1 |
1534 |
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhriy, berkata, 'Urwah: Aku bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha,
kataku kepadanya: "Bagaimana pendapatmu tentang firman Allah Ta'ala (QS Al Baqarah 158)
yang artinya: ("Sesungguhnya Ash-Shafaa dan Al Marwah adalah sebahagian dari syi'ar-syi'ar
Allah, maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sa'iy antara keduanya"), dan demi Allah tidak ada dosa bagi
seseorang untuk tidak ber thawaf (sa'iy) antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah". 'Aisyah
radliallahu 'anha berkata: "Buruk sekali apa yang kamu katakan itu wahai putra saudariku.
Sesungguhnya ayat ini bila tafsirannya menurut pendapatmu tadi berarti tidak berdosa bila
ada orang yang tidak melaksanakan sa'iy antara keduanya. Akan tetapi ayat ini turun
berkenaan dengan Kaum Anshar, yang ketika mereka belum masuk Islam, mereka berniat
hajji untuk patung Manat Sang Thoghut yang mereka sembah di daerah Al Musyallal. Waktu
itu, barangsiapa yang berniat hajji, dia merasa berdosa bila harus sa'iy antara bukit Ash-
Shafaa dan Al Marwah (karena demi menghormatii patung mereka itu). Setelah mereka
masuk Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang
masalah itu, mereka berkata: "Wahai Rasulullah, kami merasa berdosa bila melaksanakan
sa'iy antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah". Maka kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat
("Sesungguhnya Ash-Shafaa dan Al Marwah adalah sebahagian dari syi'ar-syi'ar Allah").
'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Sungguh Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam telah
mencontohkan sa'iy antara kedua bukit tersebut dan tidak boleh seorangpun untuk
meninggalkannya". Kemudian aku kabarkan hal ini kepada Abu Bakar bin 'Abdurrahman,
maka katanya: "Sungguh ini suatu ilmu yang aku belum pernah mendengar sebelumnya,
padahal aku sudah mendengar dari orang-orang ahli ilmu yang menyebutkan bahwa
diantara manusia, selain orang-orang yang diterangkan oleh 'Aisyah radliallahu 'anha itu, ada
yang dahulu melaksanakan ihram untuk Manat, mereka juga melaksanakan sa'iy antara bukit
Ash-Shafaa dan Al Marwah. Ketika Allah menyebutkan thawaf di Ka'bah Baitullah tapi tidak
menyebut sa'iy antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah dalam Al Qur'an, mereka bertanya
kepada: "Wahai Rasulullah, dahulu kami melaksanakan thawaf (sa'iy) antara bukit Ash-
Shafaa dan Al Marwah dan Allah telah menurunkan ayat tentang thawaf di Ka'bah Baitullah
tanpa menyebut Ash-Shafaa, apakah berdosa bagi kami bila kami sa'iy antara bukit Ash-
Shafaa dan Al Marwah?". Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat ("Sesungguhnya Ash-Shafaa
dan Al Marwah adalah sebahagian dari syi'ar Allah"). Abu Bakar bin 'Abdurrahman berkata:
"Maka aku mendengar bahwa ayat ini turun untuk dua golongan orang yaitu golongan
orang-orang yang merasa berdosa karena pernah melaksanakan sa'i antara bukit Ash-Shafaa
dan Al Marwah saat mereka masih jahiliyyah (karena pernah melaksanakan untuk patung
Manat), dan golongan orang-orang yang pernah melaksanakannya namun merasa berdosa
bila melaksanakannya kembali setelah masuk Islam karena Allah pada mulanya hanya
menyebutkan thawaf di Ka'bah Baitullah dan tidak menyebut Ash-Shafaa hingga kemudian
Dia menyebutkannya setelah memerintahkan thawaf di Ka'bah Baitullah".(Shahih) |