1 |
6088 |
Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib
dari Az Zuhri telah mengabariku Sa'id dan 'Atho' bin Yazid, bahwasanya Abu Hurairah
mengabari keduanya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -lewat jalur periwayatan lain-
Telah mengabariku Mahmud telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq Telah mengabari
kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Atho' bin Yazid Al Laitsi dari Abu Hurairah mengatakan;
Beberapa orang bertanya, 'wahai Rasulullah, apakah kami bisa melihat Tuhan kami pada hari
kiamat? ' Nabi menjawab: "Apakah kalian mendapat kesulitan melihat matahari ketika tidak
ada mendung?" 'Tidak wahai Rasulullah' Jawab mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya lagi; "Apakah kalian menadapat kesulitan melihat rembulan ketika purnama?"
Mereka menjawab; 'Tidak wahai Rasulullah'. Nabi bersabda: "Sungguh kalian melihat-Nya
pada hari kiamat. Allah kemudian menghimpun seluruh manusia kemudian berfirman; 'Siapa
yang menyembah sesuatu, hendaklah ia mengikuti sesembahannya, ' Orang-orang pun
mengikuti yang pernah disembahnya, ada yang mengikuti matahari karena menyembahnya,
ada yang mengikuti bulan karena menyembahnya, ada yang mengikuti thaghut (segala
sesembahan selain Allah) karena menyembahnya, sehingga yang tersisa adalah umat ini
yang didalamnya terdapat orang-orang munafiknya. Allah kemudian mendatangi mereka
dengan bentuk yang belum pernah mereka kenal, dan mengatakan; 'Aku adalah Tuhan
kalian' Namun mereka malah menjawab; 'kami berlindung kepada Allah dari-MU, inilah
tempat kami, sampai Tuhan kami mendatangi kami, kalaulah Tuhan kami mendatangi kami,
niscaya kami mengenal-NYA.' Kemudian Allah mendatangi mereka dengan bentuk yang
mereka kenal dan mengatakan; 'AKU tuhan kalian! ' 'Betul, engkau tuhan kami' Jawab
mereka. Mereka lantas mengikuti-Nya dan dipasanglah jembatan jahannam." Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Akulah manusia pertama-tama yang menyeberangi.
Dan doa para rasul ketika itu ialah; 'Allahumma Sallim-sallim (ya Allah selamatkanlah,
selamatkanlah).' Dalam jembatan itu terdapat sekian banyak besi-besi pengait seperti pohon
yang berduri tajam. Bukankah kalian pernah melihat pohon berduri tajam?". 'betul, ya
Rasulullah, ' jawab mereka. Nabi meneruskan; 'Besi-besi pengait itu bagaikan pohon berduri
tajam, hanya tidak ada yang tahu besarannya selain Allah. Besi-besi pengait itu menyambar
manusia tergantung dengan amalan mereka, ada diantara mereka yang celaka lantaran
amalannya, ada diantara mereka yang tercabik kemudian selamat. Hingga jika Allah selesai
memutuskan diantara hamba-Nya, dan ingin mengeluarkan yang dikehendaki-NYA dari
neraka dari mereka yang mengucapkan laa-ilaaha-illallah, Dia perintahkan malaikat untuk
mengentaskan mereka, dan para malaikat mengenali mereka dengan bekas-bekas sujud, dan
Allah mengharamkan neraka untuk memakan bekas-bekas sujud yang ada pada diri anak
Adam, malaikat pun mengentaskan mereka setelah mereka gosong terbakar, mereka
diguyur air yang disebut dengan air kehidupan, sehingga mereka tumbuh bagaikan
tumbuhnya biji di tepi sungai, dan ada seseorang diantara mereka menghadapkan wajahnya
kearah neraka dan mengatakan; 'Ya tuhanku, bau neraka telah menyesakkan hidungku dan
nyalanya telah membakarku, maka palingkanlah wajahku dari neraka.' Hamba itu tiada henti
memanjatkan doa untuk dipalingkan wajahnya dari neraka. Maka Allah berfirman; 'bisa jadi
engkau jika AKU kabulkan permintaanmu, kamu minta yang lain lagi! ' hamba itu menjawab;
'Tidak, demi kebesaran -MU, aku tidak akan meminta yang lain lagi'. Allah pun memalingkan
wajahnya dari neraka. Tetapi setelah itu ia meminta kembali; 'ya Tuhanku, dekatkanlah aku
ke pintu surga!.' Allah menegur; 'Bukankah engkau telah menyatakan sanggup untuk tidak
meminta-KU selainnya, celaka engkau wahai anak adam, betapa banyaknya alasanmu! '
hamba itu tiada henti memohon, sehingga Allah pun menjawab; 'bisa jadi jika AKU kabulkan
permintaanmu, kamu akan meminta-KU yang lain lagi'. Hamba menjawab; 'Tidak, demi
kebesaran-MU, saya tidak akan meminta-MU selainnya.' Maka Allah meminta janji dan ikrar
agar ia tidak meminta-NYA selain itu, sehingga Allah mendekatkannya ke pintu surga. Namun
setelah hamba tadi melihat isinya, ia diam beberapa saat sesuai kehendak Allah, kemudian ia
berkata; 'Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga! ' Allah menjawab; 'Bukankah
engkau telah menyatakan sanggup untuk tidak meminta-KU selainnya, celaka engkau wahai
anak Adam, alangkah banyaknya alasanmu'. Hamba terus merengek dengan mengucapkan;
'Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku menjadi manusia yang paling sengsara.'
Hamba tiada henti memanjatkan doanya hingga Allah tertawa. Dan jika Allah telah tertawa,
berarti ia mengizinkan hamba-NYA masuk surga. Setelah hamba memasukinya, dikatakan
kepadanya; 'mengkhayallah seperti ini! ' maka ia pun mengkhayal, kemudian dikatakan
kepadanya lagi; 'mengkhayallah seperti ini! ' maka ia pun mengkhayal sampai khayalannya
benar-benar habis, kemudian Allah berkata kepadanya; 'Inilah bagimu dan semisalnya'." Kata
Abu Hurairah; 'itulah laki-laki penghuni surga yang terakhir kali masuk.' Kata 'Atho`; Dan Abu
Sa'id Al Khudzri sedang duduk bersama Abu Hurairah, dan ia tidak merubah haditsnya
sedikitpun hingga ketika sampai sabdanya; 'Ini bagimu dan semisalnya bersamanya.' Maka
Abu Sa'id menyelah; aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
'Ini bagimu dan sepuluh kali semisalnya.' Abu Hurairah menjawab; 'yang aku hafal adalah
semisalnya bersamanya.'(Shahih) |