Daftar Hadits riwayat Ibnu Majah


Kitab : FITNAH
Bab : Perkara Fitnah
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 4022 Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata, "Suatu hari Rasulullah SAW berdoa dan beliau memanjangkan doanya. Maka setelah selesai, kamipun bertanya —atau, mereka berkata—, 'Wahai Rasulullah, (mengapa) hari ini engkau memanjangkan doamu?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya aku telah berdoa dengan doa raghbah dan rahbah. Aku memohon kepada Allah SWT untuk umatku tiga perkara, maka Dia mengabulkan dua perkara untukku dan menolak satu perkara. Aku telah memohon kepada-Nya agar tidak menimpakan atas mereka musuh dari selain mereka dan Dia mengabulkannya untukku. Kemudian kuminta agar Allah tidak mencelakakan mereka dengan ditenggelamkan, maka Dia mengabulkannya untukku. Dan aku memohon kepada-Nya agar tidak menjadikan mereka saling bermusuhan sesama mereka, namun Allah mengembalikannya kepadaku'."(Shahih ) (Ash-Shahihah (1724). )
2 4023 Dari Tsauban (maula Rasulullah SAW), bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Disatukan bagiku bumi sehingga aku dapat melihat sisi timur dan baratnya, dan aku telah diberikan dua harta yang sangat berharga, (yakni) yang kuning —atau merah— dan putih (maksudnya adalah emas dan perak). Kemudian dikatakan kepadaku, 'Sesungguhnya kerajaanmu seperti yang telah disatukannya untukmu.' Dan aku memohon kepada Allah SWT tiga perkara, (yaitu) agar tidak menimpakan atas umatku rasa lapar sehingga membuat kebanyakan dari mereka celaka karenanya, tidak mencampurkan mereka dalam golongan-golongan yang saling bertentangan, dan merasakan kepada sebagian mereka keganasan sebagian golongan lainnya. Maka sesungguhnya telah difirmankan kepadaku, 'Jika Aku telah Menentukan sesuatu, niscaya tidak akan ada yang dapat menolak, dan sesungguhnya Aku tidak akan Menimpakan atas umatmu rasa lapar sehingga mereka celaka karenanya. Dan tidak Aku campurkan mereka dari segala penjuru sehingga sebagian dari mereka menumpas sebagian lainnya, dan mereka pun saling memerangi antara mereka.' Dan jika telah diperintahkan kepada umatku untuk mengangkat pedang, maka tidak akan dicabut kembali perintah itu sampai datangnya hari Kiamat. Di antara yang aku takuti atas umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan, dan sebagian umatku menyembah berhala, sebagian kabilah dari umatku bergabung dengan kaum musyrikin. Sesungguhnya di antara (tanda-tanda) hari Kiamat adalah munculnya dua Dajjal yang kedua-duanya pendusta. (Jumlah mereka) hampir mencapai tiga puluh orang, semua dari mereka mengaku bahwa dirinya adalah nabi. Dan sementara sebagian dari umatku yang masih berpegang dengan kebenaran tetap akan diberikan kemenangan, serta tidak akan dapat dikalahkan oleh mereka yang menentangnya, sampai tiba ketentuan Allah SWT'." Abu Al(Shahih ) (Ar-Raudh An-Nadhir (61 dan 1170), Ash-Shahihah (4/252 dan 1957). )
3 4024 Dari Zainab binti Jahsy, ia berkata, "Rasulullah SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, beliau bersabda, 'Tidak ada Tuhan selain Allah. Sungguh celaka bangsa Arab dari kehancuran yang segera tiba. Hari ini telah dibuka kurungan Ya'juj dan Ma'juj' Beliau mengepalkan kesepuluh jari tangannya." Zainab berkata, "Aku bertanya, 'Apakah kita akan celaka, wahai Rasulullah, sedangkan di antara kita terdapat orang-orang shalih?' Beliau menjawab, 'Ya. Jika kejahatan telah tersebar'."(Shahih ) (Ash-Shahihah (987), Al Misykah (5404). )
