkata; "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah menjadi rusak (karena banjir), maka berdo'alah kepada Allah agar menghentikan hujan". Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum kemudian bersabda: "HAWAALAINAA WALAA 'ALAINAA "Ya Allah, pindahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan Engkau jadikan hujan yang membinasakan kami.". Kemudian aku melihat awan berpencar-pencar di sekitar Madinah bagaikan mahkota di kepala (maksudnya awan berpencar mengelilingi kota Madinah):.(Shahih)
13 3318 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada kami Yahya bin Katsir Abu Ghassan telah bercerita kepada kami Abu Hafsh, nama aslinya adalah 'Umar bin Al 'Alaa', saudara dari Abu 'Umar bin Al 'Alaa' berkata, aku mendengar Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu berkhuthbah di atas sebuah batang pohon. Ketika telah dibuatkan mimbar, beliau berpindah ke mimbar tersebut lalu batang pohon tersebut merintih. Beliau pun mendatanginya lalu mengusapkan tangan beliau kepadanya". Dan berkata 'Abdul Hamid telah mengabarkan kepada kami 'Utsman bin 'Umar telah mengabarkan kepada kami Mu'adz bin Al 'Alaa' dari Nafi' seperti matan hadits ini. Dan telah diriwayatkan oleh Abu 'Ashim dari Ibnu Abu Rawwad dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.(Shahih)
14 3319 Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid bin Ayman berkata, aku mendengar bapakku dari Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah di suatu hari Jum'at berdiri di atas sebatang pohon atau pohon kurma lalu ada seorang wanita atau seorang laki-laki Anshar berkata; Wahai Rasulullah, "Bagaimana kalau kami buatkan mimbar untuk baginda? '. Beliau menjawab; "Silakan, bila kalian kehendaki." Maka mereka membuatkan untuk beliau sebuah mimbar. Ketika hari Jum'at beliau naik ke atas mimbar lalu batang pohon kurma tadi berteriak bagaikan teriakan bayi. Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam turun menghampiri batang pohon tersebut lalu memeluknya sehingga teriakannya melemah hingga bagaikan rintihan bayi yang akhirnya diam dengan sendirinya. Beliau bersabda: "Batang kayu itu menangis karena mendengar dzikir di sekelilingnya".(Shahih)
15 3320 Telah bercerita kepada kami Isma'il berkata, telah bercerita kepadaku saudaraku dari Sulaiman bin Bilal dari Yahya bin Sa'id berkata, telah mengabarkan kepadaku Hafsh bin 'Ubaidullah bin Anas bin Malik bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu berkata; Dahulu masjid (Nabawi) tiang-tiangnya dibuat dari batang-batang pohon kurma dan apabila berkhuthbah beliau berdiri pada salah satu batang-batang pohon kurma tersebut. Ketika beliau telah dibuatkan mimbar dan beliau berkhuthbah dengan berdiri di atasnya, kami mendengar suara dari batang kayu tersebut bagaikan suara unta yang hampir beranak lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menghampirinya kemudian meletakkan tangan beliau pada batang kayu tersebut hingga akhirnya batang kayu itu terdiam".(Shahih)
16 3321 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Ibnu Abu 'Adiy dari Syu'bah. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku Bisyir bin Khalid telah bercerita kepada kami Muhammad dari Syu'bah dari Sulaiman, aku mendengar Abu Wa'il bercerita dari Hudzaifah bahwa 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu berkata; "Siapa diantara kalian yang masih ingat sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah fitnah? Maka Hudzaifah berkata; "Aku, masih ingat seperti yang beliau sabdakan" 'Umar berkata; "Sampaikanlah, karena kamu memang yang patut menyampaikannya.", Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya, fitnah itu akan terhapus oleh amalan shalat, shaum. shadaqah dan amar ma 'ruf dan nahi munkar." Berkata 'Umar; "Bukan itu yang aku mau. Tapi fitnah yang meluas seperti melubernya air lautan. Hudzaifah berkata; "Wahai Amirul Mu'minin, baiklah, tidak apa aku sampaikan pada anda. Sesungguhnya antara anda dan zamanmu (fitnah itu) ada satu pintu yang tertutup". 'Umar bertanya; "Pintu yang terbuka atau rusak?. Hudzaifah berkata; "Bahkan pintu yang rusak". 'Umar berkata; "Kalau begitu tidak akan bisa ditutup selamanya" Kami (Syaqiq) bertanya: "Apakah 'Umar mengerti pintu yang dimaksud?. Hudzaifah berkata: "Ya, dia mengerti. Sebagaimana mengertinya dia bahwa setelah pagi adalah malam hari". (Syaqiq) berkata; "Aku sudah menceritakan kepadanya suatu hadits yang tidak ada kerancuannya. Tapi marilah kita bertanya kepada Hudzaifah". Maka kami menyuruh Masruq lalu dia bertanya kepada Hudzaifah."Siapakah yang dimaksud dengan pintu?". Jawabnya; "'Umar".(Shahih)
17 3322 Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi suatu kaum yang sandal mereka terbuat dari rambut dan hingga kalian memerangi bangsa Turki yang bermata kecil (sipit), berwajah merah dan berhidung pesek, wajah-wajah mereka bagaikan perisai yang ditambal. Dan kalian dapatkan manusia paling baik adalah yang paling tidak selera terhadap urusan ini (kekuasaan) hingga dia terlibat (demi menegakkan keadilan) dalam urusan kepemerintahan ini, dan manusia mempunyai potensi bagaikan barang tambang, orang yang terbaik pada masa jahiliyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam, dan sungguh pasti akan datang kepada salah seorang dari kalian suatu jaman yang ketika itu ia berkeyakinan aku lebih dicintainya daripada dia memiliki seperti keluarga dan hartanya".(Shahih)
