Daftar Hadits riwayat Muslim


Kitab : JIHAD DAN EKSPEDISI
Bab : Perjanjian Hudaibiyah
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 3335 Telah menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Mua'd Al 'Anbari telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dia berkata; aku mendengar Al Barra bin 'Azzib berkata, "Ali bin Abu Thalib pernah menuliskan perjanjian damai antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan orang-orang Musyrik (Makkah) ketika perjanjian Hudaibiyyah. Ali menuliskan, "Ini adalah perjanjian yang ditulis oleh Muhammad Rasulullah." Lantas mereka berkata, "Jikalau kami tahu bahwa kamu adalah Rasulullah, tentu kami tidak akan memerangimu." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Hapus kata-kata itu (tulisan 'Rasulullah')." Ali menjawab, "Aku tidak mau menghapusnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menghapusnya dengan tangannya sendiri." Al Barra` berkata, "Isi perjanjian itu antara lain menetapkan bahwa kaum Muslimin boleh masuk dan tinggal di kota Makkah selama tiga hari. Tidak boleh membawa senjata kecuali diletakkan dalam sarungnya." Aku bertanya kepada Abu Ishaq, "Apa yang dimaksud dengan sarung pedang?" dia menjawab, "Yaitu sarung pedang dan sesuatu yang ada di dalamnya." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dia berkata; aku mendengar Al Barra` bin 'Azib berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengadakan perjanjian Hudaibiyyah, lantas Ali menulis suatu catatan di anatara mereka." Al Barra` berkata, "Lalu dia menulis; Muhammad Rasulullah...kemudian dia menyebutkan seperti hadits Mu'adz, namun dalam haditsnya dia tidak menyebutkan, "Ini adalah perjanjian yang ditulis olehnya."(Shahih)
2 3336 Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Hamzhali dan Ahmad bin Janab Al Mishishi semuanya dari Isa bin Yunus sedangkan lafadznya dari Ishaq, telah mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus telah mengabarkan kepada kami Zakaria dari Abu Ishaq dari Al Barra` dia berkata, "Ketika nabi shallallahu 'alaihi wasallam dilarang melaksanakn Haji, maka penduduk Makkah mengadakan perjanjian damai yaitu; supaya beliau masuk dan bermukim hanya tiga hari, tidak masuk (Makkah) melainkan dengan pedang yang masih diletakkan dalam sarungnya, setiap orang dari kaumnya tidak boleh keluar bersama beliau, namun sebaliknya mereka membolehkan sahabat beliau yang hendak ikut bersama mereka (tinggal di Makkah). Lantas beliau bersabda kepada Ali: "Tulislah syarat antara kami dengan mereka dengan Bismillahirrahmanirrahim, ini adalah hasil keputusan yang ditetapkan oleh Muhammad Rasulullah." Maka orang-orang Musyrik berkata kepada beliau, "Sekiranya kami mengetahui kalau kamu adalah Rasulullah, niscaya kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah Muhammad bin Abdullah." Lalu beliau menyuruh Ali supaya menghapusnya, namun Ali berkata, "Demi Allah, aku tidak akan menghapusnya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Beritahukanlah kepadaku tempat yang kamu tulis tadi." Maka Ali memberitahukan kepada beliau tempatnya, lalu beliau sendiri yang menghapusnya, dan diganti dengan Ibnu Abdullah. Beliau tinggal selama tiga hari, tatkala hari yang ke tiga, mereka (orang-orang Quraisy) berkata kepada Ali, "Ini adalah hari terakhir sebagaimana dalam syarat yang dibuat oleh saudaramu, maka suruhlah dia keluar (dari Makkah)." Lantas Ali memberitahukan kepada belau, akhirnya beliau keluar (dari Makkah)." Dan dalam riwayat Ibnu Janab disebutkan, "Niscaya kami akan mengikutimu dan berbaiat kepadamu."(Shahih)
3 3337 Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa orang-orang Quraisy pernah mengadakan perjanjian damai dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan dikalangan mereka terdapat Suhail bin 'Amru. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Tulsilah Bismillahirrahmanirrahim." Suhail berkata, "Aku tidak tahu apa itu Bismillahirrahmanirrahim, akan tetapi tulislah sebagaimana yang kami ketahui yaitu, 'Bismikallahumma'." Beliau bersabda: "Tulislah dari Muhammad Rasulullah." Mereka berkata, "Sekiranya kami mengetahui bahwa kamu adalah Rasulullah, sungguh kami akan mengikutimu, akan tetapi tulislah namamu dan nama ayahmu." Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tulislah dari Muhammad bin Abdullah." Kemudian mereka mengajukan persyaratan-persyaratan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, di antaranya ialah, bahwa setiap orang yang datang dari pihak kalian, maka kami tidak akan mengembalikannya kepada kalian, namun jika pihak kami ada yang datang kepada kalian, maka kalian harus mengembalikannya kepada kami." Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita harus menulis persyaratan tersebut?" beliau menjawab: "Ya, sebab orang-orang kita yang pergi kepada mereka, maka Allah akan menjauhkannya (dari rahmat-Nya), namun jika dari pihak mereka datang kepada kita, mudah-mudahan Allah memberikan jalan keluar."(Shahih)
