Daftar Hadits riwayat Muslim


Kitab : MASJID DAN TEMPAT-TEMPAT SHALAT
Bab : Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 1097 Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya At Tujibi telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah, bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari perang Khaibar, beliau terus berjalan di malam hari, ketika beliau diserang kantuk, maka beliau singgah. Beliau bersabda kepada Bilal "Hendaknya kamu yang mengawasi tidur kami malam ini!." Bilal pun shalat sekemampuan yang ditakdirkan, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur. Begitu juga dengan para sahabatnya. Ketika mendekati fajar, Bilal bersandar kepada unta tunggangannya, rupanya kedua mata Bilal terasa berat hingga ketiduran, dengan posisi bersandar kepada untanya. Di pagi harinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum juga bangun, demikian juga Bilal, dan tak satupun dari sahabatnya yang bangun hingga mereka terbangun oleh sinar matahari yang menyengat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akhirnya yang pertama-tama bangun. Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam merasa kaget dan menyeru: "Hei Bilal!" Bilal Menjawab; "Wahai Rasulullah, tadi nyawaku telah dipegang Dzat yang memegang nyawamu, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu! Beliau lalu bersabda: "Mari tuntunlah hewan tunggangan kalian." Para sahabat pun menuntun hewan tunggangannya, sesaat kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudhu". Beliau lalu memerintahkan Bilal supaya mengumandangkan iqamat shalat. Setelah itu Beliau mengimami shalat subuh bersama mereka. Selesai shalat, beliau bersabda: "Siapa yang terlupa shalat, lakukanlah ketika ingat, sebab Allah ta'ala berfirman "Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." QS. Toha 14. Yunus berkata; sedangkan Ibnu Syihab membacanya dengan lidzdzikraa.(Shahih)
2 1098 Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim dan Ya'kub bin Ibrahim Ad Dauraqi, keduanya dari Yahya. Ibn Hatim mengatakan; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Said telah menceritakan kepada kami Yazid bin Kisan telah menceritakan kepada kami Abu Hazim dari Abu Hurairah katanya; Kami pernah singgah dalam suatu perjalanan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Kami tidak bangun hingga matahari terbit. Spontan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya setiap kalian menuntun kepala hewan tunggangannya masing-masing, sebab persinggahan ini telah didatangi setan." Abu Hurairah berkata; Kami pun melaksanakan apa yang di katakana beliau, kemudian beliau meminta air, setelah beliau berwudhu', beliau mengerjakan raka'at shalat. Ya'kub mengatakan; Kemudian beliau mengerjakan dua kali sujud. Setelah iqamat shalat dikumandangkan, beliau langsung mengerjakan shalat subuh.(Shahih)
3 1099 Dan telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farukh telah menceritakan kepada kami Sulaiman yaitu Ibnu Al Mughirah, telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Abdullah bin Rabah dari Abu Qatadah katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan pidato kepada kami, sabdanya; "Ingatlah, sesungguhnya kalian sekarang berangkat mengarungi waktu sore dan malam kalian, dan kalian akan sampai mata air esok hari, insya Allah." Lalu para sahabat berangkat dan tak satupun para sahabat yang bersandarkan (berboncengan) dengan temannya. Abu Qatadah berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berangkat hingga pertengahan malam, -ketika itu aku berada disampingnya- ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mulai terserang kantuk sehingga badan beliau kelihatan oleng dari hewan kendaraannya. Maka aku mendatangi beliau, aku luruskan badannya dan kutopang dari bawahnya dengan harapan tidak membangunkannya sampai beliau duduk diatas hewan kendaraannya secara normal." Abu Qatadah melanjutkan; Setelah itu beliau berangkat, ketika sebagian besar malam telah berlalu, badan beliau kembali oleng dari kendaraannya, dan aku kembali meluruskan badan beliau dengan menopang dari bawah, supaya tidak membangunkannya. Beliau terus menyusuri perjalanan, ketika waktu sahur (waktu sebelum terbitnya fajar -pent) tiba, badan beliau oleng jauh lebih dahsyat daripada oleng yang pertama dan kedua, hingga beliau nyaris terjatuh. Lalu