18 3323 Telah bercerita kepadaku Yahya telah bercerita kepada kami 'Abdur Razzaq dari Ma"mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga kalian memerangi bangsa Khuzan dan Karman dari bangsa non 'Arab, yang berwajah merah, berhidung pesek dan yang bermata kecil (sipit), wajah-wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa dan sandal mereka terbuat dari rambut ". Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh yang lain dari 'Abdur Razzaq.(Shahih)
19 3324 telah bercerita kepada kami 'Ali bin Abdullah telah bercerita kepada kami Sufyan berkata, Isma'il berkata, telah mengabarkan kepadaku Qais berkata; "Kami menemui Abu Hurairah radliallahu 'anhu lalu dia berkata; "Aku hidup mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama tiga tahun dan diantara tahun-tahun kehidupanku mendampingi beliau itu tidak ada tahun yang paling aku antusias melainkan bila aku dapat memahami hadits yang aku dengar beliau bersabda. Dia (Abu Hurairah) memberi isyarat dengan tangannya begini; "Diantara dekatnya kedatangan hari qiyamat, kalian akan memerangi suatu kaum yang sandal mereka terbuat dari rambut. Dan itu adalah bangsa Persi ". Dan Sufyan berkata suatu kali; "Mereka adalah penduduk Bariz (Persia) ".(Shahih)
20 3325 Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb telah bercerita kepada kami Jarir bin Hazim aku mendengar Al Hasan berkata, telah bercerita kepada kami 'Amru bin Taghlab berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Diantara dekatnya kedatangan hari qiyamat, kalian akan memerangi suatu kaum yang mengenakan sandal terbuat dari rambut dan akan kalian perangi kaum yang wajah mereka bagaikan perisai yang ditempa".(Shahih)
21 3326 Telah bercerita kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Salim bin Abdullah bahwa Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian akan memerangi Yahudi lalu kalian dapat menaklukan mereka kemudian batu bebatuan akan berkata; "Wahai Muslim, ini ada orang Yahudi di belakangku, bunuhlah dia".(Shahih)
22 3327 Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Sufyan dari 'Amru dari Jabir dari Abu Sa'id radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu jaman yang ketika itu mereka akan berperang lalu ditanyakan kepada mereka; "Apakah diantara kalian ada orang yang bershahabat (mendampingi) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Mereka menjawab; "Ya ada". Maka mereka diberi kemenangan. Kemudian ada lagi ma nusia yang berperang lalu ditanyakan kepada mereka; "Apakah diantara kalian ada orang yang bersahabat dengan shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?". Mereka menjawab; "Ya ada". Maka mereka diberi kemenangan".(Shahih)
23 3328 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al Hakam telah mengabarkan kepada kami an-Nadlar telah mengabarkan kepada kami Isra'il telah mengabarkan kepada kami Sa'ad ath- Tha'iy telah mengabarkan kepada kami Muhillu bin Khalifah dari 'Adiy bin Hatim berkata; "Ketika aku sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba ada seorang laki-laki mendatangi beliau mengeluhkan kefakirannya, kemudian ada lagi seorang laki -laki yang mendatangi beliau mengeluhkan para perampok jalanan". Maka beliau berkata: "Wahai "Adiy, apakah kamu pernah melihat negeri Al Hirah?". Aku jawab; "Aku belum pernah melihatnya namun aku pernah mendengar beritanya". Beliau berkata: "Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan melihat seorang wanita yang mengendarai kendaraan berjalan dari Al Hirah hingga melakukan thawaf di Ka'bah tanpa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah". Aku berkata dalam hati; "Dimana para parampok suku Tha'iy yang telah mengobarkan api fitnah di seluruh pelosok negeri?". (Beli au melanjutkan): "Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan menaklukan perbendaharaan Kisra" (Raja Persia). Aku bertanya; "Kisra bin Hurmuz?". Beliau menjawab: "Ya, Kisra bin Hurmuz. Dan seandainya kamu berumur panjang, kamu pasti akan melihat seseorang keluar dengan membawa emas atau perak sepenuh telapak tangannya mencari orang yang mau menerima (shadaqah) nya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang mau menerimanya. Dan pasti setiap orang dari kalian akan berjumpa dengan Allah pada hari perjumpaan dengan- Nya (qiyamat) yang ketika itu antara dirinya dan Allah tidak ada penerjemah yang akan menjadi juru bicara baginya. Lalu Allah pasti akan bertanya kepadanya: "Bukakankah aku sudah memberimu harta dan memberimu karunia?". Orang itu menjawab; "Benar". Lalu orang itu melihat ke kanannya namun dia tidak melihat apa-apa melainkan neraka Jahannam, lalu dia melihat ke sebelah kirinya namun dia tidak melihat apa -apa melainkan neraka Jahannam". 'Adiy berkata; "aku juga mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) setengah biji kurma. Jika tidak memilikinya maka dengan berkata yang baik". Adiy berkata; "Lalu di kemudian hari aku melihat seorang wanita mengendarai kendaraan berjalan dari Al Hirah hingga melakukan thawaf di Ka'bah tanpa takut kecuali kepada Allah dan aku termasuk orang yang menaklukan perbendaharaan Kisra bin Hurmuz. Dan seandainya kalian diberi umur panjang, kalian pasti melihat apa yang disabdakan Abu Al Qasim, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yaitu seseorang keluar dengan membawa harta sepenuh telapak tangannya". Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim telah mengabarkan kepada kami Sa'd bin Bisyir telah bercerita kepada kami Abu Mujahid telah bercerita kepada kami Muhillu bin Khalifah aku mendengar 'Adiy; "Aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".(Shahih)