4 3338 Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair sedangkan lafadznya saling berdekatan, telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Siyah telah menceritakan kepada kami Habib bin Abu Tsabit dari Abu Wa'il dia berkata, " Sahal bin Hunaif pernah berdiri ketika terjadi perang Shifin, dia berseru, "Wahai manusia, koreksilah diri kalian masing- masing. Ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah, kami bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Seandainya waktu itu kami melihat adanya pembunuhan, pasti kami telah berperang. Hal ini terjadi ketika terjadi perjanjian damai antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan orang-orang Musyrik. Maka umar bin Khatthab datang menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan?" beliau bersabda: "Ya." Dia berkata, "Bukankah jika kita terbunuh akan masuk surga? sedangkan jika mereka terbunuh, mereka akan masuk neraka?" beliau menjawab: "Ya benar." Umar bertanya, "Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, dan pulang begitu saja? Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dengan mereka?" Beliau menjawab: "Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya aku adalah Rasulullah, dan sekali-kali Allah tidak akan menyia- nyiakan aku selama-lamanya." Abu Wa'il berkata, "Umar lalu pergi dalam keadaan tidak puas, bahkan terlihat marah. Lalu dia mendatangi Abu Bakar seraya berkata, "Wahai Abu Bakar, bukankah kita di atas yang hak dan mereka dalam kebathilan." Dia menjawab, "Ya, benar." Umar bertanya, "Tidakkah jika kita terbunuh, maka kita akan masuk surga, sedangkan jika mereka yang terbunuh, maka mereka akan masuk neraka?" Abu Bakar menjawab, "Ya, benar." Umar bertanya lagi, "Mengapakah kita harus mengalah mengenai agama kita, dan pulang begitu saja? Padahal Allah belum memberikan keputusan apa-apa antara kita dengan mereka?" Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya beliau adalah Rasulullah, dan sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan beliau selama- lamanya." Suhail berkata, "Maka turunlah ayat Al Qur'an kepada Rasulullah, yaitu surat Al Fath. Maka beliau menyuruh seseorang untuk membacakan kepada Umar, lantas dia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu yang dimaksud dengan kemenangan?" beliau bersabda: "Ya, benar." Barulah dia bertaubat dan kembali."(Shahih)
5 3339 Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al 'Ala dan Muhammad bin Abdullah bin Numair keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Syaqiq dia berkata; aku mendengar Sahal bin Hunaif berkata ketika di Shifin, "Wahai para manusia, koreksilah diri kalian masing-masing, demi Allah, aku telah mengalami sendiri ketika peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh aku akan menolaknya (untuk tidak berperang). Demi Allah, ketika itu kami tidak melakukan peperangan sedikitpun, melainkan Allah memudahkan urusan kami, sangat berbeda dengan peristiwa kalian saat ini!" Ibnu Numair tidak menyebutkan, "Hingga suatu perkara yang mengkhawatirkan." Dan telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq semuanya dari Jarir. Dan telah diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Abu Sa'id Al Asyaj telah menceritakan kepada kami Waki' keduanya dari Al A'masy dengan isnad in, dan dalam hadits keduanya di sebutkan, "Sampai kepada peristiwa yang menagerikan."(Shahih)
6 3340 Dan telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Malik bin Mighwal dari Abu Hashin dari Abu Wa`il dia berkata; aku mendengar Sahl bin Hunaif berkata ketika di Shifin, "Perhatikanlah diri kalian, niscaya kalian akan mengetahui perkara agama kalian, sungguh aku pernah melihat peristiwa Abu Jandal, sekiranya aku mampu menolak perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, niscaya kami tidak akan diberi jalan keluar dalam permusuhan tersebut, melainkan permusuhan tersebut senantiasa masih ada."(Shahih)
7 3341 Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahzhami telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah bahwa Anas bin Malik telah menceritakan kepada mereka, dia berkata, "Ketika turun ayat: '(Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberikan ampunan kepadamu terhadap dosamu -hingga firmanNya- dengan pertolongan yang kuat (banyak).' (Qs. Al Fath: 1-3), ketika itu mereka baru pulang dari Hudaibiyyah dengan diliputi perasaan jengkel dan kesal, padahal mereka telah menyembelih binatang kurban. Maka beliau bersabda: "Sungguh telah turun kepadaku suatu ayat yang lebih aku cintai daripada dunia dan isinya." Dan telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin An Nadlr At Taimi telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dia berkata; aku mendengar ayahku telah menceritakan kepada kami Qatadah dia berkata; aku pernah mendengar Anas bin Malik. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Hammam (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Abd bin Humaid telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban semuanya dari Qatadah dari Anas sebagaimana hadits Ibnu Abu 'Arubah."(Shahih)