aku mendatangi beliau, kubenarkan tidurnya dan kutopang dari bawahnya. Sesaat kemudian beliau angkat kepalanya dan bertanya: "Siapakah ini?" Aku menjawab; "Aku Abu Qatadah" beliau bertanya: "Semenjak kapan engkau mengawasiku dalam perjalanan?" Aku menjawab; "Semenjak tadi malam, " Beliau bersabda: "Semoga Allah selalu menjagamu karena engkau menjaga nabi-Nya, " Kemudian beliau bertanya: "Apakah anda mengira kita tidak terlihat oleh orang lain?" kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah engkau melihat yang lain?" Aku menjawab; "Ini ada seorang pengendara, " aku berkata lagi; "Ini datang lagi seorang pengendara, " hingga kami berkumpul dan berjumlah tujuh pengendara." Abu Qatadah berkata; Rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencoba untuk menikung dari jalan sambil menyandarkan kepalanya, kemudian beliau berpesan: "Tolong jaga shalat kami!" Dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika sinar matahari nampak nyata di punggungnya. Abu Qatadah mengatakan; kami lalu bangun sambil terkejut. Beliau bersabda: "Naiklah kalian semua." Kami lalu meneruskan perjalanan sambil menaiki kendaraan kami, ketika matahari agak meninggi, beliau turun dan meminta bejana berisi sedikit air yang aku bawa untuk wudlu', Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun berwudlu' dengan wudlu' tidak seperti biasanya, namun airnya masih tersisa sedikit. Setelah itu beliau berpesan kepada Abu Qatadah: "Jagalah bejana wudlu'mu, sebab suatu saat bejanamu akan menjadi legenda!" Bilal lantas mengumandangkan adzan untuk shalat. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat dua rakaat, dan diteruskan dengan shalat subuh, beliau melakukan hal itu sebagaimana beliau melakukan di setiap harinya." Abu Qatadah melanjutkan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas berkendara dan kami pun berkendara bersamanya, ketika kami satu sama lain saling berbisik; "Apa kaffarat kami karena telah mengakhirkan shalat dari waktunya?" Beliau kemudian bersabda: "Bukanlah aku teladan bagi kalian?" kemudian beliau bersabda: "Tidaklah dikatakan mengakhirkan (meremehkan) shalat karena ketiduran, hanyasanya meremehkan (shalat) itu bagi orang yang tidak menunaikan shalat hingga tiba waktu shalat yang lain. Oleh kerena itu, siapa yang melakukan hal ini, hendaknya ia shalat ketika sadar. Dan hendaknya esok hari sebisa mungkin ia melakukan tepat pada waktunya." Kemudian Abdullah bertanya: "Menurutmu, apa yang di lakukan oleh para sahabat?" Abu Qatadah menjawab; "Setelah itu para sahabat kehilangan nabi mereka." Abu Bakr dan Umar lalu berseru; 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di belakang kalian, dan beliau tidak meninggalkan kalian!" Justeru sebagian sahabat mengatakan; "Tidak, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada di depan kalian." Sekiranya mereka menta'ati Abu Bakr dan Umar, mereka tidak akan tersesat. Abu Qatadah melanjutkan; "Maka kami dapat menyusul semua sahabat ketika terik matahari sangat panas dan segala-galanya menjadi panas, lalu mereka berkeluh; "Wahai Rasulullah, celaka kita kehausan." Beliau menjawab: "Tidak, kalian tidak akan celaka!" Beliau lalu bersabda: "Berikan wadah kecilku padaku!" kemudian beliau meminta bejana untuk berwudlu'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengucurkan air, sementara Abu Qatadah memberi minum para sahabat. Ketika para sahabat melihat air dikucurkan dari bejana, maka mereka berdesak-desakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Berbuat baiklah, sebab kalian semua akan minum hingga puas." Mereka akhirnya melakukan perintah beliau, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus mengucurkan air sedang Abu Qatadah membagi minuman kepada para sahabat hingga tidak tersisa selain aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucurkan sambil berujar kepadaku: "Silahkan kamu meminumnya." Aku menjawab; "Saya tidak akan minum hingga engkau minum wahai Rasulullah!." Beliau bersabda: "Yang memberi minum seharusnya yang terakhir kali minum." Abu Qatadah berkata; "Maka aku pun minum dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga minum." Abu Qatadah melanjutkan; "Kemudian para sahabat mendatangi air dan mereka merasa puas karena kenyang minum." Kata Abdullah bin Rabah; "Sungguh akan aku sampaikan hadits ini di masjid agung. Tiba-tiba Imran bin Hushain berkata; "Telitilah terlebih dahulu wahai anak muda, bagaimana engkau akan menyampaikannya, sebab aku adalah salah satu dari pengendara di malam itu." Abdullah bin Rabah berkata; "Aku bertanya; "Kalau begitu, anda lebih tahu tentang hadits ini." Imran bertanya; "Dari manakah asalmu?" Aku menjawab; "Dari Anshar." Imran berkata; "Baiklah, sampaikanlah hadits itu, sebab engkau lebih tahu dengan haditsmu." Abdullah berkata; "Setelah itu aku menyampaikan hadits itu kepada orang-orang." Imran berkata: "Aku menyaksikan peristiwa malam itu, dan tidak ada seorangpun yang lebih bisa mengingatnya, sebagaimana aku mengingatnya.(Shahih)