24 3329 Telah bercerita kepadaku Sa'id bin Syurahbil telah bercerita kepada kami Laits dari Yazid dari Abu Al Khair dari 'Uqbah bin 'Amir bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari keluar lalu mendirikan shalat bagi para syuhada perang Uhud, yaitu shalat jenazah, kemudian beliau menuju mimbar lalu bersabda: "Aku akan mendahului kalian dan aku bersaksi atas kalian bahwa aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (di surga) dan sungguh aku telah diberikan kunci-kunci perbendaharaan (kekayaan) bumi, dan aku demi Allah, sepeninggalku aku tidak takut kalian berbuat syirik, tapi yang aku takutkan adalah kalian memperebutkan (harta dunia) ".(Shahih)
25 3330 Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Az Zuhriy dari 'Urwah dari Usamah radliallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas salah satu dari benteng-benteng (Madinah) lalu bersabda: "Apakah kalian melihat sebagaimana aku melihat?. Sungguh aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di sela-sela rumah kalian seperti tempat jatuhnya tetesan (air hujan) ".(Shahih)
26 3331 Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah bercerita kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Zainab binti Usamah bercerita keadanya bahwa Ummu Habibah binti Abu Sufyan bercerita kepadanya dari Zainab binti Jahsy bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuinya dengan gemetar lalu bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang semakin dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya'juj dan ma'juj". Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?". Beliau menjawab: "Benar, jika keburukan telah mewabah".(Shahih)
27 3332 Dan dari Az Zuhriy telah bercerita kepadaku Hind binti Al harits bahwa Ummu Salamah berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun lalu bersabda: "Subhaanallah (Maha suci Allah), apa yang telah terjadi dengan perbendaharaan kekayaan (harta dunia) dan apa yang terjadi dengan fitnah-fitnah"."Subhaanallah (Maha suci Allah), perbendaharaan atau kekayaan (Romawi dan Parsi) mana lagi yang akan diturunkan? dan fitnah manalagi yang akan diturunkan?".(Shahih)
28 3333 Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Abu Salamah bin Al Majisyun dari Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah dari bapaknya dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu. (Abdullah bin 'Abdur Rahman) berkata: Dia (Abu Sa'id) berkata kepadaku; "Sungguh aku melihat kamu orang yang menyukai kambing dan memeliharanya, maka berbuatlah baik untuk kambingmu dan berbuatlah baik dalam pengembalaannya karena aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu zaman yang saat itu kambing akan menjadi harta seorang Muslim yang paling baik, dia menggembalakannya di gunung-gunung atau di puncak gunung dan lembah-lembah tempat turunnya air hujan, karena dia lari menyelamatkan agamanya untuk menghindari fitnah (krisis agama) ".(Shahih)
29 3334 Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz Al Uwaisiy telah bercerita kepada kami Ibrahim dari Shalih bin Kaisan dari Ibnu Syihab dari Ibnu Al Musayyab dan Abu Salamah bin 'Abdur Rahman bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan terjadi fitnah yang ketika itu orang yang duduk lebih baik dari pada orang yang berdiri, dan orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik dari pada orang yang berlari, dan siapa yang ingin melihat fitnah itu, maka fitnah itu akan mengintainya, siapa yang menemukan tempat pertahanan atau tempat perlindungan, hendaklah dia berlindung kepadanya". Dan dari Ibnu Syihab, telah bercerita kepadaku Abu Bakr bin "Abdur Rahman binAl Harits dari Abdurrahman bin Muthi' bin Al Aswad dari Naufal bin Mu'awiyah seperti matan hadits Abu Hurairah radliallahu 'anhu ini hanya saja disana Abu Bakr menambahkan: "Dan diantara shalat ada satu shalat yang apabila seseorang meninggalkannya seakan-akan dia kehilangan keluarga dan hartanya". (Yang dimaksud shalat disini adalah shalat 'Ashar sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu).(Shahih)
30 3335 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Zaid bin Wahb dari Ibnu Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh akan terjadi sifat-sifat egoisme yang kalian ingkari". Mereka bertanya; "Wahai Rasulullah, apa yang baginda perintahkan untuk kami (bila zaman itu kami alami)? '. Beliau menjawab: "Kalian tunaikan hak-hak (orang lain) yang menjadi kewajiban kalian dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian".(Shahih)
31 3336 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin 'Abdur Rahim telah bercerita kepada kami Abu Ma'mar Isma'il bin Ibrahim telah bercerita kepada kami Abu Usamah telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Abu at-Tayyah dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada sekelompok orang quraisy yang membinasakan umat ini". Mereka bertanya; "Apa yang baginda perintahkan kepada kami?". Beliau menjawab: "Sebaiknya orang-orang meninggalkan mereka (mengisolirnya) ". Mahmud berkata, telah bercerita kepada kami Abu Daud telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Abu at-Tayyah, aku mendengar Abu Zur'ah.(Shahih)
32 3337 Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Makkiy telah bercerita kepada kami 'Amru bin Yahya bin Sa'id Al Umawiy dari kakeknya berkata; "Aku pernah bersama Marwan dan Abu Hurairah radliallahu 'anhu lalu aku mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Aku mendengar ash-Shadiqul Mashduq (Orang yang jujur menyampaikan dan berita yang dibawanya adalah benar), Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Ummatku (yang hidup pada zamanku ini) akan binasa di bawah (kekuasaan) anak kecil bangsa Quraisy". Maka Marwan bertanya; "Anak kecil (yang mana)?". Abu Hurairah radliallahu 'anhu menjawab; "Jika kamu mau, aku akan sebutkan nama mereka, dari Bani anu dan Bani anu".(Shahih)