4 4026 Dari Khudzaifah, ia berkata, "Kami pernah berkumpul di sisi Umar RA, maka ia berkata, 'Siapa di antara kalian yang menghafal hadits Rasulullah SAW tentang fitnah?' Aku menjawab, 'Aku.' Maka Umar berkata, 'Sesungguhnya engkau sangat pemberani.' Ia melanjutkan, 'Bagaimana (tentang hadits itu)'?" Khudzaifah berkata, "Aku mendengar beliau bersabda, 'Fitnah seorang laki-Jaki ada pada istrinya, anaknya dan tetangganya, (yang semuanya) dapat menghapuskan (pahala) shalat, puasa, sedekah, dan memerintahkan yang baik serta mencegah kemunkaran.' Lalu Umar berkata, 'Bukan (hadits) ini yang aku maksudkan. Tetapi fitnah yang aku maksudkan adalah yang bergemuruh laksana gemuruh ombak di lautan.' Ia (Khuzaifah) berkata, 'Apa hubungannya dirimu dan fitnah itu, wahai Amirul Mukminin? Karena sesungguhnya antara dirimu dan fitnah itu terdapat pintu yang terkunci.' Umar bertanya, 'Apakah pintu itu dapat dirusak atau dibuka?' Ia (Khuzaifah) menjawab, Tidak, tetapi harus dirusak.' Umar berkata, 'Itu agar tidak dapat ditutup kembali'." Kami bertanya kepada Khudzaifah, "Apakah Umar tahu siapa yang dimaksud dengan pintu?" Khuzaifah menjawab, "Ya, seperti halnya ia mengetahui bahwa setelah esok hari pasti datang malam hari. Sebab aku telah menceritakan kepadanya hadits yang tidak terdapat kesalahan dan kebohongan." Kami ingin sekali bertanya, "Siapa pintu itu?" Dan kami katakan kepada Masruq, "Tanyakan kepadanya." Khudzaifah berkata, "Umar RA."(Shahih ) (Takhrij Fiqh As-Sirah (643). )
5 4027 Dari Abdurrahman bin Abdu Rabbil Ka'bah, ia berkata, "Aku melintasi Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash yang sedang duduk di bawah naungan Ka'bah, sementara orang-orang tengah berkumpul di sekelilingnya. Maka aku mendengar ia berkata, 'Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, maka tiba-tiba beliau singgah di sebuah rumah. Karena itu di antara kami ada yang mendirikan tenda dari kain sutera, dan ada pula yang berlomba serta ada yang tak tahu entah ke mana. Tiba-tiba seorang penyeru berseru, "Shalat jama'ah." Maka kami berkumpul dan kemudian Rasulullah SAW berdiri berkhutbah di hadapan kami, 'Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelum aku, kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kaumnya kepada kebaikan yang telah diketahuinya untuk diri mereka, dan memberi peringatan kepada mereka yang diketahuinya akan mencelakakan diri mereka. Ketahuilah, bahwa umat kalian ini telah diciptakan kebaikannya pada awal penciptaannya, sedangkan orang-orang yang datang belakangan telah tertimpa bencana dan perkara yang kalian ingkari. Kemudian menyusul fitnah yang saling memberatkan satu dengan lainnya sehingga seorang mukmin berkata, 'Inilah saat kehancuranku.' Kemudian diangkatlah (fitnah tersebut) lalu datanglah fitnah baru, dan orang mukmin itu berkata, 'Inilah saat kehancuranku.' Kemudian fitnah tersebut diangkat. Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaknya ia menjumpai kematiannya sedangkan dirinya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Kiamat. Dan hendaknya ia mendatangi orang yang dicintainya untuk selalu datang mengunjunginya. Barangsiapa telah membai'at seorang pemimpin lantas telah memberi kesaksian dan suara hatinya, maka hendaknya ia menaati semampunya. Dan jika datang orang lain yang menentangnya, maka tebaslah oleh kalian leher orang tersebut'." Perawi berkata, "Kemudian aku julurkan kepalaku di antara kerumunan orang, dan aku berkata, 'Aku memintamu bersaksi kepada Allah. (Apakah) kamu (benar-benar) telah mendengarnya dari Rasulullah SAW'?" Perawi berkata, "Kemudian ia (Abdullah bin Amru bin Al 'Ash) mengisyaratkan dengan jari tangannya pada kedua telinganya dan berkata, 'Aku telah mendengarnya dengan kedua telingaku dan dengan keterbukaan hatiku'."(Shahih ) (Ash-Shahihah (240). )