4 1100 Dan telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Said bin Sakhr Ad Darimi telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Abdul Majid, telah menceritakan kepada kami Salam bin Zarir Al 'Utharidi, katanya; aku mendengar Abu Raja' Al 'Utharidi dari Imran bin Hushain katanya; aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, hingga kami masuki malam kami. Menjelang subuh, kami singgah dalam perjalanan, rupanya kami tak kuasa menahan mata kami yang kelelahan (ketiduran) hingga matahari terbit." Imran melanjutkan; "Dan yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr. Dan kami tidak pernah membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari tidurnya hingga beliau bangun sendiri. Setelah itu Umar bangun, ia berdiri di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertakbir sambil mengeraskan suaranya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau melihat ternyata matahari telah terbit, beliau lalu bersabda: "Berangkatlah kalian." Maka beliau meneruskan perjalanan bersama kami, setelah matahari memutih, beliau singgah dan shalat subuh bersama kami. Ternyata ada seseorang yang mengisolir diri dari para sahabat. Ia tidak ikut shalat bersama kami. Selesai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada sahabat tersebut: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?" Dia menjawab; "Wahai Nabiyullah, aku tengah junub." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan supaya dia bertayammum dengan permukaan tanah. Setelah itu dia mengerjakan shalat. Kemudian beliau memrintahkanku supaya bersegera menaiki kendaraan guna mencari air. Ketika itu kami merasa kehausan. Saat kami tengah berjalan, tiba-tiba seorang wanita menjulurkan kedua kakinya diantara mizadah yaitu geriba air bersusun. Kami berkata kepada wanita itu; "Dimana ada air?" wanita itu menjawab; "Wah, wah, kalian tak punya air?" kami menjawab; "Berapa jarak antara keluargamu dan sumber mata air?" dia menjawab; "Perjalanan sehari-semalam." Kami berkata; "Pergilah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Dia menjawab; "Siapa itu Rasulullah?" Kami belum bias mengendalikan urusan wanita itu, hingga kami mengajaknya dan menghadapkannya ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bertanya kepada wanita itu, lalu wanita itu mengabarkan asal usulnya sebagaimana ia mengabarkan kepada kami. Dirinya mengebarkan kepada beliau bahwa ia adalah pengasuh beberapa anak yatim. Lantas beliau memerintahkan supaya unta pembawa air itu diderumkan. Dengan mulutnya, beliau lalu menyemprotkan air ke air yang dikucurkan dari dua geriba kulit bagian atas, kemudian beliau sebarkan ke unta pembawa air. Ketika itu kami bergegas untuk minum, ketika itu jumlah kami sebanyak empat puluh orang yang semuanya merasa kehausan, hingga kami pun puas, kami juga sempat memenuhi setiap geriba dan jerigen kami (dengan air tersebut), kami juga dapat memandikan teman kami. Hanya kami tidak memberi minum unta kami karena nyaris mau pecah. Maksud kami, air yang berasal dari dua mizadah. Kemudian beliau bersabda: "Kumpulkan bawaan yang kalian bawa!" Maka kami mengumpulkan bekal yang kami bawa sebagai hadiah untuk wanita itu, yaitu berupa kurma, tali, dan daging. Beliau lalu bersabda kepada wanita itu: "Pulanglah, dan pergunakanlah bekal ini untuk keluargamu, ketahuilah bahwa kami sama sekali tidak mengurangi sedikitpun air yang kamu bawa!" Ketika wanita itu menemui keluarganya, ia berkata; "Sungguh telah menemukan manusia paling penyihir di muka bumi, ataukah dia seorang nabi sebagaimana ia akui? Diantara kisahnya adalah demikian-demikian." Rupanya Allah memberikan hidayah kepada penghuni kampung lewat wanita itu, sehingga ia masuk Islam, dan mereka pun masuk Islam." Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali telah mengabarkan kepada kami An nadlr bin Syumail telah menceritakan kepada kami Auf bin Abu Jamilah Al A'rabi dari Abu Raja' Al 'Atharidi dari Imran bin Hushain, katanya; kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Suatu malam, kami menyusuri perjalanan hingga akhir malam, beberapa saat menjelang subuh, kami singgah. Dan tidak ada persinggahan (istirahat) bagi seorang musafir yang lebih enak daripada persinggahan (istirahat) ketika itu. Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang membangunkan kami selain sinar panas matahari." Lalu dia membawakan hadits itu sebagaimana hadits Salam bin Zarir dengan adanya tambahan dan pengurangan. Ia berkata dalam hadisnya; "Ketika Umar bin Khattab bangun, ia menemukan musibah yang menimpa para sahabatnya. Dia adalah sosok yang beliau berbadan besar dan kuat, dia langsung memekikkan takbir hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun karena suara takbirnya yang keras. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, para sahabat mengeluhkan kepada beliau perihal sesuatu yang telah mereka alami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya bersabda: "Tidak masalah, teruskanlah perjalanan kalian" lalu perawi mengisahkan hadits tersebut."(Shahih)
5 1101 Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Humaid dari Bakar bin Abdullah dari Abdullah bin Rabah dari Abu Qatadah katanya; Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan lalu singgah di waktu malamnya, maka beliau berbaring dengan bertumpu lambung kanannya, apabila beliau singgah di saat-saat sebelum subuh, maka beliau tegakkan hastanya searah badannya, kemudian beliau letakkan kepalanya diatas telapak tangannya."(Shahih)
6 1102 Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa lupa shalat, hendaklah ia tunaikan ketika ingat, tidak ada kaffarat atas shalatnya selain menunaikannya." Qatadah berkata; "Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku." Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Sa'id bin Manshur dan Qutaibah bin Said, semuanya dari Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun dia tidak menyebutkan; "Tak ada kaffarat atasnya selain itu."(Shahih)
7 1103 Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul A'la telah menceritakan kepada kami Said dari Qatadah dari Anas bin Malik katanya; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa lupa shalat atau ketiduran karenanya, maka kaffaratnya adalah menunaikannya disaat ingat."(Shahih)
8 1104 Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepadaku Ayahku telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna dari Qatadah dari Anas bin Malik katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang diantar kalian ketiduran dari (tidak mengerjakan) shalat, hendaknya ia mengerjakan ketika ingat, sebab Allah Ta'ala berfirman; Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."(Shahih)
9 1105 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya katanya; Aku menyetorkan hapalan kepada Malik dari Shalih bin Kisan dari 'Urwah bin Zubair dari 'Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, katanya; "Dahulu shalat diwajibkan dua rakaat-dua rakaat, baik ketika mukim maupun ketika safar, lantas dua rakaat tersebut ditetapkan untuk shalat ketika safar saja, sedangkan ketika mukim ditambah."(Shahih)
10 1106 Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir dan Harmalah bin Yahya keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnuu Wahb dari Yunus dari Ibnu Syihab, katanya; telah menceritakan kepadaku 'Urwah bin Zubair bahwa Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan; "Diawal mula, Allah menetapkan shalat ketika diwajibkan-Nya sebanyak dua rakaat, kemudian Allah sempurnakan (ditambah) ketika mukim, sedangkan shalat safar ditetapkan sesuai ketentuan pertama (dua rakaat)."(Shahih)
11 1107 Dan telah menceritakan kepadaku Ali bin Khasyram telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah dari Az Zuhri dari 'Urwah dari 'Aisyah, bahwa ketika pertama kali, shalat ditetapkan sebanyak dua rakaat, lantas dua rakaat ditetapkan untuk shalat safar, sedangkan ketika bermukim, shalat disempurnakan (ditambah)." Az Zuhri mengatakan; "Saya tanyakan kepada 'Urwah; "Lalu apa alasan 'Aisyah shalat secara sempurna (tidak diringkas) ketika safar?" Jawabnya; "Ia mempunyai kesimpulan sebagaimana kesimpulan Utsman."(Shahih)