33 3338 Telah bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada kami Al Walid berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku Busr bin 'Ubaidullah Al Hadlramiy berkata, telah bercerita kepadaku Abu Idris Al Khawlaniy bahwa dia mendengar Hudaifah bin Al Yaman berkata; "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dukhn" (kotorannya) ". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan kedalamnya". Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari kulit-kulit kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ".(Shahih)
34 3339 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al Mutsannaa berkata, telah bercerita kepadaku Yahya bin Sa'id dari Isma'il telah bercerita kepadaku Qais dari Hudzaifah radliallahu 'anhu berkata; "Para shahabat-shahabatku belajar dari perkara-perkara kebaikan sedangkan aku belajar dari perkara yang buruk".(Shahih)
35 3340 Telah bercerita kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah bercerita kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga ada dua kelompok (kelompok 'Ali dan Mu'awiyah) yang saling berperang, yang keduanya mengaku satu agama (Islam) ". Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami 'Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari qiyamat hingga ada dua kelompok yang saling berperang, ketika itu para korban yang terbunuh sangat banyak padahal keduanya mengaku satu agama (Islam) dan tidak akan terjadi hari qiyamat hingga timbul para dajjal pendusta yang jumlahnya hampir mendekati tiga puluh orang semuanya mengaku dirinya Rasul Allah".(Shahih)
36 3341 Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin 'Abdur Rahman bahwa Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu berkata; "Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; "Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil". Maka beliau berkata: "Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil". Kemudian 'Umar berkata; "Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: "Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur'an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (Karena sangat cepatnya anak panah yang dilesakkan), maka ketika ditelitilah ujung panahnya maka tidak ditemukan suatu bekas apapun, lalu ditelitilah batang panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun lalu, ditelitilah bulu anak panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun, rupanya anak panah itu sedemikian dini menembus kotoran dan darah. Ciri-ciri mereka adalah laki-laki berkulit hitam yang salah satu dari dua lengan atasnya bagaikan payudara wanita atau bagaikan potongan daging yang bergerak-gerak. Mereka akan muncul pada zaman timbulnya firqah/golongan". Abu Sa'id berkata, Aku bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa 'Ali bin Abu Thalib telah memerangi mereka dan aku bersamanya saat itu lalu dia memerintahkan untuk mencari seseorang yang bersembunyi lalu orang itu didapatkan dan dihadirkan hingga aku dapat melihatnya persis seperti yang dijelaskan ciri-cirinya oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".(Shahih)
37 3342 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Khaitsamah dari Suwaid bin Ghafalah berkata, 'Ali radliallahu 'anhu berkata; "Sungguh, aku terjatuh dari langit lebih aku sukai dari pada berbohong atas nama beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan jika aku sampaikan kepada ka lian tentang urusan antara aku dan kalian, (ketahuilah) bahwa perang itu tipu daya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bersabda: "Akan datang di akhir zaman suatu kaum yang masih muda beliau namun lemah pemahaman (kurang kekayaan intelektual). Mereka berbicara dengan ucapan manusia terbaik (mengambilnya dari Al Qur'an) namun mereka keluar dari agama bagaikan anak panah melesat keluar dari target buruan yang sudah dikenainya. Iman mereka tidak sampai ke tenggorokan mereka. Maka dimana saja kalian menjumpai mereka, bunuhllah mereka karena pembunuhan atas mereka adalah pahala di hari qiyamat bagi siapa yang membunuhnya".(Shahih)
38 3343 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al Mutsannaa telah berceri ta kepada kami Yahya dari Isma'il telah bercerita kepada kami Qais dari Khabbab bin Al Arat berkata; "Kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang berbantalkan kain selimut beliau di bawah naungan Ka'bah; "Tidakkah baginda memohon pertolongan buat kami?. Tidakkah baginda berdo'a memohon kepada Allah untuk kami?". Beliau bersabda: "Ada seorang laki-laki dari ummat sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan ia diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji, kemudian diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan sisir besi namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai kuda berjalan dari Shana'a menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya. Akan tetapi kalian sangat tergesa-gesa".(Shahih)
39 3344 Telah bercerita kepada kami 'Ali bin Abdullah telah bercerita kepada kami Azhar bin Sa'ad telah bercerita kepada kami Ibnu 'Aun berkata Musa bin Anas telah memberitakan kepadaku dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kehilangan Tsabit bin Qais lalu seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, akan kuberitahukan keberadaannya kepada baginda". Maka laki-laki ini menemui Tsabit yang sedang duduk di rumahnya sambil menundukkan kepalanya. Laki-laki itu bertanya; "Ada apa denganmu?". Tsabit menjawab; "Buruk". Sebelumnya Tsabit pernah bersuara keras melebihi suara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. (Tsabit merasa) telah terhapus seluruh amalnya dan termasuk dari penghuni bumi (ne raka). Laki-laki itu pun menemui beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengabarkan bahwa Tsabit berkata begini begini. Musa bin Anas berkata; "Kemudian laki-laki itu kembali (menemui beliau shallallahu 'alaihi wasallam) untuk kali terakhir dengan membawa kabar gembira yang agung. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Temuilah Tsabit dan katakan kepadanya bahwa dia bukan termasuk penghuni neraka namun menjadi penghuni surga".(Shahih)
