Daftar Hadits riwayat Muslim


Kitab : JIHAD DAN EKSPEDISI
Bab : Wanita yang ikut berperang diberi imbalan, bukan ghanimah
[Kembali]

No No Hadits Isi
1 3377 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Sulaiman -yaitu Ibnu Bilal- dari Ja'far bin Muhammad dari ayahnya dari Yazid bin Hurmuz bahwa Najdah pernah menulis surat kepada Ibnu Abbas dan menanyakan mengenai lima masalah. Ibnu Abbas berkata, "Kalaulah aku tidak khawatir akan dianggap menyembunyikan ilmu, maka tidak akan kubalas suratnya." (surat 'Abdah -red): "Amma Ba'd, tolonglah kabarkan kepadaku, adakah kaum wanita yang pergi berperang bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Apakah mereka juga diberi ghanimah? Apakah beliau membunuh anak-anak? Kapankah seorang anak tidak lagi dikatakan yatim? Dan untuk siapakah diberikan seperlima pembagian harta ghanimah?" Ibnu Abbas membalas suratnya: "Anda menanyakan kepadaku, apakah para wanita ikut berperang bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Betul, beliau pergi berperang bersama dengan para wanita. Mereka bertugas mengobati pasukan yang terluka, dan mereka diberi harta ghanimah ala kadarnya, tetapi mereka tidak diberi jumlah tertentu. Dan sesungguhnya beliau tidak pernah membunuh anak-anak, oleh karena itu, tahanlah kalian dari membunuh anak-anak. Kamu menanyakan kepadaku, mengenai kapan masa habisnya keyatiman anak yatim? Demi Dzat yang memanjangkan umurku, ada orang yang telah tumbuh jenggotnya, namun dia masih lemah mengurus dirinya, lemah mengambil dirinya sendiri atau memberi kepada dirinya sendiri. Maka apabila dia sudah sanggup mengurus dirinya sendiri, mengambil apa yang baik bagi dirinya seperti halnya orang lain. Maka ketika itu dia habis masa keyatimannya. Dan anda menanyakan pula tentang untuk siapa seperlima harta ghanimah tersebut?, sesungguhnya kami pernah mengatakan, itu untuk kami (Bani Hasyim), namun keluarga kami keberatan atas kami." Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim keduanya dari Hatim bin Isma'il dari Ja'far bin Muhammad dari ayahnya dari Yazid bin Hurmuz bahwa Najdah pernah menulis surat kepada Ibnu Abbas untuk menanyakan mengenai hal itu sebagaimana hadits Sulaiman bin Bilal, namun dalam hadits Hatim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah membunuh anak-anak, oleh karena itu janganlah kamu membunuh anak-anak, kecuali jika kamu mengetahui seorang anak tersebut ikut dalam berperang." Dan Ishaq menyebutkan dalam haditsnya dari Hatim, bahwa 'Kamu dapat membedakan antara yang mukmin, kemudian kamu bunuh yang kafir dan tinggalkanlah yang mukmin'."(Shahih)
2 3378 Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Isma'il bin Umayyah dari Sa'id Al Maqbiri dari Yazid bin Hurmuz dia berkata, "Najdah bin 'Amir pernah menulis surat kepada Ibnu Abbas, dia bertanya mengenai seorang budak dan seorang wanita yang ikut serta dalam peperangan, apakah keduanya diberi bagian khsusus? Dan mengenai membunuh anak-anak, masa habis keyatiman seorang anak yatim dan mengenai dzawil qurba, siapakah mereka itu?" maka Ibnu Abbas berkata kepada Yazid, "Balaslah suratnya, sekiranya aku tidak khawatir ia mengiraku berpura-pura bodoh, niscaya aku tidak akan membalas suratnya, tulislah; 'Sesungguhnya kamu bertanya kepadaku mengenai seorang wanita dan budak yang ikut mengumpulkan ghanimah, apakah dia mendapatkan bagian yang khusus? Dia tidak mendapatkan bagian tertentu melainkan ia diberi sebatas ala kadarnya. Dan bertanya mengenai membunuh anak-anak, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membunuh anak-anak, oleh karena itu, janganlah kamu membunuh anak-anak, kecuali sebagaimana yang telah kamu ketahui apa yang diperbuat oleh sahabatnya Musa -(Khidzir -red) yang telah membunuh seorang anak. Dan kamu