12 1108 Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib dan Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim. Ishaq mengatakan; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lainnya mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abu Ammar dari Abdullah bin Babaihi dari Ya'la bin 'Umayyah, katanya; "Aku berkata kepada Umar bin Khattab mengenai ayat yang berbunyi Tak ada dosa atasmu meng-qashar shalat, jika kamu khawatir terhadap orang-orang kafir yang hendak memberi cobaan kepadamu." QS. Annisa'; 101, sementara manusia saat ini dalam kondisi aman (maksudnya tidak dalam kondisi perang)." Umar menjawab; "Sungguh aku juga pernah penasaran tentang ayat itu sebagaimana kamu penasaran, lalu aku tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang ayat tersebut, beliau lalu menjawab: "Itu (mengqashar shalat) adalah sedekah yang Allah berikan kepada kalian. Oleh karena itu, terimalah sedekah-Nya." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Juraij katanya; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abdullah bin Abu 'Ammar dari Abdullah bin Babaihi, dari Ya'la bin 'Umayyah katanya; Aku pernah bertanya kepada Umar bin Khatthab semisal hadis Ibnu Idris.(Shahih)
13 1109 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Sa'id bin Manshur dan Abu Rabi' dan Qutaibah bin Sa'id. Yahya mengatakan; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lainnya mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Bukair bin Al Akhnas dari Mujahid dari Ibnu Abbas, katanya; "Allah mewajibkan shalat melalui lisan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kalian, ketika mukim sebanyak empat raka'at, dan ketika safar sebanyak dua raka'at dan ketika kondisi ketakutan sebanyak satu rakaat."(Shahih)
14 1110 Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bukair bin Abu Syaibah dan 'Amru An Naqid semuanya dari Al Qasim bin Malik. 'Amru mengatakan; telah menceritakan kepada kami Qasim bin Malik Al Muzani telah menceritakan kepada kami Ayyub bin 'Aidz Ath Tha`i dari Bukair bin Al Akhnas dari Mujahid dari Ibnu Abbas, katanya; "Allah mewajibkan shalat melalui perantaran lisan Nabi kalian bagi seorang musafir sebanyak dua raka'at, sedang untuk orang yang bermukim sebanyak empat raka'at, dan ketika kondisi ketakutan (takut) sebanyak satu raka'at."(Shahih)
15 1111 Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhamad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah katanya; aku mendengar Qatadah menceritakan dari Musa bin Salamah Al Hudzali katanya; "Aku bertanya kepada Ibnu Abbas; "Bagaimana aku harus shalat, jika aku di Makkah yaitu bila aku tidak shalat bersama imam?" Ibnu Abbas menjawab; "Shalatlah dua rakaat, sebagai sunnah Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Minhal Adl Dlarir tentang hadits ini, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Arubah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ayahku, semuanya dari Qatadah dengan sanad seperti hadits di atas.(Shahih)
16 1112 Dan telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami 'Isa bin Hafsh bin 'Ashim bin 'Umar bin Khattab dari Ayahnya katanya; "Aku pernah menemani Ibnu 'Umar di suatu jalan di Makkah, Ayahh Isa bin 'Ashim berkata; "Dia lalu shalat zhuhur dua raka'at mengimami kami, setelah itu dia berjalan dan aku pun berjalan bersamanya hingga dia mendatangi barang-barang bawaannya. Lalu dia duduk dan aku duduk bersamanya, kemudian dia menoleh ke tempat yang sebelumnya beliau pergunakan untuk shalat. Dia melihat orang-orang berdiri, dia bertanya; "Apa yang sedang mereka lakukan?" Aku menjawab; "Mereka tengah melakukan shalat sunnah!" Ibnu Umar berkata; "Sekiranya aku melakukan shalat sunnah, niscaya aku akan menyempurnakan shalatku (maksudnya tidak diqashar -pent) wahai anak saudaraku, aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam safar, beliau tidak menambah lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, dan aku juga pernah menemani Abu Bakar, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, aku juga pernah menemani Umar bin Khattab, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, kemudian aku menemani Utsman bin Affan, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, sedangkan Allah berfirman; Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladanan yang baik bagimu." QS. Ahzab 21.(Shahih)