40 3345 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Ghundar telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq aku mendengar Al Bara bin 'Azib radliallahu 'anhuma; "Ada seorang yang membaca surah Al Kahfi di dekat kandang hewan ternak lalu hewan itu kabur". Lalu dia menyelesaikan bacaannya dan menoleh, ternyata dia melihat awan menutupinya. Kemudian dia menceritakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau berkata; "Bacalah terus wahai fulan, karena yang tadi itu adalah sakinah (angin yang berhenbus mengenai wajah) yang turun untuk Al Qur'an atau turun bersama". (Al Sakinah artinya sangat banyak. Me nurut 'Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu seperti yang diriwayatkan oleh Imam Thabariy adalah angin yang berkilauan dan membentuk wajah seperti wajah manusia).(Shahih)
41 3346 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita kepada kami Ahmad bin Yazid bin Ibrahim abi Al Hasan Al Harraniy telah bercerita kepada kami Zuhair bin Muhammad'awiyah telah bercerita kepada kami Abu Ishaq, aku mendengar Al Bara' bin 'Azib berkata; " Abu Bakr datang menemui bapakku ('Azib) di rumahnya untuk membeli darinya seperangkat pelana unta lalu berkata kapadanya; "Kirimlah anakmu untuk membawanya bersamaku". Dia Al Bara' berkata; "Maka aku membawa pelana itu bersamanya lalu bapakku keluar dengan mengambil uang pembeliannya dan dia berkata kepada Abu Bakr; "Wahai Abu Bakr, ceritakanlah kepadaku apa yang kalian lakukan berdua ketika kamu berjalan di malam hari (ketika hendak hijrah ke Yatsrib) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Abu Bakr berkata; "Baiklah. Kami pernah berjalan semalaman dan keesokan paginya hingga siang hari. Jalan begitu lapang dan tidak pernah dilewati seorangpun hingga nampak oleh kami sebuah batu yang tinggi dan memiliki naungan tempat berteduh yang tidak terkena sinar matahari. Maka kami singgah di batu tersebut lalu aku meratakan tempat dengan tanganku sendiri untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau dapat tidur padanya. Kemudian aku gelar tikar lalu aku katakan; "Silakan tidur wahai Rasulullah, aku akan menjagamu di sekitarmu". Maka beliau tidur lalu aku beranjak sejenak untuk mengamati keadaan sekeliling tempat itu yang ternyata aku bertemu dengan seorang anak kecil pengembala yang sedang menggiring kambingnya menuju batu tersebut untuk bernaung sebagaimana yang kami lakukan. Aku bertanya kepadanya; "Milik siapakah kamu ini wahai ghulam (anak kecil)?". Anak kecil pengembala itu menjawab; "Aku ini milik seseorang dari penduduk kota atau Makkah". --Perawi, Ahmad bin Yazid, ragu antara kepastian kota atau Makkah--. Saat itu Madinah belum dikenal. Aku bertanya lagi; "Apakah kambingmu ini menghasilkan air susu?". Anak gembala itu menjawab; "Ya". Aku tanya lagi; "Apakah kamu bersedia memeras susunya?". Anak gembala itu kembali menjawab; "Ya". Maka dia mengambil seekor kambingnya lalu aku katakan; "Bersihkanlah puting susunya dari debu, bulu dan kotoran'. Perawi (Abu Ishaq) berkata; "Aku melihat Al Bara' memukulkan salah satu telapak tangannya kepada yang lainnya untuk memberi contoh membersihkan puting. (Abu Bakr) melanjutkan; "Kemudian anak gembala itu memeras sedikit susu dan memasukkannya ke dalam sebuah gelas sedangkan aku membawa wadah kecil yang aku siapkan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang biasanya beliau gunakan untuk melepaskan dahaga, minum dan berwudlu'. Maka aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam namun aku enggan untuk membangunkan beliau. Dan ketika beliau sudah terbangun aku menuangkan air ke dalam susu itu agar dingin pada bagian bawahnya lalu aku katakan; "Minumlah, wahai Rasulullah". Abu Bakr berkata; "Maka beliau meminumnya hingga aku puas". Kemudian beliau bertanya; "Apakah sudah waktunya kita melanjutkan perjalanan". Aku jawab; "Ya". Maka kami berangkat meneruskan perjalanan setelah matahari condong (ke barat). (Sementara itu) Suraqah bin Malik mengikuti kami (dengan melihat bekas telapak kami). Aku katakan; "Kita akan terkejar, wahai Rasulullah". Beliau berkata; "Jangan kamu bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita". Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kecelakaan bagi Suraqah bin Malik, maka kuda tunggangan Suraqah terjerembab ke dalam tanah setinggi perutnya". Atau dengan redaksi -"Aku kira terjerembab ke atas tanah"-, Zuhair ragu dalam masalah ini. Maka Suraqah bin Malik berkata; "Aku melihat kalian berdua mendo'akan kecelakaan bagiku. Tolong do'akan keselamatan buatku. Demi Allah, bagi kalian berdua, aku akan mengembalikan orang-orang yang mencari kalian". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebaikan baginya lalu Suraqah menjadi selamat sehingga tidaklah dia bertemu seseorangpun melainkan dia akan berkata; "Aku telah mewakil i kalian di tempat ini, (maka kembalilah kalian) ". Maka tidak ada orang yang ditemuinya melainkan dia memintanya agar kembali. Dia (Abu Bakr) berkata; "Dia telah menepati janjinya kepada kami".(Shahih)