menulis surat untuk bertanya kepadaku mengenai batasan anak yatim, kapankah terputus keyatimannya? Bahwa keyatiman belum terputus dari seorang anak yatim hingga dia baligh dan matang kecerdasannya (sanggup menurus dirinya sendiri). Kamu menulis surat untuk bertanya kepadaku mengenai dzawil qurba, siapakah sebenarnya mereka? aku kira bahwa aku termasuk dari mereka, namun kaumku keberatan atas kami." Dan telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Bisyr Al 'Abdi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Umayyah dari Sa'id bin Abu Sa'id dari Yazid bin Hurmuz dia berkata, "Najdah pernah menulis surat kepada Ibnu Abbas... kemudian dia melanjutkan hadits tersebut seperti hadits di atas." Abu Ihsaq berkata; telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Sufyan dengan hadits yang sangat panjang ini."(Shahih)
3 3379 Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Wahb bin Jarir bin Hazim telah menceritakan kepadaku ayahku dia berkata; aku mendengar Qias menceritakan dari Yazid bin Hurmuz. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim sedangkan lafadznya dari dia, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim telah menceritakan kepadaku Qais bin Sa'd dari Yazid bin Hurmuz dia berkata, "Najdah bin 'Amir pernah mengirim surat kepada Ibnu Abbas." Yazid bin Hurmuz berkata, "Aku menyaksikan Ibnu Abbas ketika dia membaca suratnya dan ketika dia membalas suratnya, Ibnu Abbas berkata, "Demi Allah, sekiranya aku tidak khawatir dia akan memandang jelek aku, niscaya aku tidak akan membalas suratnya dan juga memuliakannya." Yazid berkata, "Lantas Ibnu Abbas membalas suratnya, "Sesungguhnya kamu telah menanyakan mengenai bagian Dzawil Qurba sebagaimana yang telah disebutkan Allah, siapakah sebenarnya mereka? Sesungguhnya kami berpendapat bahwa kerabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah kami, namun kaum kami keberatan atas kami. Kamu bertanya mengenai kapankah terputusnya keyatiman? Sesungguhnya terputusnya keyatiman adalah jika seseorang itu telah menikah dan telah matang kecerdasannya (dapat mengurus diri -red), dan dapat mempergunakan hartanya dengan semestinya, maka keyatiman telah terputus darinya. Dan kamu bertanya mengenai apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membunuh anak-anak orang Musyrik? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sama sekali membunuh anak-anak mereka, oleh karena itu janganlah kamu membunuh anak-anak melainkan jika kamu mengetahui dari mereka sebagaimana yang diketahui oleh Khidzir yang membunuh seorang anak kecil. Kamu bertanya mengenai seorang budak dan wanita, apakah keduanya dapat bagian tertentu jika keduanya ikut serta perang? Sesungguhnya mereka tidak mendapatkan bagian tertentu melainkan ia mendapatkan bagian ala kadarnya dari harta ghanimah." Dan telah menceritakan kepadaku Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Za`idah telah menceritakan kepada kami Sulaiman, Al A'masy dari Al Mukhtar bin Shaifi dari Yazid bin Hurmuz dia berkata, "Najdah pernah mengirim surat kepada Ibnu Abbas...kemudian dia menyebutkan sebagian hadits, namun tidak sampai sempurna, sebagaimana sempurnanya hadits yang telah kami sebutkan dari hadits mereka."(Shahih)
4 3380 Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdurrahim bin Sulaiman dari Hisyam dari Hafshah binti Sirin dari Ummu 'Athiyah Al Anshariyah dia berkata, "Aku pernah ikut berperang bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak tujuh kali peperangan, aku tinggal di perkemahan mereka, memasak makanan untuk mereka, mengobati yang luka dan merawat orang-orang yang sakit." Dan telah menceritakan kepada kami 'Amru An Naqid telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Hasan dengan isnad seperti ini."(Shahih)