17 1113 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Zurai' dari Umar bin Muhammad dari Hafs bin 'Ashim katanya; "Aku pernah sakit keras sehingga Ibnu Umar datang mengunjungiku." Hafsh bin 'Ashim berkata; "Aku lalu bertanya kepada beliau tentang shalat sunnah ketika safar." Ibnu Umar menjawab; "Aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika safar, namun aku tidak pernah melihat beliau melakukan shalat sunnah. Sekiranya aku melakukan shalat sunnah, niscaya aku akan menyempurnakan shalatku, karena Allah Ta'ala berfirman; Sungguh pada diri Rasulullah terdapat keteladanan yang baik bagimu." QS. Ahzab; 21.(Shahih)
18 1114 Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Hisyam dan Abu Rabi' Az Zahrani dan Qutaibah bin Sa'id kata mereka, telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Zaid, (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Ya'kub bin Ibrahim keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ismail keduanya dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur di Madinah sebanyak empat rakaat dan shalat Ashar di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat.(Shahih)
19 1115 Telah menceritakan kepada kami Said bin Manshur telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Munkadir dan Ibrahim bin Maisarah keduanya mendengar Anas bin Malik mengatakan; "Aku pernah shalat Zhuhur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah sebanyak empat rakaat, dan aku juga shalat Ashar bersama beliau di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat."(Shahih)
20 1116 Dan telah menceritakan kepada kami Abu bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Basyar keduanya dari Ghundar. Abu Bakr mengatakan; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far yatiu Ghundar dari Syu'bah dari Yahya bin Zaid Al Huna'i, katanya; "Aku pernah bertanya kepada Anas bin Malik tentang mengqashar shalat. Dia menjawab; "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar sejauh tiga mil, atau tiga farsakh -syu'bah ragu- maka beliau melakukan shalat dua rakaat."(Shahih)
21 1117 Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Basyar semuanya dari Ibnu Mahdi. Zuhair mengatakan; telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Yazid bin Khumair dari Habib bin 'Ubaid dari Jubair bin Unfair katanya; "Aku pernah berangkat bersama Syurahbil bin Samth ke suatu perkampungan sejauh tujuh belas atau delapan belas mil, lalu dia shalat dua rakaat. Aku lantas bertanya kepadanya mengenai hal itu, dia menjawab; "Aku pernah melihat Umar, dia shalat dua raka'at di Dzul Hulaifah, lalu aku tanyakan kedua rakaat itu, Umar menjawab; "Hanyasanya aku melakukan sebagaimana aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukannya." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan isnad ini, Jubair mengatakan dari Ibnu Samth dan tidak menyebutkan nama Syurahbil, dia berkata; "Ia pernah mendatangi suatu lokasi yang bernama Dumin, yaitu suatu kawasan di Hims, yang berjarak delapan belas mil."(Shahih)
22 1118 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Yahya bin Abu Ishaq dari Anas bin Malik, katanya; "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Madinah ke Makkah, lalu beliau shalat dua rakaat-dua rakaat hingga beliau kembali pulang. Aku bertanya; "Berapa lama beliau bermukim di Makkah?" Dia menjawab; "Sepuluh hari." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah, semuanya dari Yahya bin Abu Ishaq dia berkata; "Aku mendengar Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana hadits Husyaim. Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Muadz telah menceritakan kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata; telah menceritakan kepadaku, Yahya bin Abu Ishaq berkata; saya telah mendengar Anas bin Malik mengatakan; "Kami berangkat dari Madinah untuk melaksanakan haji, kemudian ia menyebutkan hadits seperti di atas. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, telah menceritakan kepada kami ayahku (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah semuanya dari Ats Tsauri dari Yahya bin Abu Ishaq dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas, namun ia tidak menyebutkan haji.(Shahih)