42 3347 Telah bercerita kepada kami Muhammad'allaa bin Asad telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Mukhtar telah bercerita kepada kami Khalid dari 'Ikrimnah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menjenguk seorang Arab Baduy yang sedang sakit. Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila datang menjenguk orang sakit, beliau bersabda: "laa ba'sa thahur insyaa Allah" (Tidak apa, semoga menjadi penghapus dosa, jika Allah menghendakinya). Maka beliau berkata kepada orang Arab Baduy tersebut: "laa ba'sa thahur insyaa Allah" (Tidak apa, semoga menjadi penghapus, jika Allah menghendakinya). Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuna berkata; "Baginda katakan sakitnya penghapus dosa, justru sekarang dia sedang demam yang menimpa orangtua lemah tanpa daya yang segera masuk ke dalam qubur". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Kalau begitu, benar apa yang kamu katakan (akan terjadi) ".(Shahih)
43 3348 Telah bercerita kepada kami Abu Ma'mar telah bercerita kepada kami 'Abdul Warits telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz dari Anas radliallahu 'anhu berkata, Ada seorang laki-laki Nashrasni masuk Islam lalu membaca surah Al Baqarah serta Alu 'Imran. Dia biasa menulis untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi kemudian dia kembali kepada agama Nashrani dan berkata; "Tidak ada yang diketahui Muhammad melainkan apa yang aku tulis untuknya". Kemudian Allah mewafatkannya lalu mereka (teman-temannya) menguburkannya. Pada keesokan harinya, jasadnya dimuntahkan oleh bumi, maka teman- temannya berkata; "Ini adalah perbuatan Muhamad dan shahabat-shahabatnya karena teman kita ini berpaling dari agama mereka, lalu mereka membongkar kuburannya dan mencampakkannya". Maka mereka kembali menguburkannya dan menggali lubangnya lebih dalam. Namun keesokan harinya, jasadnya kembali dimuntahkan oleh bumi, maka teman- temannya berkata; "Ini adalah perbuatan Muhamad dan shahabat-shahabatnya karena teman kita ini berpaling dari agama mereka, lalu mereka membongkar kuburan teman kita ini dan mencampakkannya". Maka mereka kembali menguburkannya dan menggali lubangnya lebih dalam lagi sebatas yang mereka mampu. Akan tetapi kembali pada keesokan harinya jasadnya itu dimuntahkan kembali oleh bumi hingga mereka menyadari bahwa kejadian itu bukan perbuatan manusia dan akhirnya mereka mencampakkannya begitu saja.(Shahih)
44 3349 Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Al Musayyab dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Kisra (Raja Persia) binasa maka tidak akan ada lagi Kisra lain sesudahnya dan jika Qaishar (Raja Romawi) binasa maka tidak akan ada lagi Qaishar lain sesudahnya. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengambil perbendaharaan kekayaan keduanya (sebagai ghanimah) di jalan Allah".(Shahih)
45 3350 Telah bercerita kepada kami Qabishah telah bercerita kepada kami Sufyan dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Jabir bin Samurah dimana dia memarfu'kannya (mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam), berkata; "Jika Kisra (Raja Persia) binasa maka tidak akan ada lagi Kisra lain sesudahnya". Lalu dia menyebutkan hadits selengkaapnya dan berkata; "Sungguh kalian akan mengambil perbendaharaan kekayaan keduanya (sebagai ghanimah) di jalan Allah".(Shahih)
46 3351 Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Abdullah bin Abu Husain telah bercerita kepada kami Nafi' bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Musailamah Al Kadzdzaab (Si Pendusta) mengunjungi (Madinah) pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hidup dan dia berkata; "Seandainya Muhammad menyerahkan urusan ini (maksudnnya kekuasaan) kepadaku sepeninggalnya maka aku akan mengikutinya". Lalu dia menda'wahkan hal ini kepada orang banyak dari kaumnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beserta Tsabir bin Qais bin Syammas menemuinya sementara di tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada selembar daun, lalu beliau berhadapan dengan Musailamah dan teman-temannya seraya berkata: "Seandainya kamu meminta selembar pelepah kurma ini, aku pasti tidak akan memberinya kepadamu dan sekali-kali urusan Allah tidak akan diserahkan kepadamu. Dan jika kamu berpaling (menolak kebenaran) pasti Allah akan membinasakannmu. Sungguh aku melihat kamu sebagaimana aku melihatnya dalam mimpiku tentang kamu". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku sedang tidur aku melihat di tanganku ada dua gelang terbuat dari emas dan kebagusan barang tersebut menggiurkan aku lalu aku diberi wahyu dalam tidurku, agar aku meniupnya. Aku pun meniupnya hingga keduanya terbang (lenyap). Maka aku menta'wikan mimpiku itu sebagai dua orang pendusta (yang mengaku sebagai nabi) yang akan timbul sepeninggalku. Yang pertama adalah Al 'Ansiy dan yang lainnya adalah Musailamah Al Kadzdzaab, seorang penduduk Yamamah".(Shahih)
47 3352 Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Al 'Alaa telah bercerita kepada kami Hammad bin Usamah dari Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah dari kakeknya, Abu Burdah dari Abu Musa dia meriwayatkannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat dalam mimpiku bahwa aku akan berhijrah dari Makkah ke suatu tempat yang padanya tumbuh pepohonan kurma lalu aku menduga bahwa itu adalah negeri Yamamah atau Hajar (tempat hijrah yang lain) yang ternyata adalah Madinah, kota Yatsrib. Dan aku melihat dalam mimpiku ini bahwa aku mengayun-ayunkan pedang lalu menjadi patah pada bagian pangkalnya yang ternyata itu merupakan isyarat yang akan menimpa Kaum Mu'minin pada perang Uhud, lalu aku mengayun-ayunkan kembali pedang tersebut, lalu pedang itu kembali menjadi utuh seperti sedia kala, itu berarti apa yang Allah akan datangkan berupa kemenangan dan bersatunya Kaum Mu'minin, dan aku melihat pula dalam mimpiku itu seekor sapi, yang demi Allah sangat bagus bentuknya, itu berarti Kaum Mu'minin pada perang Uhud yang akan mendapatkan kebaikan seperti yang Allah datangkan dari kebaikan dan pahala, sebagai janji yang benar yang telah Allah berikan kepada kita pada perang Badar".(Shahih)
48 3353 Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Zakariya' dari Firas dari 'Amir asy-Sya'biy dari Masruq dari 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; 'Fathimah datang dengan berjalan dan cara jalannya mirip seperti jalannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Marhaban (selamat datang) wahai putriku". Lalu beliau mempersilakan Fathimah duduk di samping kanan atau kiri beliau lalu beliau membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia, dan Fathimah pun menangis. Aku bertanya kepadanya; mengapa kamu menangis?. Kemudian beliau pun kembali membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia de ngan Fathimah dan anehnya dia tertawa. Aku berkata; "Aku belum pernah melihat keadaan seseorang menangis lalu diiringi tertawa seperti hari ini". Aku pun bertanya kepadanya tentang apa yang telah dikatakan oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam, maka Fathimah berkata; "Aku tidak akan mau menceritakan pembicaraan rahasia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat". Di kemudian hari aku tanyakan lagi, maka Fathimah berkata; "Beliau bercerita kepadaku bahwa: "Jibril 'alaihis salam datang membacakan Al Qur'an satu kali dalam setiap satu tahun lalu dia 'alaihis salam menbacakan kepadaku dua kali untuk tahun ini dan aku tidak melihatnya melainkan sebagai isyarat bahwa ajalku sudah akan datang dan sesungguhnya kamu (Fathimah) adalah orang yang pertama yang akan menyusul aku diantara ahlu baitku". Maka aku menangis karenanya. Lalu beliau bersabda lagi: "Apakah kamu ridla akan menjadi penghulu para wanita surga atau penghulu para wanita mu'minin?". Maka aku menjadi tertawa karenanya".(Shahih)
49 3354 Telah bercerita kepadaku Yahya bin Qaza'ah telah bercerita kepada kami Ibrahinm bin Sa'ad dari bapaknya dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallall ahu 'alaihi wasallam memanggil putrinya, Fathimah, saat kondisi sakit beliau yang mengantarkannya kepada kematian. Beliau membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia kepada Fathimah dan Fathimah pun menangis. Kemudian beliau memanggil lagi lalu membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia lalu Fahimah menjadi terawa karenanya". 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; "Maka aku bertanya kepadanya tentang kejadian itu, maka Fathimah berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membicarakan pembicaraan rahasia kepadaku beliau mengabarkan kepadaku bahwa beliau akan dipanggil Allah dalam kondisi sakit yang membawa kepada kematiannya maka aku menangis karenanya. Kemudian beliau mengabarkan kepadaku bahwa aku akan menjadi orang pertama dari kalangan ahlu bait beliau yang akan menyusulnya lalu aku tertawa karenanya".(Shahih)
50 3355 Telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Ar'arah telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Abu Bisyir dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; 'Umar bin Al Khaththab mendekatkan Ibnu 'Abbas (mengajak duduk bersama para shahabat senior) lalu Abdurrahman bin 'Auf berkata; "Kami juga punya anak-anak seperti dia". 'Umar berkata; "Dia memiliki (keistimewaan pengetahuan) sebagaimana telah kalian ke tahui sendiri". Lalu 'Umar bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala (QS.an- Nashr) yang artinya; ("Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan"), maka Ibnu 'Abbas menjelaskan; "Itu adalah ajal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan Allah memberi isyarat kepada beliau dengan ayat tersebut". 'Umar berkata; "Aku tidak mengetahui ayat tersebut melainkan seperti apa yang kamu ketahui".(Shahih)
51 3356 Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Sulaiman bin Hanzhalah bin Al Ghasil telah bercerita kepada kami 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar ketika sakit yang membawa kepada kematian beliau dengan berselimut/berselendang (yang diletakkannya diatas kedua pundaknya) dan mengikat kepalanya dengan ikat kepala berwarna hitam hingga beliau duduk di atas mimbar. Lalu beliau memuji Allah dan mensucikan-Nya kemudian bersabda: "Amma ba'du, sesungguhnya manusia akan bertambah banyak.sedangkan orang dari kalangan Anshar semakin sedikit hingga jumlah mereka dibandingkan dengan manusia bagaikan kadar garam dalam makanan. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mengurus sesuatu dari urusan dan dia mampu mendatangkan madlarat kepada sekelompok kaum atau memberi manfaat kepada yang lainnya, maka terimalah orang-orang baik mereka (kaum Anshar) dan maafkanlah orang yang keliru dari kalangan mereka". Peristiwa itu merupakan majelis terakhir yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam laksanakan.(Shahih)
52 3357 Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Yahya bin Adam telah bercerita kepada kami Husain Al Ju'fiy dari Abu Musa dari Al Hasan dari Abu Bakrah radliallahu 'anhu; Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membawa Al Hasan keluar dan mendudukkannya di atas mimbar lalu bersabda: "Dia ini adalah seorang Penghulu/Pemimpin dan semoga Allah akan mendamaikan dua kelompok yang bertikai dari Kaum Muslimin lewat tangannya".(Shahih)
53 3358 Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Humaid bin Hilal dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkabung (bersedih atas gugurnya) Ja'far dan Zaid sebelum datang berita tentang kesyahidan mereka dan kedua mata beliau menitikkan air mata".(Shahih)
54 3359 Telah bercerita kepadaku 'Amru bin 'Abbas telah bercerita kepada kami Ibnu Mahdiy telah bercerita kepada kami Sufyan dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian memiliki permadani?" (terbuat dari bulu tipis). Aku (Jabir) katakan; "Dari mana kami dapatkan permadani?". Beliau bersabda: "Sungguh akan terjadi pada kalian suatu hari yang ketika itu kalian memiliki permadani". Kemudian aku katakan kepadanya, -maksudnya istrinya-, "Berikan kepadaku permadanimu". Istrinya berkata; "Bukankah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda bahwa suatu hari nanti kalian akan memiliki permadani?". Lalu aku membiarkannya".(Shahih)
55 3360 Telah bercerita kepadaku Ahmad bin Ishaq telah bercerita kepada kami 'Ubaidullah bin Musa telah bercerita kepada kami Isra'il dari Abu Ishaq dari 'Amru bin Maimun dari Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; Sa'ad bin Mu'adz berangkat untuk melaksanakan 'umrah". Kata Abdullah bin Mas'ud; "Lalu dia singgah kepada Umayyah bin Khalaf Abu Shafwan. Biasanya, Umayyah bin Khalaf apabila bepergian ke negeri Syam, dia melewati Madinah dan singgah menemui Sa'ad. 'Umayyah berkata kepada Sa'ad; "Tunggulah hingga pertengahan (siang) hari dan saat orang-orang sudah lengah. Maka aku beranjak untuk melakukan thawaf. Tatkala Sa'ad sedang melaksanakan thawaf, tiba-tiba muncul Abu Jahal seraya bertanya; "Siapakah anda, hai orang yang sedang thawaf di Ka'bah?". Maka spontan Sa'ad menjawab sendiri; "Saya, Sa'ad". Abu Jahal berkata; "Kamu dapat thawaf di Ka'bah dengan aman sementara bukankah kalian adalah orang-orang yang telah memberi perlindungan kepada Muhammad dan sahabat-sahabatnya?". Sa'ad berkata; "Ya, benar". Lalu keduanya bertengkar ucapan hingga Umayyah berkata kepada Sa'ad; "Jangan kamu tinggikan suaramu di hadapan Abu Al Hakam karena dia adalah pembesarnya penduduk lembah ini". Maka kemudian Sa'ad berkata; "Demi Allah, seandainya kamu menghalangiku untuk thawaf di Baitullah, sungguh aku akan memutus jalur perjalananmu ke negeri Syam". Abdullah bin Mas'ud berkata; "Ucapan Sa'ad menjadikan Umayah tetap berkata; "Jangan kamu tinggikan suaramu di hadapannya", lalu dia memegang Sa'ad. Maka Sa'ad menjadi marah lalu berkata; "Biarkan kami bercerita tentang kamu, sungguh aku pernah mendengar Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bertekad akan membunuhmu". Umayyah bertanya; "Aku?". Sa'ad menjawab; "Ya". Lalu Umayyah berkata; "Demi Allah, Muhammad tidaklah berdusta apabila berbicara". Maka Umayyah bin Khalaf pulang menemui istrinya lalu berkata; "Tahukah kamu apa yang telah dikatakan kepadaku oleh saudaraku dari Yatsrib?". Istrinya bertanya; "Apa yang telah dikatakannya?". Umayyah berkata; "Dia beranggapan bahwa dia mendengar Muhammad yang bertekad akan membunuhku". Istrinya berkata; "Demi Allah, sungguh Muhammad tidak berdusta". Abdullah bin Mas'ud berkata; "Ketika mereka (orang-orang Musyrikin Quraisy) keluar menuju Badar dan terdengar suara seruan konsolidasi perang, istrinya berkata; "Apakah kamu masih ingat apa yang telah dikatakan kepada kamu oleh saudaramu dari Yatsrib?". Abdullah bin Mas'ud berkata; "Semula Umayyah enggan untuk ikut keluar berperang namun Abu Jahal berkata kepadanya; "Kamu adalah pembesar kota (lembah) ini. Bergabunglah sehari atau dua hari saja". Maka Umayyah ikut berangkat bersama mereka kemudian Allah membinasakannya".(Shahih)
56 3361 Telah bercerita kepadaku Abdurrahman bin Syaibah telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Al Mughirah dari bapaknya dari Musa bin 'Uqbah dari Salim bin Abdullah dari Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat manusia berkumpul di tanah lapang lalu Abi Bakr tampil berdiri kemudian dia menarik sebuah atau dua buah timba (untuk mengisi air dari sumur) dan diantara tarikannya itu ada kelemahan dan Allah mengampuninya. Kemudian timba itu diambil oleh 'Umar lalu di tangannya timba itu menjadi besar. Dan aku belum pernah melihat di tengah-tengah manusia ada sesuatu yang begitu luar biasa yang dilakukan oleh seseorang (seperti yang dilakukan oleh 'Umar), kemudian dia membagi-bagikan kepada manusia sehingga mereka menjadi puas". Dan Hammam berkata; Aku mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Maka Abu Bakr menarik sebuah atau dua buah timba...".(Shahih)
57 3362 Telah bercerita kepadaku 'Abbas bin Al Walid an-Narsiy telah bercerita kepada kami Mu'tamir berkata, aku mendengar bapakku telah bercerita kepada kami Abu 'Utsman berkata, "Aku dikabari bahwa malaikat Jibril 'alaihis salam mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika di samping beliau ada Ummu Salamah, lalu Jibril 'alaihis salam berbicara kemudian pergi". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Ummu Salamah: "Siapakah orang tadi?". Atau seperti yang beliau katakan. Perawi Abu 'Utsman berkata; "Ummu Salamah menjawab; "Dia adalah Dihyah (Ibnu Khalifah Al Kalbiy, seorang shahabat terkenal) ". Ummu Salamah berkata; "Demi Allah, aku menduga yang datang itu tidak lain adalah (Dihyah) hingga akhirnya aku mendengar khuthbah Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam yang mengabarkan bahwa dia adalah Jibril 'alaihis salam", atau sebagaimana yang beliau katakan. Bapakku bertanya kepada Abu 'Utsman; "Dari siapakah kamu mendengar ini?". Abu 'Utsman menjawab; "Dari Usamah bin Zaid '.(Shahih)